Tentu megawati yang jadi pertanyaan apakah megawati rela? karena 2024 kesempatan buat generasi anaknya, bukan generasi prabowo. Lagipun pdip lebih banyak suara dari gerindra.
Jadi kemungkinan prabowo capres kembali kecil tapi kalau prabowo belum hilang penasarannya yang selalu gagal dalam pencpresan. Maka bisa saja prabowo akan tetap capres paling mungkin berkoalisi dengan PAN (12,57%+6,84%) tentu belum cukup 20% harus tambah p3 satu lagi baru mencukupi diatas 20%.
Kalau skema ini terjadi maka cak imin yang akan merapat ke PDIP. Kalau begini, cak imin mau tdk mau harus siap menjadi cawapres, kalau skema ini terjadi maka puanlah yang akan naik bersama cak imin. Kalau ini terjadi, maka akan mengenang kembali pasangan megawati dg KH Hasyim Muzadi (alm.). Jadi tokoh pdip berduet dengan tokoh dari NU.
Bagaimana nasib partai Golkar?
Sebagai juara 2 dalam perolehan kursi di DPR. tentu saja mereka mengingkan capres dari kalangan sendiri, dan saat ini Airlangga Hertanto adalah sosok yang dijagokan  sebagai capres. Tapi walaupun juara dua, mana cukup 12% untuk mengusulkam capres? Pasti butuh mitra koalisi.
Kalau PKB gabung PDIP mau dg siapa mereka koalisi? Otomatis harus gabung koalisi gerindra_PAN atau masuk ke nasdem, dengan caatatan harus siap tanpa kursi wapres karena Nasdem,pks dan demokrat terlihat lebih solid dan akan sangat militan mereka dilapangan. Pilihan AHY sebagai cawpres jg disepakati sepertinya.
Kecuali AHY mau kasih kursi cawapres buat golkar. Tapi kalau masuk koalisi gerindra dan PAN kemungkinam besar dapat kursi wapres dan akan berpasangan dengan prabowo.
Jadi kesimpulannya,
Jika skema ini terjadi maka capres/cawapres 2024 adalah
1. Anies _ AHY (duet pasangan muda)
2. Puan _ Muhaimin (duet wanita dan pria, atau duet marhenis dan agamis)