Setiap jam pulang kerja, jalanan di Kota Bandung seperti biasa selalu dalam keadaan macet, dihiasi dengan padatnya kendaraan yang dikemudikan oleh orang-orang yang ingin cepat pulang ke rumahnya setelah seharian lelah bekerja.Â
Ya, memang semakin hari semakin banyak saja populasi manusia yang hidup di bumi kita ini. Hal tersebut menyebabkan semakin padatnya tiap sudut kota dan gang yang ada. Semakin hari juga manusia pasti akan melakukan yang terbaik untuk dapat terus bertahan hidup sebagai bentuk persaingan dengan manusia lainnya.Â
Siapa sih di dunia ini yang gamau jadi yang terbaik? Pasti semuanya ingin menjadi yang terbaik, hidup layak di bumi yang sesak ini.
Hidup ini adalah perjalanan, bukan perlombaan.
Manusia adalah serigala bagi manusia lainnya. -Thomas Hobbes
Menjadi yang terbaik atau dalam arti yang lebih spesifik menjadi 'Sukses' adalah cita-cita semua orang. Terkadang dalam mencapai tujuan tersebut, orang banyak mencari jalan pintas, baik itu dengan tindakan yang sesuai dengan etika ataupun tidak.Â
Sebagian besar orang masih belum memahami makna dari "Hidup ini adalah perjalanan, bukan perlombaan". Benar memang apa yang dikatakan oleh Thomas Hobbes, "Homo homini lupus" (Manusia adalah serigala bagi manusia lainnya).
Realita yang terjadi menunjukkan bahwa manusia saat ini sangat suka memakan kawanannya sendiri, tidak berjalan bersama menghadapi kehidupan malah berlomba untuk kepentingannya sendiri.Â
Banyak dari mereka yang saling sikut di dunia kerja hanya untuk mendapatkan posisi yang diinginkannya. Tidak ada kenikmatan dan esensi hidup yang didapat, malah sebaliknya, kesengsaraan semakin sini semakin banyak diidap oleh orang-orang.
"Be yourself and never surrender."
Tidak bisa dipungkiri bahwasanya banyak manusia yang sengsara saat ini adalah karena kebanyakan dari mereka tidak dapat menjadi dirinya sendiri. Pernah dengar kata "Be yourself and never surrender"?Â
Sebenarnya petikan tersebut terdengar sepele, tetapi kalau dimaknai lebih dalam, rasanya petikan tersebut cukup sulit untuk dipraktekkan di kehidupan manusia saat ini.Â
Banyak dari mereka termasuk Saya yang ingin menjadi orang lain, bukan menjadi diri sendiri. Ingin terlihat baik didepan orang dengan wajah dan prilaku orang lain sehingga malu untuk membuka topeng yang selama ini dipakai.
Hal yang dapat membuat manusia gagal adalah membandingkan diri sendiri dengan orang lain dan ingin apa yang orang lain punya.
Salah satu dari jawaban dari pertanyaan kenapa manusia bisa terpuruk dan gagal adalah tidak mau menjadi diri sendiri. Dengan menjadi orang lain, kita tidak dapat mengetahui potensi apa yang ada didalam diri kita, kekurangan dan kelebihan yang kita miliki juga tidak dapat diketahui.Â
Hal lain yang sering terjadi akhir-akhir ini adalah manusia sering membandingkan dirinya dengan orang lain. Dengan selalu membandingkan diri kita dengan orang lain, kita tidak akan pernah dapat mensyukuri apa yang kita miliki.
Seperti terjebak didalam lingkaran setan, tidak akan pernah puas dengan apa yang sudah didapat karena terus melihat apa yang orang lain punya. Hal tersebut terkoneksi dengan satu faktor lain yaitu manusia saat ini kebanyakan juga sering ingin mempunyai apa yang orang lain punya dan bisa.Â
Banyak orang yang berjalan dengan mengambil jalan yang sama dengan orang lain, padahal setiap manusia sudah memiliki jalurnya masing-masing. Ibarat ketika kita mengendarai mobil, ketika kita menyelonong jalan orang lain, niscaya kecelakaan tidak dapat dihindari.
Jangan bandingkan prosesmu dengan orang lain, tidak semua bunga akan tumbuh secara bersamaan
Menjadi diri sendiri memang tidak mudah, tetapi apa salahnya mencoba dan berhenti untuk selalu ingin menjadi orang lain? Ketika kita melihat kebun yang penuh dengan bunga, coba perhatikan, tidak semua bunga akan tumbuh secara bersamaan, tetapi pada akhirnya mereka akan mekar dan indah pada waktunya.Â
Sama seperti halnya kehidupan manusia, jangan bandingkan prosesmu dengan proses orang lain, karena tak semua bunga tumbuh dan mekar bersamaan. Yu mulai sekarang jadi diri sendiri.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H