Mohon tunggu...
Muhamad Aqil Maulana
Muhamad Aqil Maulana Mohon Tunggu... Freelancer - Content Writer

Terimakasih sudah mampir dan selamat membaca ^_^

Selanjutnya

Tutup

Love Pilihan

Sangat Romantis! Kisah Cinta dalam Diam antara Ali dan Fathimah

20 Februari 2023   07:00 Diperbarui: 20 Februari 2023   07:01 238
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Mencintai seseorang itu merupakan hal yang sangat indah. Mencintai itu tidak butuh balasan. Namun, kesempurnaan cinta itu di saat kita memiliki orang yang kita cinta.

Kita mungkin pernah mendengar tentang cinta dalam diam. Ali bin Abi Thalib dan Fathimah binti Rasulullah adalah dua insan yang saling cinta. Namun, keduanya saling memendam rasa.

Sayyidina Ali sangat Cinta dengan Fathimah

Ali bin Abi Thalib sangat mencintai Fathimah, begitu pun juga sebaliknya. Namun, tidak ada kontak sosial yang mereka lakukan sebelum halal. Mereka hanya saling mengirim doa dan membiarkan Allah yang menentukan takdir mereka.

Fathimah dilamar oleh Umar dan Abu Bakar

Kecantikan Fathimah sudah sangat tidak diragukan lagi. Selain parasnya yang cantik, akhlaknya pun sangat patut dicontoh. Ia adalah wanita yang dimuliakan di langit dan di bumi. Siapa yang tidak tertarik dengannya?

Umar dan Abu Bakar pun sangat tertarik dan ingin menjadikannya sebagai istrinya. Mengetahui hal ini, Ali pun merasa akan kalah saingan dan sudah mengikhlaskan saja jika Fathimah dinikahi oleh salah satu mereka.

Tibalah saatnya Abu Bakar melamar Fathimah. Hal ini membuat hati Ali terasa sakit. Namun, apalah daya. Ia pun sudah ikhlas. Namun, hasilnya adalah Abu Bakar ditolak dan tidak jadi mempersunting Fathimah. Ali pun kembali senang kembali.

Setelah Abu Bakar, datanglah Umar untuk melamar Fathimah. Ali pun mulai membanding-bandingkan dirinya dengan Umar. Umar, seseorang yang tegas membedakan yang baik dan buruk datang melamar anaknya rasul.

Haslinya pun sama seperti Abu Bakar. Umar ditolak. Hal ini juga membuat hati Ali menjadi sangat senang. Namun di sisi lain, Ali juga merasa minder.

Ali dilema apakah dapat menikahi anaknya rasul

Melihat kedua orang sahabat yang sangat dekat dengan nabi saja ditolak. Ia pun mulai merasa minder soal lamarannya. Namun, Ali masih tetap memendam dan tidak bercerita kepada siapa pun soal perasaannya.

Abu Bakar dan Umar berinisiatif untuk menyemangati Ali. Mereka berpirasat bahwa lamaran Ali akan diterima oleh rasulullah.

Ali melamar Fathimah

Setelah disemangati oleh para sahabatnya, Ali memberanikan diri untuk datang kepada rasul dan melamar anaknya rasulullah.

Ketika datng dan setelah menyatakan cintanya kepada rasul, rasul menjawab, "Marhaban". Ali pun bingung bercampur takut soal apa yang dikatakan oleh rasul.

Para sahabatnya pun penasaran soal bagaimana hasilnya. Ali berkata bahwa rasul hanya menjawab "Marhaban". Kedua sahabatnya pun mengatakan bahwa itu artinya rasul menerima Ali sebagai menantunya.

Ali diperintahkan untuk mencari mahar semampunya dan menikah dengan Fathimah.

Romantisnya Ali dan Fathimah

Setelah menikah, mereka duduk berdua di kamar. Ali berkata, "Wahai Fathimah! Sebelum aku menikah denganmu, ada seorang wanita yang sangat aku cinta dan kau adalah orang pertama yang tahu soal ini."

"Siapa itu wahai suamiku?" Tanya Fathimah penasaran bercampur cemburu karena bicara soal wanita.

"Itu adalah dirimu wahai istriku" Jawabnya. Rasa cemburu yang ada pada Fathimah pun seketika berubah menjadi rasa cinta.

Fathimah juga menanyakan hal yang serupa kepada Ali, "Begitu pun dengan diriku wahai Suamiku! Sebelum menikah denganmu, ada seorang pria yang sangat membuatku jatuh cinta".

"Siapa itu wahai istriku?" Jawab Ali bin Abi Thalib.

"Ia adalah orang yang menjadi suamiku saat ini. Dialah orang yang sangat aku cinta." Jawabnya***

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Love Selengkapnya
Lihat Love Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun