Kenapa harus ada rukun didalam suatu ilmu?Sebelum kita bahas tentang suatu rukun ilmu tersebut, kita harus mengetahui rukun itu apa? maksudnya tidak akan sesuatu itu berdiri(kewajiban) tanpa yang lainnya. Contohnya: rukun shalat salah satunya yaitu membaca Alfatihah, nah jadi kita sepakat bahwa membaca alfatihah adalah salah satu rukun shalat.jiklau ada seseorang yang tidak membaca Alfatihah tersebut maka batalah shalat seseorang tersebut. (ini pendapat imam Assyafi'i)karna sesuai dengan definisi rukun tadi tidak akan bisa berdiri(kewajiban)itu terkecuali dengan yang lainnya. Sama halnya contoh diatas.
Sudah seharusnya bagi penuntut ilmu untuk mengetahui rukun-rukun ilmu,bahwa ilmu itu memiliki rukun-rukun yang dibangun kepada ilmu itu seperti halnya sayap-sayap untuk burung maka tidak akan bisa burung itu terbang tanpa adanya sayap.begitu pula dengan penuntut ilmu tidak akan bisa untuk menghasilkan suatu ilmu tanpa mengetahui apa itu rukun-rukun ilmu tersebut.
Dan dikatakan syekh Dr.usamah sayyid Azhari bahwa:" sesungguhnya rukun-rukun ilmu itu mirip dengan rukun-rukun islam. dibangun ilmu itu dengan lima perkara:
A. Guru
Guru adalah kunci suatu ilmu yang dimana tanpa adanya guru, murid tidak akan bisa memahami permasalahan -permasalahan yang ada didalam buku.guru juga sebagai warisan (ilmu-ilmu dan pengetahuan)dari generasi kegenerasi selanjutnya dengan sanad yang tersambung maka seorang murid mengambil ilmu dari gurunya,gurunya mengambil dari gurunya sampai selesai silsilah kepengarang suatu fan Ilmu tersebut secara menyambung sampai ke rasulullah saw.
Dan guru juga memberikan pemahaman yang benar terhadap konteks(AlQuran dan sunnah)
Imam Assyafi'i berkata: "saudaraku, kamu.aku tidak akan mendapatkan suatu ilmu kecuali dengan enam perkara. Saya akan megabarimu dengan rinci dan jelas yaitu: cerdas,tampak(terhadap ilmu),sungguh-sungguh,bekal(harta/uang),dekat dengan guru,dan waktu yang panjang.
B.Murid
Murid ibarat sebagai penampungan ilmu,dan yang terpenting adanya murid itu bukan adanya bentuk rupa, seolah-olah hadirnya jasad saja,akan tetapi tujuan dari kehadirannya murid bersama guru adalah mencari perawatan dari gurunya dengan metode ilmu-ilmu tersebut dapat dipahami dengan sebaik mungkin terhadap murid tersebut.
Dan diwajibkan kepada seorang penuntut ilmu untuk berbicara sebelum belajar dimulai.(maksudnya dikhawatirkan ketika proses pembelajaran dimulai murid tersebut masih berbicara,(dengan temannya maupun yang lain),oleh karna itu dianjurkan sebelum belajar dimulai alangkah baiknya berbicara/ceritakan hal-hal yang harus disampaikan.
Imam abu Hamid Al-ghozali berkata: " ilmu tanpa amal seperti orang gila, amal tanpa ilmu maka sama saja sia-sia.
C.kitab(buku)
Kitab yaitu suatu nama yang memiliki jumlah khusus dari suatu ilmu yang mengandung perbab -bab (mayoritas), dan suatu nama yang memiliki jumlah khusus dari suatu ilmu yang mengandung fasal-fasal (didalamnya)dan fasal-fasal itu memiliki jumlah khusus dari suatu ilmu yang mengandung cabang-cabangnya(mayoritas) dan cabang-cabang itu memiliki jumlah khusus dari suatu ilmu yang mengandung peemasalahan-permasalan.
Dan buku itu dibagi menjadi dua
# buku bacaan cerita dan adat (tradisi) jikalau dibacaya akan mendapatkan suatu wawasan saja.
# buku untuk pembelajaran atau pendidikan dan jikalau dibacaya akan menjadi orang yang memiliki ilmu
D. Biiah (lingkungan)
Bi'ah(lingkungan) ilmiah adalah yang menggerakkan keinginan seseorang melakukan hal-hal yang positif.
Dikatakan syekh said nu'man bahwa:" seharusnya bagi penuntut ilmu untuk melewati lima fase /tahapan.
# mudawamah(melazimkan/menjaganya)
# mudzakaroh ( mengingat)
#mudarosah (pembelajaran)
# munaqosyah ( berdiskusi)
#mumasalah (permasalahan)
Dari lima fase tersebut kesimpulannya hal yang pertama yang harus dilakukan oleh penuntut ilmu yaitu mendapatkan selalu menjaganya.menjaga seperti apa? ilmu yang sudah kita dapat baik itu secara tulisan maupun yang sudah diakal fikiran kita,setelah itu harus kita mengingatnya boleh dibuka lagi pelajaran yang sudah dipelajarkan,selain hanya mengingat saja harus ada pembelajaran dari segi konsep ilmu tersebut misalnya dibuat rangkuman, pertanyaan,jawaban,yang terpenting berkaitan dengan fan Ilmu itu.setelah semua itu dilalui tidak lupa membuat kelompok diskusi dengan teman-teman agar mendapat wawasan-wawasan dari teman -temannya,dan lebih terkondusif belajarnya dan yang terakhir tak lupa untuk mengetahui permasalahan -permasalahan yang ingin dibahas dan dipelajari.
E. Manhaj (metode)
Suatu cara bagaimana cara seorang penuntut ilmu mengambil ilmu tersebut.
Seperti halnya proses mendapatkan suatu ilmu dengan fase-fase yang sudah ditentukan yaitu mubtadi,mutawasit,muntahi
Contoh: mubtadi(untuk pemula) sudah selayaknya untuk penuntut ilmu( pemula)mencari buku,dan guru yang menunjang kepada kapasitas keilmuannya.
Mutawasit (untuk penengah) sudah selayaknya untuk penuntut ilmu (pertengahan)mencari buku dan guru yang menunjang kapasitas keilmuannya
Muntahi(untuk pengakhir) sudah selayaknya untuk penuntut ilmu( pengakhir) mencari buku,dan guru yang menunjang kapasitas keilmuannya.
Mudah-mudahan kita bisa mengambil ibroh(pelajaran) yang diatas agar kita bisa mencari ilmu sesuai dengan ajaran rasulullah saw dan ilmunya bermanfaat bagi orang lain.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H