Mohon tunggu...
Muhammad Aqshal
Muhammad Aqshal Mohon Tunggu... Mahasiswa - Pengembara

Kita tak bisa bebas tanpa cinta. Kenalilah dirimu dan penciptamu, jangan beri penilaian buruk terhadap manusia lain.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Cinta dan Mencintai, Apa Bedanya?

19 November 2022   19:51 Diperbarui: 19 November 2022   20:07 257
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Setengah mati kamu membanting tulang mencari nafkah untuk keluargamu. Maka, Mulia sudah di hadapan Tuhanmu. Jadi kenapa kamu datang kepadaNya?

Yang ada hanya cinta.

Seseorang bilang bahwa mereka mencari dan menunggu solusi atas masalah-masalah. Mu’min sudah kamu itu. Hamba Tuhan yang memperjuangkan keamanan. Keamanan dirinya dan keluarganya dari segala problematika. Dan kelak kamu perjuangkan juga keamanan masyarakat dan bangsamu, keamanan dari kemiskinan, keamanan dari batas kemerdekaan di hadapan Tuhan.

Tapi kenapa kamu datang kepadaku? Yang tergeletak di meja tamuku tidak hanya cinta, tetapi lebih 'imajinier' dan bikin pecah kepala, adalah cinta sejati.

Tentu saja itu terlalu muluk. Kamu mendambakan penyelesaian praktis, aku hanya mampu siapkan siksaan.

Itupun problematis. Kalau kamu sebut ‘cinta’ saja, itu sudah terlalu dipersempit, disalahsangkakan, terlalu dipasti-pastikan atau sebaliknya ia terlampau dimitologisasikan, didramatisirkan, berujung di perkawinan tahayul, campur aduk LGBT.

Sedemikian rupa sehingga kalau kamu coba mengkritisinya, mengevaluasinya, mengukur jarak antara denotasi dengan konotasinya, hasilnya tidak lain kecuali menambah pembiasannya, bahkan melahirkan kemungkinan-kemungkinan salah paham baru, yang memecah belah hati antara manusia.

Sementara ketika setengah terpaksa aku pakai istilah yang agak mewah, yakni cinta sejati, aku yakin bahwa kamu akan menemukan ia lebih memerdekakan penafsiran dan penghayatan.

Daripada kamu menggenggam dunia tanpa cakrawala, Suatu saat kamu akan tahu bahwa yang lebih nyata adalah meraih cakrawala meskipun tidak mendapat dunia.

Akal yang minimalis juga mengerti atau sekurang-kurangnya memiliki naluri untuk peka bahwa sudah pasti dunia ini akan meninggalkan kita dan kamu sendiri pasti meninggalkannya. Untuk pergi, kembali atau pindah ke mana?

Ke suatu wilayah yang sementara kita sebut, ialah cakrawala.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun