Mohon tunggu...
Muhammad Aliyudin Arsalan
Muhammad Aliyudin Arsalan Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa 23107030128 UIN Sunan Kalijaga

Saya sangat suka berolahraga dan bermain medsos

Selanjutnya

Tutup

Foodie Pilihan

UMKM Bubur Ayam Khas Jakarta di Alun-Alun Selatan Yogyakarta

16 Juni 2024   10:14 Diperbarui: 16 Juni 2024   12:44 176
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

  Yogyakarta, kota budaya dan wisata, dikenal dengan beragam kuliner tradisionalnya yang menggoda selera. Namun, di tengah keragaman kuliner lokal tersebut, terdapat usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) yang menawarkan sajian khas dari daerah lain. Salah satu yang menarik perhatian adalah UMKM yang menjual bubur khas Jakarta di Alun-Alun Selatan Yogyakarta. Artikel ini akan mengupas tuntas tentang usaha kuliner unik ini, dari sejarahnya, proses pembuatan, hingga dampaknya terhadap ekonomi lokal.

Sejaran dan Asal Usul: Bubur khas Jakarta, sering disebut bubur ayam Betawi, memiliki sejarah panjang dan erat kaitannya dengan budaya Betawi di Jakarta. Bubur ini dikenal dengan kuah kuningnya yang gurih, ayam suwir, kacang kedelai, daun bawang, seledri, dan kerupuk sebagai pelengkap. Cita rasa yang khas ini menjadi daya tarik tersendiri bagi pecinta kuliner di berbagai daerah.

  Sejarah bubur ayam Betawi tidak bisa dilepaskan dari pengaruh kuliner Tionghoa. Seperti halnya banyak hidangan Indonesia lainnya, bubur ayam Betawi memiliki akar yang terkait dengan masakan Tionghoa. Pada abad ke-17, banyak imigran Tionghoa yang datang ke Batavia (sekarang Jakarta) dan membawa serta tradisi kuliner mereka, termasuk bubur ayam. Bubur ayam versi Tionghoa biasanya disajikan dengan ayam yang dimasak dalam kaldu dan diberi taburan bawang goreng serta daun bawang.

  Masyarakat Betawi, yang merupakan penduduk asli Jakarta, kemudian mengadaptasi hidangan ini dengan menambahkan sentuhan lokal. Bubur ayam Betawi menjadi lebih kaya rasa dengan tambahan bumbu-bumbu khas Indonesia seperti kunyit, jahe, dan serai. Warna kuning yang khas dari bubur ayam Betawi berasal dari penggunaan kunyit dalam kuahnya. Selain itu, pelengkap seperti kerupuk emping, kacang kedelai goreng, dan sambal memberikan cita rasa yang unik dan berbeda dari bubur ayam Tionghoa.

  Pada masa kolonial Belanda, bubur ayam Betawi mulai mendapatkan tempat di hati masyarakat luas. Hal ini tidak lepas dari peran pedagang dan penjaja makanan keliling yang memperkenalkan hidangan ini ke berbagai kalangan. Bubur ayam Betawi menjadi salah satu pilihan sarapan yang digemari karena mudah ditemukan dan harganya terjangkau.

  Memasuki era modern, bubur ayam Betawi tetap mempertahankan popularitasnya. Banyak pedagang kaki lima, warung, dan restoran yang menyajikan bubur ayam Betawi dengan berbagai variasi dan inovasi. Beberapa tempat bahkan menawarkan bubur ayam Betawi dengan tambahan topping seperti telur rebus, sate usus, atau ati ampela untuk menarik lebih banyak pelanggan.

Awal Mula: UMKM bubur khas Jakarta di Alun-Alun Selatan Yogyakarta ini didirikan oleh Bang Ali, seorang Pria asal Jakarta yang menikah dengan wanita Yogyakarta. Berawal dari kerinduannya terhadap bubur khas kampung halamannya, Ali memutuskan untuk memperkenalkan kuliner tersebut kepada warga Yogyakarta.

Dok Pribadi
Dok Pribadi

Pada awalnya, Ali hanya menjual bubur ayam Betawi di rumahnya. Namun, karena permintaan yang semakin meningkat, ia memutuskan untuk membuka lapak di Alun-Alun Selatan Yogyakarta. Alun-Alun Selatan dipilih karena lokasinya yang strategis dan sering dikunjungi wisatawan serta warga lokal.

Proses Pembuatan Bubur: Pembuatan bubur ayam Betawi memerlukan keahlian dan ketelatenan. Prosesnya dimulai dengan memasak bubur dari beras yang dimasak hingga lembut. Kuah kuning yang menjadi ciri khasnya dibuat dari campuran kaldu ayam, kunyit, jahe, dan rempah-rempah lainnya. Ayam direbus hingga empuk kemudian disuwir halus. Pelengkap seperti kacang kedelai goreng, daun bawang, seledri, dan kerupuk disiapkan untuk menambah cita rasa dan tekstur.

