Mohon tunggu...
Muhammad Alfatih Murod
Muhammad Alfatih Murod Mohon Tunggu... Mahasiswa - Pejalan kaki

Nyaman mengungkapkan pikiran lewat tulisan

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Menguak Berkah Ramadhan dalam Perspektif Ekonomi Islam

10 Maret 2024   11:26 Diperbarui: 10 Maret 2024   15:40 194
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Foto oleh darwisalwan (Pixabay)

Di bidang fiskal, berbagai studi telah menunjukan bahwa datangnya bulan Ramadhan telah meningkatkan konsumsi rumah tangga, bahkan konsumsi pangan. Tentu hal ini dapat dikatakan sebagai sebuah anomali. Diakatakan anomali karena di saat segenap kaum muslimin diperintahkan untuk menahan makan dan minum satu hari lamanya selama kurang lebih tiga puluh hari, justru konsumsi pangannya malah meningkat. Meningkatnya konsumsi rumah tangga sebagai suatu komponen produk domestik bruto (PDB) yang memiliki kontribusi sebesar rata-rata 55% tentu akan menjadi sebuah bahan bakar yang menjanjikan bagi pertumbuhan ekonomi kita.

Selain itu, adanya kewajiban membayar zakat fitrah serta berbagai keutamaan untuk berbagi di bulan Ramadhan dapat turut serta membantu upaya distribusi kekayaan di tengah masyarakat kita. Kekayaan yang semakin terdistribusi merata akan semakin mendekatkan kita kepada kondisi kemakmuran bersama yang dicita-citakan dalam sila kelima Pancasila, keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.

Namun, segala bentuk hal-hal baik ini perlu dikawal dengan hati-hati agar ia dapat berjalan dengan optimal. Sebagai contoh, meningkatnya kebutuhan untuk penukaran uang tidak menutup kemungkinan memunculkan oknum-oknum nakal yang berniat memperbanyak peredaran uang palsu. Naiknya konsumsi rumah tangga tidak menutup kemungkinan naiknya inflasi, dan tingginya semangat berbagi di tengah masyarakat tidak menutup kemungkinan disalahgunakan oleh pihak-pihak yang tidak bertanggungjawab. Dalam masalah ini, baik pemerintah maupun masyarakat kiranya dapat bahu-membahu mengambil dan melaksanakan perannya masing-masing agar berkah Ramadhan dapat benar-benar kita nikmati dengan semestinya.

Pada akhirnya, setelah nanti bulan Ramadhan berakhir semoga berkah itu masih ada di antara kita, semoga Allah dapat memberikan kita kesempatan untuk tetap hidup dibawah naungan berkahnya dengan penuh rasa syukur sampai kapanpun jua.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun