Mohon tunggu...
Muhammad Aditya Firmansyah
Muhammad Aditya Firmansyah Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Hobi: Badminton dan Membaca

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Analisis Kesulitan Koneksi Matematis Peserta Didik dalam Menyelesaikan Soal Probabilitas di Sekolah Menengah Atas

11 Desember 2022   21:02 Diperbarui: 12 Desember 2022   06:43 586
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gambar 3.3 Jawaban Peserta didik 2

Peneliti : "Menurut mu yang kamu masukkan dalam pengerjaan soal itu rumus apa?"

Peserta didik 1: "Itu rumus permutasi kak"

Peneliti : "Jadi menurutmu itu tadi soal permutasi?"

Peserta didik 1: "(membaca soal) iya kak, ini bentuk soal permutasi"

Peneliti : "Coba baca soalnya sekali lagi dengan teliti!"

Peserta didik 1: (sambil membaca soal kembali) "Ini bentuk permutasi kak."

Peneliti : itu bentuk kombinasi"

Peserta didik 1: oooh iya, ini bentuk kombinasi. saya salah berarti kak. saya kira itu bentuk permutasi soalnya keduanya hampir mirip"

            Menurut hasil wawancara, kesalahan peserta didik 1 adalah karena lupa karena kedua konsep tersebut identik. Menurut hasil wawancara peserta didik, peserta didik  melakukan kesalahan karena tidak teliti, tidak dapat memahami maksud soal, memasukkan angka ke dalam rumus yang salah, dan "lupa" karena mereka merasa konsep kombinasi dan permutasi adalah sama.

Pembahasan 

Peserta didik umumnya membuat kesalahan dalam pemerolehan informasi, kesalahan konseptual, dan kesalahan kalkulasi ketika berusaha memecahkan masalah matematika yang membutuhkan koneksi matematika. Ketiga kesalahan tersebut juga terjadi dalam penelitian yang dilakukan oleh (Bakhril, Kartonoa and Dewi, 2019);(Nurdin, Nufus and Hasanuddin, 2018);(Nari and Musfika, 2016). Hal ini senada yang dikatakan oleh (Kusaeri, Pardi and Quddus, 2019) tiga komponen utama dari program pengajaran proses koneksi matematika dalam standar adalah: (1) mengenali dan menggunakan hubungan antara ide-ide matematika; (2) memahami bagaimana ide-ide matematika saling berhubungan dan dikonstruksi untuk menghasilkan satu kesatuan yang utuh; dan (3) mengenali dan menerapkan matematika dalam konteks di luar matematika. Akibatnya, dengan berfokus pada indikasi pemahaman informasi, pemahaman konseptual, dan kompetensi operasi matematika, matematika peserta didik dapat ditingkatkan.

Kemampuan peserta didik dalam menggambarkan masalah sebagai simbol matematika atau membangkitkan simbol matematika disebut sebagai pemahaman materi dalam penelitian ini pemodelan matematika adalah istilah yang digunakan untuk menggambarkan ketidakmampuan peserta didik untuk menerjemahkan masalah ke dalam simbol matematika. Hal ini senada dengan penelitian yang dilakukan oleh (Kusaeri, Pardi and Quddus, 2019) menuliskan apa yang diketahui dan apa yang ditanyakan dalam seluruh soal dalam bentuk kata-kata dan simbol matematika (fakta) yang telah dipahami memungkinkan seseorang untuk merekam informasi pemahaman mereka dengan mengaitkannya dengan data dan pertanyaan tentang masalah yang mereka hadapi. mencoba untuk menjawab. Oleh karena itu, aspek penting dari pelajaran matematika yang perlu diperhatikan adalah kemampuan siswa untuk memahami informasi dan menuliskannya dalam simbol.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun