Mohon tunggu...
Muhammad Angga Nur Setiawan
Muhammad Angga Nur Setiawan Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Universitas Brawijaya

Mahasiswa biasa yang suka dengan kopi

Selanjutnya

Tutup

Healthy

Dinamika Sosial dan Psikologis Orang Dengan HIV/AIDS (ODHA) di Tempat Kerja: Tantangan dan Solusi

10 Desember 2024   00:43 Diperbarui: 10 Desember 2024   00:43 85
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kesehatan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Schantalao

Di samping edukasi, perusahaan perlu mengadopsi kebijakan kerja yang inklusif untuk mendukung ODHA. Kebijakan ini dapat mencakup hak cuti khusus untuk perawatan kesehatan, perlindungan data pribadi, dan fasilitas kesehatan yang memadai. Hak privasi harus dijamin, mengingat kerahasiaan kondisi kesehatan adalah hal mendasar bagi ODHA (Halimawan dkk., 2020).Selain itu, Konseling individu atau kelompok dapat membantu mereka mengatasi stres dan tekanan mental akibat stigma. Dukungan ini sangat penting untuk membantu ODHA merasa lebih percaya diri dan mampu berinteraksi dengan rekan-rekan kerja mereka Perusahaan yang menerapkan kebijakan inklusif tidak hanya memberikan jaminan terhadap hak-hak ODHA, tetapi juga menunjukkan komitmen mereka terhadap prinsip non diskriminasi dan hak asasi manusia. Dengan kebijakan yang jelas dan mendukung, ODHA dapat menjalankan pekerjaan mereka tanpa perlu merasa terancam akan perlakuan diskriminatif.

Selain kebijakan, pelatihan khusus bagi manajer dan tim HR juga diperlukan untuk menciptakan lingkungan kerja yang aman dan suportif bagi ODHA. Manajer dan HR berperan penting dalam memastikan bahwa ODHA mendapatkan dukungan emosional dan moral yang mereka butuhkan (Febriyanti, 2020). Melalui pelatihan, manajer akan lebih peka dalam menangani kebutuhan khusus ODHA, seperti memberikan fleksibilitas kerja atau membantu mengelola stres. Dengan demikian, peran manajer dan HR tidak hanya terbatas pada pengawasan kinerja, tetapi juga menciptakan suasana kerja yang nyaman dan inklusif.

Selanjutnya, program dukungan psikologis di tempat kerja sangat penting bagi ODHA yang sering kali menghadapi tekanan mental akibat stigma sosial. Konseling psikologis dapat membantu ODHA mengatasi kecemasan dan depresi yang mungkin muncul akibat diskriminasi atau isolasi di tempat kerja (Halauwet dkk., 2024). Dukungan ini tidak hanya memberikan manfaat bagi ODHA secara individu, tetapi juga meningkatkan kinerja dan produktivitas mereka di lingkungan kerja. Dimana ODHA sering kali mengalami kecemasan dan depresi karena stigma yang mereka hadapi. Program konseling dapat memberikan ruang aman bagi mereka untuk berbagi pengalaman dan perasaan, serta mendapatkan strategi coping yang efektif. Dengan dukungan profesional, ODHA dapat belajar untuk mengelola stres dan mengatasi rasa cemas yang berlebihan, sehingga meningkatkan kesehatan mental mereka secara keseluruhan. Sehingga ketika ODHA merasa didukung, mereka cenderung lebih termotivasi dan mampu berkontribusi secara maksimal.

Perusahaan yang menyediakan program dukungan psikologis menunjukkan perhatian yang lebih besar terhadap kesejahteraan mental karyawan, yang pada akhirnya berdampak positif pada dinamika kerja secara keseluruhan.

Terakhir, perusahaan dapat mempromosikan nilai-nilai inklusif melalui kegiatan seperti kampanye sosial, seminar anti-stigma, dan kegiatan yang mendukung keberagaman. Aktivitas ini bertujuan untuk membangun kesadaran kolektif akan pentingnya inklusivitas dan mengurangi diskriminasi terhadap ODHA (Natasya dkk., 2023). Selain seminar, perusahaan juga dapat menyelenggarakan kegiatan yang merayakan keberagaman di tempat kerja. Misalnya, acara perayaan Hari AIDS Sedunia atau workshop tentang keberagaman dan inklusi dapat menjadi platform untuk mendiskusikan isu-isu terkait ODHA. Kegiatan ini tidak hanya mendidik karyawan tetapi juga memperkuat solidaritas di antara mereka.. Dengan mengintegrasikan program dukungan psikologis ke dalam kebijakan perusahaan, organisasi dapat membangun budaya perusahaan yang lebih inklusif. Hal ini menciptakan rasa saling menghargai antara karyawan, serta mempromosikan kesejahteraan mental sebagai bagian dari nilai-nilai perusahaan. Dengan mendorong nilai-nilai inklusif, perusahaan tidak hanya mendukung ODHA, tetapi juga menciptakan lingkungan kerja yang lebih harmonis dan produktif sehingga meningkatkan produktivitas secara keseluruhan. Nilai-nilai ini menjadi landasan yang kuat bagi budaya perusahaan yang progresif dan berorientasi pada kesetaraan.

