Mohon tunggu...
kkm51Askaraharsa
kkm51Askaraharsa Mohon Tunggu... Lainnya - Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim Malang

KKM 51 UIN Malang - Srigading, Lawang. Desa Srigading, Kec. Lawang, Kab. Malang. 19 Desember 2024 - 30 Januari 2025 Bapak Dr. Hj. Ahmad Sholeh, M.Ag 087760346463(Annas)

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Penemuan dan Keunikan Candi Srigading : Pusat Pemujaan Dewa Brahma di Lawang

1 Januari 2025   23:03 Diperbarui: 1 Januari 2025   23:03 28
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
(Foto Candi 1(Sumber : Dok. Pribadi))

 

Malang, 1 Januari 2025 — Candi Srigading, yang terletak di wilayah Malang, Jawa Timur, semakin menarik perhatian para arkeolog dan pencinta sejarah. Dikenal sebagai satu-satunya candi pemujaan untuk Dewa Brahma di Jawa, candi ini memiliki banyak keunikan dan penemuan yang mencolok, mencerminkan pentingnya sejarah Mataram Kuno.

Keunikan Arsitektur dan Artefak

Salah satu ciri khas Candi Srigading adalah bentuknya yang tidak lurus dan agak nyerong, menjadikannya berbeda dari candi-candi lainnya. Penelitian lebih lanjut menunjukkan bahwa candi ini dibangun sebagai tempat pemujaan, terbukti dari sejumlah prasasti yang ditemukan di sekitarnya. Prasasti-prasasti tersebut, yang sebagian besar berhubungan dengan Dewa Siwa, mengungkapkan warisan pendidikan dan kebudayaan yang kaya di kawasan Malang.

Candi ini juga memiliki sejarah yang kaya, dengan penemuan berbagai artefak berharga, termasuk arca, emas, dan potongan kepala angsa, yang merupakan tunggangan Dewa Brahma. Penggalian terbaru juga menemukan lima elemen besi yang diyakini memiliki makna ritual. Di lokasi ini, ditemukan pula kulkul, tempat kentongan yang tidak dijumpai di Bali, menambah keunikan Candi Srigading sebagai tempat suci Brahma. Keberadaan sumuran yang berbentuk L untuk menampung lima elemen juga menjadi daya tarik tersendiri, berbeda dengan candi lainnya yang biasanya berbentuk persegi.

Masyarakat setempat menunjukkan rasa hormat yang tinggi terhadap candi ini, dengan melarang pengambilan artefak. Bahkan, bata kecil yang diambil dari lokasi diharuskan dikembalikan dalam waktu tiga hari, menunjukkan kesadaran akan pentingnya menjaga situs bersejarah ini.

Kata-Kata Juru Kunci dan Pengunjung

Juru kunci Candi Srigading, Bapak Rahmat, berbagi pandangannya saat menerima rombongan Kegiatan Kuliah Mandiri (KKM) yang berkunjung: “Candi ini bukan hanya situs sejarah, tetapi juga tempat suci yang harus kita jaga. Setiap batu di sini memiliki cerita dan makna yang dalam. Kami berharap generasi muda dapat menghargai dan melestarikan warisan ini.”

Salah satu anggota KKM, Aini, mengungkapkan, “Kunjungan ini sangat membuka wawasan kami tentang sejarah dan budaya Jawa. Melihat langsung artefak dan mendengarkan penjelasan dari juru kunci membuat kami semakin mengerti betapa pentingnya melestarikan candi ini.”

Teman-teman KKM lainnya juga merasakan pengalaman yang mendalam. Mujib juga menambahkan, “Kami merasa terhubung dengan sejarah bangsa. Candi Srigading adalah simbol dari kekayaan budaya yang harus kita banggakan.”

Signifikansi Sejarah dan Budaya

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun