Keluarga merupakan tempat pertama bagi seseorang untuk memperoleh cinta-kasih sayang, pembelajaran non formal, perlindungan, dan lain sebagainya.Â
Keluarga memiliki peran penting dalam membentuk karakter individu, oleh karenanya keharmonisan dalam keluarga harus selalu dijaga. dipertahankan, dan diperjuangkan dalam naik turunnya gejolak sakinah  yang sedang berlangsung setiap pagi, siang, sore, maupun malam hari.Â
Menyinggung sedikit pada bunyi "semoga menjadi keluarga yang sakinah mawaddah warahmah", ketika diucapkan kepada seseorang yang sudah menjadi manten anyar atau pengantin baru, menurut saya akan lebih tepat ketika menjadi "dengan berbekal warahmah dan mawaddah semoga menjadi keluarga yang sakinah".Â
Mengapa saya bisa mengatakan demikian? Karena jika diurai dari katanya satu persatu, mawaddah berasal dari kata bahasa arab yang memiliki arti kasih sayang dan cinta kepada pasangannya, kata ini sudah berlangsung sejak kedua belah pihak memiliki ikatan-hubungan,Â
untuk kata warahmah berasal dari kata bahasa arab yaitu rahmah yang mempunyai arti rahmat, dan kata ini juga sedang berlangsung bahkan Allah SWT memberi rahmat kepada hambanya tidak terbatas dan tidak memandang bulu.
Jadi, tidak lagi "semoga" karena sudah dan sedang terjadi, akan lebih tepat ketika kata "semoga" dipakai untuk kata sakinah, karena kata sakinah memiliki arti ketenangan, ketentraman, aman, dan damai. Â
Keluarga sakinah adalah idaman bagi semua pasangan suami istri yang menginginkan ketenangan jiwa dan kenyamanan dalam rumah tangga. Kehidupan berumah tangga tak selamanya baik-baik saja, akan ada masa naik-turunya. Rasa suka dan duka akan terus menantinya.Â
Dalam Al-Qur'an kata sakinah disebutkan sebanyak enam kali, yakni pada surat al baqarah [2]:248, surat At-Taubah [9]:26 dan 40, surat Al-Fath [48}:4,18, dan 28.Â
Pada ayat-ayat tersebut dijelaskan bahwasannya sakinah itu didatangkan Allah SWT ke dalam hati para nabi dan orang-orang yang beriman agar tabah dan tidak gentar menghadapi rintangan, cobaan, tantangan, ataupun musibah, sehingga arti sakinah dapat juga dipahami dengan "sesuatu yang memuaskan hati".Â
Dari beberapa definisi di atas tentang keluarga dan sakinah, maka dapat definisikan bahwa keluarga sakinah itu adalah berkumpulnya dua individu atau lebih yang diikat oleh tali pernikahan dalam upaya melestarikan kehidupan dimana dalamnya terdapat interaksi yang melahirkan ketenangan, rasa aman,Â
kemantapan baik ekonomi, fisik, maupun psikis, saling melindungi, saling mengingatkan, saling menghormati, saling mengasihi dan menyayangi, serta saling membela satu sama lain. Keluarga sakinah adalah kondisi keluarga yang sangat ideal dalam menjalani kehidupannya, dimana keluarga yang ideal seperti ini jarang adanya.Â
Namun sekalipun jarang keberadaannya, bukan berarti sangat sulit diwujudkan, hanya saja dalam upaya mewujudkannya diperlukan pengorbanan yang besar dan panjang, baik pengorbanan waktu, materi, ilmu dan lain-lain.
Hubungan suami istri yang tinggal berjauhan dimaksudkan yaitu pasangan yang menikah secara resmi namun karena situasi-kondisi tertentu mengharuskan suami atau istri tidak bisa hidup bersama satu atap.Â
Tinggal berjauhan seringkali berada dengan jarak yang cukup jauh, seperti antar pulau atau antar negara sehingga membuat pasangan suami istri kesulitan untuk bertemu. Jarak, waktu, dan biaya mengakibatkan pasangan suami istri berkumpul dengan keluarga menjadi sangat terbatas.