PENUTUP

Kesimpulan

Secara keseluruhan, orang dengan HIV/AIDS (ODHA) di tempat kerja menghadapi berbagai tantangan sosial dan psikologis yang kompleks. Stigma, diskriminasi, ketakutan berlebihan dari rekan kerja, dan isolasi sosial menjadi hambatan utama bagi ODHA dalam menjalani kehidupan profesional yang bermartabat. Stigma terhadap ODHA sering kali berakar dari ketidaktahuan dan mitos seputar HIV/AIDS. Banyak rekan kerja yang memiliki ketakutan berlebihan terhadap penularan virus, yang menyebabkan mereka menjauhi ODHA. Hal ini menciptakan lingkungan kerja yang tidak mendukung, di mana ODHA merasa terisolasi dan tidak diterima. Stigma in dapat mengakibatkan pengucilan sosial, bahkan pemutusan hubungan kerja (PHK) bagi ODHA.

Ketidakadilan perlakuan ini berdampak besar pada kesehatan mental ODHA. Rasa cemas dan depresi adalah masalah umum yang dihadapi, sering kali diperburuk oleh isolasi sosial. Ketika ODHA merasa tidak memiliki dukungan dari rekan-rekan kerja atau atasan, mereka cenderung menarik diri dari interaksi sosial, yang semakin memperburuk kondisi mental merek. Dalam jangka panjang, tekanan psikologis ini dapat menurunkan produktivitas kerja dan kualitas hidup mereka secara keseluruhan. Tantangan ini dapat diatasi melalui serangkaian solusi yang berfokus pada peningkatan pemahaman tentang HIV/AIDS, penerapan kebijakan kerja yang inklusif, pelatihan khusus bagi manajer, serta dukungan psikologis dan promosi nilai-nilai inklusif di lingkungan perusahaan. Langkah-langkah ini merupakan pendekatan holistik yang tidak hanya berorientasi pada kesejahteraan ODHA, tetapi juga pada peningkatan produktivitas dan dinamika kerja yang sehat di perusahaan.

Lingkungan kerja yang inklusif adalah fondasi penting untuk menciptakan ruang yang aman dan suportif bagi ODHA. Inklusivitas bukan hanya soal memberikan hak yang sama, tetapi juga membangun budaya saling menghargai dan menghormati perbedaan di tempat kerja. Dengan menciptakan lingkungan yang inklusif, perusahaan menunjukkan komitmen mereka untuk melindungi hak-hak semua karyawan tanpa pandang bulu, termasuk ODHA yang berhak mendapatkan perlakuan adil. Inklusivitas juga mendorong keterbukaan dan kesetaraan, sehingga ODHA dapat merasa nyaman dan mampu berkontribusi penuh. Perusahaan yang menerapkan inklusivitas secara konsisten akan mendapatkan manfaat berupa produktivitas yang lebih tinggi, loyalitas karyawan yang kuat, dan reputasi positif sebagai tempat kerja yang peduli pada kesejahteraan dan keberagaman.

Harapannya, semakin banyak perusahaan yang menyadari pentingnya mendukung ODHA serta memahami bahwa keberagaman di tempat kerja adalah aset berharga bagi perkembangan perusahaan. Dengan semakin banyaknya perusahaan yang menerapkan kebijakan nondiskriminatif, menyediakan fasilitas kesehatan yang layak, dan menciptakan suasana kerja yang aman dan inklusif, lingkungan kerja yang positif dan produktif dapat tercapai. Selain itu, kesadaran untuk mendukung keberagaman juga membantu perusahaan berkembang dalam era globalisasi, di mana perusahaan harus beradaptasi dengan budaya dan latar belakang yang beragam. Memajukan prinsip inklusivitas dan non diskriminasi tidak hanya berfungsi sebagai tanggung jawab sosial perusahaan, tetapi juga memberikan nilai tambah yang mendukung keberlanjutan perusahaan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun