Mohon tunggu...
muhammad akhyar
muhammad akhyar Mohon Tunggu... -

Mahasiswa Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, penulis, trainer.

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Risalah Ayah: Prima Facie

15 November 2010   22:29 Diperbarui: 26 Juni 2015   11:35 69
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Seorang laki-laki tua, merindu anak, berpuluh tahun ia berdoa untuk itu.
Saat ia mendapatkannya ia harus membiarkan buah hatinya (bersama sang
isteri) di tanah tandus dengan bekal yang terbatas. Saat ia ingin
menjenguk anaknya, melepas rindu yang sedemikian besar, ia harus
mengurbankan anaknya. Tak tanggung-tanggung, ia harus menyembelih
anaknya itu. Ibrahim, bapak para nabi, aku lihat ayahku, aku rasa cinta
ayahku, aku tahu perih hatimu.

Cinta ayah itu besar kepada anaknya, besar sekali. Bahkan, anaknya lebih
ia cintai dari dirinya sendiri. Tapi, ini perintah Tuhan. Karena
kecintaan pada Tuhan harus dibuktikan. Karena takbir harus terus
berkumandang. Prima facie.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun