Pengertian Budi luhur
Menurut Djaetun HS (2023), Budi Luhur adalah sikap mental yang memiliki level sangat tinggi atau baik sehingga tidak ada yang melampauinya. Sikap mental sendiri terdiri atas pikiran, ucapan, Bahasa tubuh/sikap dan perbuatan. Orang-orang berbudi luhur dibimbing oleh kecerdasan intelektual, emosional dan spiritualnya sehingga ia selalu dalam jalan yang benar dan baik.
Frans Magnis-Suseno (1984) mengatakan bahwa orang berbudi luhur seolah-olah dalam dirinya menyinarkan kehadiran Tuhan kepada sesama dan lingkungannya. Ciri orang berbudi luhur adalah adil, jujur, sabar, bersyukur, jujur, empati, menepati janji, rendah hati, obyektif, tanggung jawab, mendahulukan kewajiban daripada hak, menghargai orang lain dan sebagainya.
Mengapa Harus Berbudi Luhur/Menjadi orang baik
- Agar selalu dapat mendatangkan manfaat dan tidak merugikan kehidupan manusia dalam bermasyarakat
- Dapat membantu menciptakan masyarakat yang aman, damai, dan tenteram sehingga tiap warga di dalamnya dapat menjalani hidup dengan tertib dan tenang
- “Orang baik dibedakan Tuhan, Di Manapun, Kapanpun Dan Dalam Keadaan Apapun.” –Djaetun Hs
Nilai-Nilai Kebudiluhuran
- Sabar Mensyukuri (Sabar narimo )
Menahan atau menerima, yang berarti tidak ada upaya untuk mengelak (pasrah) dengan perasaan senang saat menerima anugerah, baik berupa kesenangan atau kesedihan dengan dasar bahwa segala sesuatu yang baik/buruk merupakan buah dari perbuatan yang telah dilakukan.
Contoh: pada saat ada masalah tidak marah, kecuali marahnya dapat bermanfaat bagi orang yang marah dan dimarahi, dll.
- Cinta Kasih (Welas asih )
Perasaan suka yang mendalam yang diwujudkan secara nyata dalam bentuk Kepedulian terhadap sesama manusia, hewan, tumbuhan, dan lingkungan atau alam sekitarnya.
Contoh: menjaga hubungan baik dengan sesama manusia, tidak membunuh binatang yang dilindungi dan tidak merusak alam, dll.
- Suka Menolong (Seneng tetulung mring sapodho)
Suatu tindakan untuk meringankan beban atau penderitaan orang lain, tidak terbatas pada pemberian materi atau benda saja, tetapi bisa juga sesuatu yang nonmateriil. Suka menolong bukan berarti asal menolong, namun pertolongan tersebut harus menimbulkan rasa senang bagi orang yang ditolong maupun orang yang menolong.
Contoh: saling membantu memberi nasihat tentang kebaikan, memberi jalan keluar atas kesulitan teman atau orang lain, memberikan gagasan-gagasan positif, membantu orang lain berupa tenaga, harta, modal, sedekah, zakat dan sebagainya.
- Jujur (Temen)