Mohon tunggu...
Muhammad Adhitya A
Muhammad Adhitya A Mohon Tunggu... Lainnya - Alumni Fakultas Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Bandung

Sebaik-baik manusia adalah orang yang bermanfaat bagi orang lain.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Busuk Lisan Menurut KH. Abdullah Gymnastiar (Aa Gym)

25 September 2023   14:35 Diperbarui: 25 September 2023   18:24 260
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Ada satu cerita di mana seorang soleh diminta untuk memasak suatu makanan yang enak oleh pemimpinnya. Orang itu pun menuruti keinginan sang pemimpin dan segera mengantarkan pesanan itu kepada-nya. Ternyata, makanan tersebut sangat disukai oleh sang pemimpin karena rasanya yang sangat lezat. Kemudian, sang pemimpin pun bertanya kepadanya tentang bahan makanan itu. Orang sholeh itu menjelaskan bahwa makanan tersebut terbuat dari lidah.

Kemudian, sang pemimpin itu menyuruhnya untuk membuat makanan yang rasanya tidak enak. Dia pun kembali ke rumah memasaknya. Begitu makanan tersebut siap, dia pun segera mengantarkannya kepada sang pemimpin.

Dari cerita ini, bisa kita pahami bahwa lidah yang tidak bertulang dan tidak berduri itu bisa membahayakan seseorang atau bisa juga menyelamatkan seseorang. Seseorang bisa terjerumus kepada masalah yang pelik disebabkan ia tidak mampu menjaga lisan. Seseorang bisa bermusuhan dengan sesama disebabkan karena lisannya. Seseorang bisa menyebabkan orang lain terluka disebabkan oleh lisannya. Semua itu terjadi disebabkan ia tidak menjaga lisannya yang berkata dusta, keji, fitnah dan hal jahat lainnya.

Sebaiknya, seseorang bisa selamat dari segala hal sebagaimana disebutkan diatas juga adalah disebabkan oleh lisannya. Karena ia mampu menjaga lisannya dengan baik. Dia selalu berpikir terlebih dahulu sebelum melontarkan suatu ucapan. Sehingga apa yang diucapkannya selalu tertata baik. Jika demikian, maka orang-orang yang berada di sekitarnya pun akan terasa nyaman dan bisa mengambil manfaat.

Kualitas Ucapan

Pertama, orang yang berkulitas tinggi.

Yaitu orang yang berbicara pada tempat dan saat yang tepat dengan tutur kata yang sarat hikmah. Kata-kata yang diucapkan mengandung mengandung ide, gagasan ilmu, dzikir, dan solusi yang bermanfaat bagi dirinya dan bagi orang-orang di sekitarnya.

Kedua, orang yang berkualitas biasa-biasa

Yaitu, apabila berbicara maka kata-kata yang terlontar dari lisannya adalah ucapan yang sibuk menceritakan peristiwa-peristiwa yang dia alami atau yang dia ketahui. Orang seperti itu akan sibuk mengomentari segala hal yang dia lihat dengan begitu lengkap. Dia akan menceritakan peristiwa tabrakan antara mobil dengan truk dengan penggambaran yang sangat jelas dan detail.

Dia akan menceritakan setiap detail yang dia saksikan, tidak ada yang ia lewatkan sedikitpun. Dia akan menceritakan kepada yang tidak melihatnya secara langsung, bahkan dia juga akan menceritakannya kepada orang yang ada bersamanya di saat kejadian. Dia tidak kuat menahan lidanya untuk tidak berkata-kata menanggapi segala kejadian yang dia ketahui.

Ketiga, orang berkualitas rendah. Orang seperti ini cenderung selalu membawa segala permasalahan yang dialaminya ke mana pun dia melangkah. Di manapun dia berada, dia akan selalu mengeluh, mencela, dan menghina.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun