Mohon tunggu...
Orang Kecil
Orang Kecil Mohon Tunggu... Wiraswasta - Di atas pasir di bawa langit

Mahasiswa mesin, sedikit tertutup, suka ke alam terbuka.

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Pilihan

Sabtu Malam di Biseang Labboro

6 September 2018   22:22 Diperbarui: 6 September 2018   22:53 590
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sore  itu menunjukkan pukul 16.15. Kita masih berada di punggung paving  block. Menyusuri dengan berbagai macam percakapan tentang masyarakat dan  alam sekitar. Melintasi jembatan penyeberangan. Point tambahan menurut  informasi yang digali sebelumnya. Sebab  tak jauh lagi dari tempat yang  akan dijadikan penginapan dengan tenda bagi pengunjung dikawasan ini. 

foto: dokumentasi pribadi
foto: dokumentasi pribadi
Ajaib,  perjalanan sepanjang 2 km dari tempat parkir terlewati. Lelah?  Pastinya. Terobati? Pastinya. Siapa yang tidak merasakan kedamaian  ketika berbaur dengan alam.? Sejuknya, gemercik air sungainya, bunyi  burung malam, dan kunang-kunangnya adalah sebagian kecil mahakarya sang  pencipta yang cukup besar pengaruhnya terhadap ketenangan psikologi. 

Malu bertanya sesat dijalan, kata pepatah. Baru dijalan dan tak ada tempat bertanya? 

Kami  memutuskan untuk mendirikan tenda sebelum malam semakin gelap. Menerka  titik klimaks sebuah tempat ada sensasinya juga. Sebab, penasaran makin  menjadi-jadi. Mengenai dimana pengunjung mendirikan tenda pada umumnya,  dimana letak spot terbaiknya, dan dimana letak kekaguman mereka yang  pernah kesini kemudian menggambarkannya didepan meja tua bersama  teman-temannya. 

Tenda  berdiri, barang dibongkar, tikar dibentang. Kita ngopi sambil bercerita.  Saling melempar pertanyaan yang jawabanya sudah pasti sama. Sama-sama  berangkat, sama-sama pertama kali. Sampai pada akhirnya pengunjung baru  datang dan lewat. Budaya pamit ternyata masih terpakai, kejadian yang  jarang ditemukan di kota besar saat berada di jalan. Jarang, iya jarang.  Kita saling menyapa dan mulai bertanya. Akhirnya pertanyaan terjawab. 

Masih  harus berjalan kurang lebih 100 m. Tak jadi soal, yang jadi soal jika  teka-teki dalam pikiran tak terjawab. Oke, kita packing ulang apa yang  telah terbongkar. 

Harus  menyeberang sungai untuk sampai ke tempat para pengunjung pada umumnya  mendirikan tenda. Makanya sangat tidak dianjurkan berkunjung ke tempat  ini jika musim hujan. Alhamdulilah sampai, pasang tenda, makan, matikan  hp. Iya, ditempat ini tidak disediakan jaringan. Hehe, baik jaringan  seluler maupun jaringan yang berbasis data. Sangat cocok dijadikan  tempat untuk lari dari pergulatan dunia maya dan kabar-kabarnya. 

Bukan  hanya sebagai tempat camp, Bislab juga sangat cocok untuk kegiatan yang  lebih menantang. Climbing, caving, adalah opsinya. Jadi apalagi alasan  untuk tidak berkunjung? 

Nah, setelah ini ayo kita kemana? 

foto: dokumentasi pribadi
foto: dokumentasi pribadi
foto: dokumentasi pribadi
foto: dokumentasi pribadi
foto: dokumentasi pribadi
foto: dokumentasi pribadi
foto: dokumentasi pribadi
foto: dokumentasi pribadi

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun