Mohon tunggu...
Muhammad akhwan jauhari
Muhammad akhwan jauhari Mohon Tunggu... Penulis - Tingkat 1 Fakultas Usuludin al-Azhar, Kairo, Mesir

Penulis Muhammad Akhwan Jauhari lahir di karang anyar, Lampung selatan, 09 November 1997, Pernah menempuh pendidikan di SDN 1 atap Jati Agung dan MI Al-Islah natar Lamsel, MTS Darul Ihsan,payaman,Nganjuk, dan MTs Psm Pace, Nganjuk, Jatim, Paket C PPTQ Miftahul Jannah, sekampung Lamtim.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Sepotong Hatiku yang Baru

19 Januari 2020   22:09 Diperbarui: 19 Januari 2020   22:11 107
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

***

"Lamarlah aku. Apalagi yang kau tunggu?" dia memohon diantara sedu sedan isak tangisnya.

Seribu kali sudah dia meminta ini. Permintaan yang jauh lebih berat daripada tuntutan membangun seribu candi dalam semalam. Ah, jantung hatiku, cinta memang benar-benar sudah mendungukanmu. Kau jelas sudah kehilangan kewarasanmu."

Kenapa kau diam saja? Buktikanlah kalau kau memang cinta," suaranya bergetar, hasil perpaduan antara murka dan hasrat yang membara.

"Waktu sudah membuktikan bahwa aku sangat mencintaimu," dengan mengumpulkan segenap keberanian, kucoba menatapnya dalam-dalam.

"Tapi, kenapa...?" pertanyaan itu berhenti, kaku seperti batu. Seolah terkatup pada sebuah jawaban yang sudah dia ketahui sebelumnya.

Lalu, keheningan datang lagi menemani. Kali ini, tak ada lagi isak tangis. Kini, tampaknya dia sudah mulai kesal.

Tapi, entahlah. Keheningan selalu menyimpan teka-teki.

***

Senja mulai mengintip dari balik tirai jendela. Sepasang insan manusia sedang bergumul tentang nasib perjalanan cinta mereka. "Mau dibawa kemana hubungan kita?" sayup-sayup radio tetangga sebelah bernyanyi nyinyir menyindir.

"Tapi, aku tak mau kehilangan kamu," kugenggam erat jemarinya sambil mengecup lembut keningnya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun