Menurut Koswara (1991), Id merupakan sistem kepribadian yang paling mendasar dan berfungsi sebagai sumber energi untuk melakukan aktivitas lainnya. Id mengandung dorongan dan insting biologis, seperti kebutuhan akan makanan, seks, dan agresi. Karena sifatnya yang mendasar, Id memiliki kecenderungan destruktif terhadap rintangan yang menghalangi kepuasan. Jika individu mengalami rasa sakit atau frustrasi yang berlebihan, Id dapat mendorong perilaku merusak diri sendiri sebagai cara untuk mengatasi ketidaknyamanan tersebut.
Kecenderungan Destruktif Id
Id beroperasi berdasarkan proses primer, yaitu berfantasi atau membayangkan pemenuhan kebutuhan. Proses ini menjadi dasar bagi fantasi dan kreativitas, yang sangat penting dalam pengembangan karya seni dan imajinasi. Namun, karena Id bersifat impulsif dan irasional, dorongan tersebut dapat berbahaya jika tidak dikelola dengan baik. Ketika Id tidak dapat memenuhi kebutuhannya secara langsung, individu dapat merasa frustrasi, yang dapat memicu perilaku destruktif.
Ego: Mediator antara Id dan Realitas
Ego merupakan komponen kepribadian yang berkembang sebagai respons terhadap kebutuhan individu untuk berinteraksi dengan realitas. Ego bekerja berdasarkan prinsip realitas, yang berarti menggunakan proses berpikir rasional untuk merencanakan pemenuhan kebutuhan. Ego bertanggung jawab untuk mengevaluasi apakah rencana tersebut berhasil atau tidak, dan menyesuaikan tindakan individu dengan situasi yang ada.
Sebagai perantara antara Id dan Superego, Ego mengelola dorongan keduanya. Ego bertanggung jawab untuk memilih rangsangan mana yang akan ditanggapi dan naluri mana yang akan dipenuhi berdasarkan prioritas. Dalam hal ini, Ego menilai apakah kebutuhan dapat dipenuhi dengan mempertimbangkan peluang dan risiko yang ada.
Ketergantungan Ego pada Id
Karena Ego tidak memiliki kekuatannya sendiri, maka ia bergantung pada Id untuk mendapatkan energi. Ego berusaha menenangkan dorongan Id agar lebih realistis dalam memenuhi kebutuhan. Dengan kata lain, Ego berfungsi menyalurkan dorongan-dorongan Id secara rasional, sehingga individu dapat meraih kesenangan konkret tanpa melanggar norma-norma sosial.
Ego bertujuan untuk menjaga keberlangsungan kepribadian di dunia nyata. Dalam proses ini, Ego harus selalu menyeimbangkan antara pemenuhan kebutuhan naluriah Id dan pemenuhan tuntutan moral Superego. Dengan demikian, Ego memegang peranan yang sangat penting dalam pengambilan keputusan dan perilaku individu sehari-hari.
Menurut Sigmund Freud, energi psikis bersifat permanen dan tidak dapat hilang, tetapi dapat dipindahkan ke bentuk energi lain, seperti energi fisiologis. Dalam konteks ini, Id dan sifat intrinsiknya berfungsi sebagai penghubung antara energi tubuh dan kepribadian. Proses psikis yang terjadi pada diri individu sangat dipengaruhi oleh naluri yang berperan sebagai sumber energi yang mengarahkan perilaku manusia.
Jenis-jenis Naluri dalam Id