Di era sekarang pernikahan jarak jauh sudah menjadi hal yang biasa. Banyak pasangan-pasangan yang terpisahkan jarak dalam hubungan pernikahannya. Kehidupan mereka tentunya akan mengalami kendala yang berbeda dengan suami istri atau keluarga umumnya yang tinggal bersama.Â
Hal ini dikarenakan penyesuaian diri masing-masing pasangan juga berbeda. Dalam menjalin suatu hubungan rumah tangga pastinya akan mengalami permasalahan apalagi penikahan jarak jauh.Â
Menjalani hubungan jarak jauh memiliki beberapa kendala dan tantangan, mulai dari masalah komunikasi, kepercayaan, penyelesaian masalah yang harus melalui online tanpa ketemu langsung, pemenuhan kebutuhan seksual, dan keuangan,
Untuk menjalin hubungan agar tetap baik bahkan dapat menjadikan keluarga itu menjadi keluarga yang sakinah, yaitu:
Komiten
Teori The Investment Model dari Caryl E. Rusbult menjelaskan bahwa komitmen adalah seberapa besar kecenderungan seseorang untuk melanjutkan hubungan dengan pasangannya, memandang masa depan akan terus bersama pasangannya, dan adanya kelekatan psikologis satu sama lain dengan pasangan.Â
Oleh karenanya, suami istri harus memegang komitmen sejak awal. Dengan memegang komitmen yang kuat, minimal mempunyai kunci untuk melanggengkan rumah tangga bersama pasangan. Akhirnya sejauh apapun jarak yang memisahkan, cinta dan pasangan akan tetap utuh.
Rasa saling percaya
Jarak yang jauh semakin membuat kesempatan untuk perselingkuhan. Namun jika sudah saling percaya, berkomitmen dan tanggung jawab tentu mampu melaluinya. Jika pasangan sudah sadar bahwa dirinya telah menjadi suami dan memiliki tanggung jawab terhadap istrinya, apalagi jika sudah memiliki anak, tentu ini akan menjadi benteng untuk tidak mengkhianati kepercayaan yang sudah diberikan.Â
Membangun dan menjaga sebuah kepercayaan memang sangat sulit. Satu hari pertama, mungkin dapat memegang teguh kepercayaan pada pasangan.Â
Namun, dalam jangka waktu satu bulan atau bahkan lebih lama dari itu, tentu bukan perkara mudah. Mungkin anda mulai was-was dan berprasangka pada pasangan. Yang paling penting untuk dilakukan adalah menghilangkan segala prasangka buruk terhadap pasangan hidup. Harus belajar untuk menghindari cemburu buta tanpa alasan.Â
Berikan pasangan kepercayaan penuh, jangan menjadi pasangan yang posesif sehingga pasangan bebas untuk menjalani karirnya.
Komunikasi
Salah satu kuci penting suksesnya hubungan jarak jauh adalah komunikasi. Banyak hubungan yang kurang ideal karena adanya kesalahpahaman karena kurang komunikasi. Di era seperti saat ini, kesulitan untuk berkomunikasi bukanlah menjadi alasan.Â
Canggihnya teknologi dapat dimanfaatkan agar jarak tidak membatasi ruang dan waktu antara suami dan istri. Sehingga, sebaiknya masing-masing pasangan meluangkan waktu sebisa mungkin untuk berkomunikasi setiap harinya, semakin pendek jarak pemberitahuan informasi, dan semakin mendetail menceritakannya akan semakin baik.Â
Berkomunikasilah seolaholah tidak ada jarak antara suami dan istri yang memisahkan dengan begitu meminimalisir prasangka buruk. Dan lagi bisa mendekatkan diri pada anak agar anak tidak lupa dan merasa kehilangan figur ayah.
Keterbukaan
Pada pasangan yang tinggal terpisah, kurangnya kehadiran secara fisik membuat frekuensi untuk bertemu secara langsung (tatap muka) lebih sedikit dibandingkan dengan pasangan yang tinggal serumah.Â
Hal ini menyebabkan komunikasi verbal juga jarang dilakukan, sehingga keterbukaan diri menjadi salah satu komponen yang penting dalam menyesuaikan diri dengan kehidupan perkawinan.Â
Pasangan harus mau saling bercerita mengenai banyak hal tanpa diminta ataupun sebagai jawaban atas respon balik (feedback) selama berkomunikasi.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H