Salah satu elemen penting dalam bubur ayam Betawi adalah kuah kuningnya yang gurih. Kuah ini dibuat dari kaldu ayam yang dimasak dengan bumbu-bumbu seperti kunyit, jahe, bawang putih, dan bawang merah. Kombinasi bumbu ini memberikan rasa yang mendalam dan warna kuning yang menarik.

Bubur ayam Betawi dibuat dari beras yang dimasak hingga lembut. Proses memasaknya memerlukan perhatian khusus agar bubur tidak terlalu cair atau terlalu kental. Tekstur bubur yang lembut dan sedikit kental merupakan salah satu ciri khas yang membuatnya berbeda dari bubur lainnya.

Tantangan dan Peluang: Mengelola UMKM di bidang kuliner tentu memiliki tantangan tersendiri. Salah satu tantangan terbesar yang dihadapi Ali adalah mengenalkan bubur khas Jakarta kepada masyarakat Yogyakarta yang memiliki kebiasaan dan selera makan yang berbeda. Selain itu, persaingan dengan kuliner lokal yang sudah populer juga menjadi kendala.

Namun, Ali melihat peluang besar dengan memanfaatkan media sosial untuk promosi. Melalui Instagram, Facebook, WhatsApp dan juga Gofood ia mempromosikan bubur ayam Betawi dan menarik minat banyak orang, terutama generasi muda yang aktif di media sosial. Selain itu, lokasi strategis di Alun-Alun Selatan yang sering menjadi pusat keramaian juga memberikan keuntungan tersendiri.

Dampak Ekonomi dan Sosial: Keberadaan UMKM bubur khas Jakarta ini tidak hanya berdampak pada perekonomian Ali dan keluarganya, tetapi juga memberikan dampak positif bagi masyarakat sekitar. Dengan meningkatnya jumlah pelanggan, Ali dapat membuka lapangan kerja bagi warga sekitar sebagai karyawan di lapaknya.

Selain itu, keberagaman kuliner di Yogyakarta semakin bertambah dengan hadirnya bubur khas Jakarta. Hal ini memberikan pilihan kuliner yang lebih variatif bagi wisatawan yang berkunjung ke Alun-Alun Selatan. Keberadaan UMKM ini juga menjadi contoh bagaimana kuliner dapat menjadi sarana memperkenalkan budaya dari satu daerah ke daerah lainnya.

Keunikan dan Daya Tarik: Bubur ayam Betawi yang disajikan di Alun-Alun Selatan ini memiliki keunikan tersendiri. Selain rasa yang autentik, Ali juga menambahkan beberapa inovasi dalam penyajiannya. Salah satunya adalah pilihan topping tambahan seperti telur rebus, sate usus, dan sambal khas Betawi. Inovasi ini membuat buburnya semakin kaya rasa dan menarik minat banyak pelanggan.

Testimoni Pelanggan: Banyak pelanggan yang memberikan testimoni positif mengenai bubur ayam Betawi yang dijual Ali. Salah satu pelanggan setia, Rina, mengungkapkan bahwa bubur ayam Betawi ini mengingatkannya pada masa kecilnya di Jakarta. "Rasanya benar-benar autentik, seperti yang saya makan dulu di Jakarta," katanya.

Selain itu, banyak juga wisatawan yang tertarik mencoba karena penasaran dengan cita rasa bubur khas Jakarta. "Ini pertama kalinya saya mencoba bubur ayam Betawi, dan saya sangat menyukainya. Rasanya gurih dan kaya rempah," ujar Anton, seorang wisatawan asal Madiun.

Masa Depan UMKM Bubur Khas Jakarta: Melihat antusiasme dan respon positif dari pelanggan, Ali berencana untuk mengembangkan usahanya lebih besar lagi. Ia berencana membuka cabang di beberapa lokasi strategis lainnya di Yogyakarta dan sekitarnya. Selain itu, ia juga mempertimbangkan untuk menyediakan layanan pesan antar melalui aplikasi daring guna menjangkau lebih banyak pelanggan.

Dok Pribadi
Dok Pribadi

UMKM bubur khas Jakarta di Alun-Alun Selatan Yogyakarta adalah contoh nyata bagaimana kuliner dapat menjadi jembatan antar budaya. Dengan cita rasa yang autentik dan inovasi dalam penyajian, bubur ayam Betawi ini berhasil menarik minat banyak orang dan memberikan dampak positif bagi perekonomian lokal. Keberhasilan ini menunjukkan bahwa dengan kerja keras dan kreativitas, UMKM dapat berkembang dan menjadi bagian penting dalam mempromosikan kekayaan kuliner Indonesia.

  Demikianlah kisah sukses UMKM bubur khas Jakarta di Alun-Alun Selatan Yogyakarta. Semoga kisah ini dapat menginspirasi dan memberikan wawasan baru tentang potensi besar yang dimiliki oleh kuliner tradisional dalam menggerakkan roda perekonomian dan memperkenalkan budaya Indonesia ke berbagai daerah.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Foodie Selengkapnya
Lihat Foodie Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun