Mohon tunggu...
Muhammad Adhitya A
Muhammad Adhitya A Mohon Tunggu... Lainnya - Alumni Fakultas Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Bandung

Sebaik-baik manusia adalah orang yang bermanfaat bagi orang lain.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Busuk Lisan Menurut KH. Abdullah Gymnastiar (Aa Gym)

25 September 2023   14:35 Diperbarui: 25 September 2023   18:24 260
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Hari-harinya akan selalu disibukkan dengan celaan dan hinaan. Saat diberi makanan oleh tetangganya, komentar.

Pertama yang keluar bukannya rasa syukur dan pujian pada tetangganya karena telah berbaik hati mengiriminya makanan. Melainkan yang keluar adalah penilaian-penilaian negatif. Dia akan langsung berkomentar bahwa makanan itu kurang ini dan kurang itu. Dia tidak merasa puas.

Dia akan menyesali hujan turun karena baginya hujan akan menyebabkan macet, jalanan becek, dan ia tak leluasa berjalan. Dia akan menggerutu dan mengutuk keadaan seperti ini. Umpatan dan gerutuannya itu akan makin besar manakala ia mengetahui bahwa pakaian yang dijemurnya basah oleh air hujan.

Orang yang seperti demikian, sepanjang hidupnya akan merasakan derita. Sejak bangun tidur hingga ia tidur kembali, yang dia ucapkan hanyalah keluhan karena ketidakpuasan, celaan terhadap orang lain karena ketidakmampuannya dan hinaan pada siapapun yang dianggapnya tidak pantas mendapatkan sesuatu yang berharga selain dirinya.

Keempat, orang berkualitas dangkal. Yaitu orang yang sibuk menyebut kebaikan diri dan jasa yang ia lakukan. Orang seperti ini biasanya bersikap tidak mau menerima kekalahan apalagi bersikap mengalah. Kalau ada orang yang menceritakan keberhasilannya, maka ia akan me nimpali dengan menyebutkan bahwa dirinya telah melakukan hal yang lebih dari itu. Jika ada orang lain yang sukses, maka ia akan berbicara kepada orang banyak bahwasanya kesuksesan orang itu adalah kerena kenal baik dengan dirinya.

Kalaupun orang berkualitas dangkal ini melakukan kebaikan, maka ia akan mengangkat-angkat ke permukaan mengenai kebaikannya itu. Ia ingin agar kebaikannya diketahui oleh orang-orang, ia ingin dirinya dinilai sebagai pahlawan.

Namun, kita juga patut bersikap hati-hati, karena tidak jarang kata-kata dan ucapan yang baik hanya menjadi topeng untuk menyembunyikan kualitas diri yang buruk.

Referensi : Kiat Mengatasi 8 Penyakit Hati Karya Aa Gym

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun