Mohon tunggu...
Muhammad Akilla Bintoro
Muhammad Akilla Bintoro Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Hobi mendengarkan musik

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Kesusahan Pengajar dalam Mengajar Anak Penyandang Disabilitas (Tunagrahita)

4 Juni 2023   22:22 Diperbarui: 4 Juni 2023   22:28 238
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

- Tunarungu merupakan sebutan yang umum digunakan untuk mendeskripsikan individu yang mengalami gangguan pendengaran atau kehilangan pendengaran secara sebagian atau total. Individu yang menderita tunarungu memiliki masa sulit dalam memahami dan mendengar suara, serta berkomunikasi dengan orang lain. Gangguan pendengaran bisa terjadi dari bawaan atau didapat waktu masa hidup individu dari akibat berbagai aspek, seperti faktor genetik ataupun cedera, penyakit, paparan suara yang sangat keras. Seseorang dengan hambatan dalam pendengaran juga memiliki hambatan dalam berbicara (tunawicara).

- Tunawicara ialah kondisi seseorang yang mengalami gangguan dalam berbicara ataupun mengungkapkan sesuatu dengan lisan. Umumnya, tunawicara terhubung dengan kesulitan dalam berkomunikasi yang bisa terjadi karena faktor genetik atau didapat akibat kecelakaan medis atau cedera yang berpengaruh pada kesanggupan individu dalam memakai otot-otot yang termasuk dalam proses berbicara.

Teori Yang Digunakan Untuk Menyusun Strategi Pembelajaran Pada Kasus :

Pada kasus diatas membahas tentang bentuk kesulitan guru mengajar siswa dengan keterbatasan mental tunagrahita. Kesulitan tersebut seperti kesulitan guru menghadapi siswa yang sulit memahami pelajaran yang diterima karena tingkat kecerdasan anak yang rendah, sulit memusatkan perhatian anak tunagrahita, serta sulitnya komunikasi dengan anak tunagrahita. Untuk dapat mengatasi masalah masalah tersebut guru dapat menyusun strategi yang efektif dan efisien. Teori yang dapat digunakan untuk menyusun strategi pembelajaran anak tunagrahita adalah dengan menerapkan teori pembelajaran kognitif. Teori ini melibatkan proses perhatian, memori, dan kemampuan bahasa.

Teori kognitif mencakup berbagai aspek tentang bagaimana pikiran manusia memproses informasi, termasuk proses perhatian, memori, dan bahasa.

Proses Perhatian

Dalam teori kognitif tentang proses perhatian mengatakan bahwasannya manusia memiliki kapasitas perhatian yang terbatas, sehingga mereka perlu memilih informasi yang penting untuk diperhatikan dan memprosesnya secara selektif. Teori ini juga menekankan pentingnya pengaturan dan kontrol atas perhatian untuk mencapai tujuan tertentu.

Memori

Teori kognitif tentang memori menyatakan bahwa memori terdiri dari beberapa sistem memori yang berbeda, termasuk memori jangka pendek dan jangka panjang. Teori ini juga menjelaskan bahwa informasi yang diterima harus diproses secara aktif dan direkam dalam memori jangka pendek, lalu melalui pengulangan dan pengolahan yang lebih dalam, informasi tersebut dapat disimpan dalam memori jangka panjang.

Bahasa

Bahasa manusia memiliki kemampuan bawaan untuk memahami dan menggunakan bahasa. Teori ini juga menekankan pentingnya peran struktur bahasa dalam memfasilitasi komunikasi dan pengolahan informasi. Dalam teori kognitif, bahasa juga dianggap sebagai alat untuk merepresentasikan dan memproses informasi secara abstrak.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun