Sulitnya menerima perubahan bagi sebagian besar kelompok konservatif berakibat tertutupnya corong-corong penemuan. Tidak terbukanya keran ide serta gagasan berbanding lurus dengan lebih besarnya pasok tenaga yang keluar dibanding tiang pengunci yang masuk. Hal ini menggiring kepada menyusutnya kehidupan bertani dalam berproduksi.
Pegiat serta aktivis literasi dihimbau oleh Irsan agar bisa menjadi juru selamat. Bukan hanya mengadakan lapak baca di kampus yang notabenenya berisi manusia-manusia (yang katanya akademisi) dan tidak pernah lepas dari perbincangan ilmiah, melainkan mereka harus menjadi promotor tunggal untuk menciptakan dunia baru di lingkungan agraris.Â
Jika perlu, mereka harus kembali ke tanah asal dan mengambil bagian secara langsung sebagai pelaku yang kemudian hari bisa hidup serta menghidupkan tanah dan mata rantai perputaran ekonomi yang berbasis agroliterasi. Sehingga, disabang hari mereka bisa mengucapkan selamat tinggal kepada kehidupan yang tidak berdaya di atas tanah sendiri.
Oleh Muhammad Akbar, Mahasiswa Mesin Universitas Negeri Makassar. Ketua Bidang Sosial Politik IPPM Pangkep, Komisariat UNM periode 2015---2016.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H