Mohon tunggu...
Muhammad Aditya Nofrianda
Muhammad Aditya Nofrianda Mohon Tunggu... Freelancer - Mahasiswa Jurusan Pekerjaan Sosial Politeknik Kesejahteraan Sosial Bandung

Seorang mahasiswa yang sedang belajar dan mendalami karya tulis terutama di bidang pekerjaan sosial, pendidikan, budaya, sejarah, dan pariwisata.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Kompleksitas Keragaman Budaya di Kepulauan Riau

15 Juni 2020   13:20 Diperbarui: 15 Juni 2020   13:26 1999
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Tugu Lambang Provinsi Kepulauan Riau di Pulau Dompak, Kota Tanjungpinang (sumber: dokumentasi pribadi penulis)

Kepulauan Riau dibangun dari berbagai latar belakang budaya yang berbeda. Perbedaan latar belakang budaya lahir dari keberagaman suku bangsa, agama, etnis, serta bahasa yang hidup di Kepulauan Riau.

Berdasarkan data tahun 2015, suku mayoritas di Kepulauan Riau adalah suku pribumi yaitu suku Melayu berjumlah 29,97% dari keseluruhan jumlah penduduk Kepri. Suku mayoritas kedua sekaligus suku pendatang terbanyak di Kepulauan Riau adalah Suku Jawa yaitu 24,97%.

Diikuti oleh Suku Batak 12,48%; Minangkabau 9,71%; Tionghoa 7,70%; Sunda 2,96%; Bugis 2,22%; Suku NTT 2,22%; Suku Sumatera Selatan 1,97%; Banjar 0,70%, dan Suku Lainnya 5,10%.

Selain itu terdapat pula suku-suku pribumi asli Kepulauan Riau selain suku Melayu yaitu Suku Laut, Suku Duano di Karimun, Suku Orang Hutan di Rempang, dan Suku Akit. Terdapat pula keragaman suku bangsa dari para pendatang luar negeri seperti keturunan Tionghoa (khususnya Hokkien, Hakka, dan Tiochiu), Arab, India, Hindustan, dan Eropa.

Keberagaman budaya di Kepulauan Riau juga meliputi keberagaman agama. Berdasarkan Sensus Penduduk Tahun 2015, persentase agama penduduk provinsi Kepulauan Riau adalah Islam 77,34%; Kristen Protestan 12,28%; Buddha 7,66%; Katolik 2,46%; Konghucu 0,19%, dan Hindu 0,07%.

Populasi masyarakat Tionghoa yang besar di Kepulauan Riau menyebabkan persentase penduduk beragama Buddha dan Konghucu cukup banyak. Suku terbesar di Kepulauan Riau adalah suku Melayu yang berazaskan Islam karena itu agama Islam menjadi agama terbesar di Kepulauan Riau.

Keberagaman bahasa di Kepulauan Riau umumnya tidak terlalu variatif. Bahasa Indonesia adalah bahasa resmi yang digunakan di Kepulauan Riau. Bahasa Melayu adalah bahasa lokal paling populer.

Terdapat banyak sekali perbedaan dialek dan kosakata antara Bahasa Melayu dari berbagai pulau di Kepulauan Riau. Bahasa Melayu di Natuna, Anambas, Tambelan, Pulau Tujuh, Bintan, Penyengat, Batam, Karimun, Singkep, dan Lingga bisa sangat berbeda-beda.

Di Kepulauan Riau, merupakan hal umum melihat Bahasa Tiochiu dan Bahasa Hokkien digunakan oleh para etnis Tionghoa. Banyak pula tetua-tetua Melayu yang juga bisa berbahasa Tionghoa. Sesuai sejarah, penggunaan bahasa di Kepulauan Riau menggunakan aksara Melayu Kuno dan Arab Melayu.

Keberagaman budaya di Kepulauan Riau sangat berpengaruh dengan negara tetangga. Faktor geografis Kepri yang berada di perbatasan membuat alur budaya dari Singapura, Malaysia, Thailand, Vietnam, Kamboja, dan Tiongkok sangat mudah masuk. Masyarakat Kepulauan Riau khususnya Melayu memiliki satu suku bangsa yang sama dengan mayoritas masyarakat Malaysia dan Singapura.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun