Nama asli Candi Srigading adalah Manggis (Mamanggisan), dan prasasti-prasasti terdekat, seperti Linggasutani, Walandit, Adanadan, dan Katindian 1 & 2, menambah dimensi sejarah tempat ini. Prasasti-prasasti ini menggambarkan pentingnya kawasan ini dalam konteks budaya dan spiritual Mataram Kuno, di mana pendarmaan raja yang dikuburkan di sini menandakan posisi candi dalam hierarki kekuasaan dan keagamaan.
Candi Srigading juga memiliki relevansi dengan sejarah Kanjuruhan, yang menjadi tempat istimewa dalam konteks peradaban kuno di Jawa Timur. Setiap prasasti yang ditemukan di Malang memberikan gambaran mendalam tentang pendidikan dan kebudayaan yang berkembang di kawasan tersebut.
Selain itu, Candi Srigading menjadi saksi bisu dari berbagai peristiwa sejarah, termasuk usaha pencurian yang beberapa kali terjadi, namun artefak-artefak penting tersebut selalu berhasil dikembalikan. Hal ini mencerminkan nilai spiritual dan budaya yang sangat dihargai oleh masyarakat lokal.
Dengan segala keunikan dan warisan yang dimilikinya, Candi Srigading berpotensi menjadi salah satu destinasi wisata budaya yang menarik di Indonesia. Diharapkan, penelitian dan penggalian yang berkelanjutan dapat mengungkap lebih banyak informasi tentang sejarah dan fungsi candi ini di masa lalu, sekaligus memperkuat posisi Candi Srigading dalam konteks sejarah dan budaya Indonesia. Melalui pemahaman yang lebih dalam, masyarakat bisa lebih menghargai dan melestarikan warisan budaya yang berharga ini.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H