Acara dulang penamat biasanya diadakan sebagai penanda berakhirnya acara adat dalam suku sasak. Isinya berupa jajanan tradisional sasak yang disusun menggunung di atas nampan.
Gelar Karya Proyek P5 bukan hanya sekadar acara pameran karya seni, tetapi juga proses pendidikan yang mendalam. Setiap siswa belajar tentang riset, perencanaan, kerjasama tim, serta pentingnya memahami dan menghargai budaya setempat. Mereka tidak hanya mengasah keterampilan artistik, tetapi juga keterampilan hidup seperti keberanian berbicara di depan umum dan kerja sama tim.
Kehadiran Kampus Mengajar 7 sebagai pendamping dan fasilitator juga memberikan nilai tambah yang besar. Mereka tidak hanya membimbing siswa dalam mengeksplorasi kearifan lokal, tetapi juga mengajarkan pentingnya memiliki kesadaran sosial dan kepedulian terhadap lingkungan sekitar.
“Kami sangat senang dan antusias dalam membantu pelaksanaan acara gelar karya P5 SD Negeri 6 Ampenan ini karena seluruh siswa di setiap kelas kami latih untuk menampilkan pertujukan budaya sasak.” Ujar ketua tim Kampus Mengajar 7 SD Negeri 6 Ampenan LL. Gede Damar Wulan.
Dengan demikian, Gelar Karya Proyek P5 SD Negeri 6 Ampenan dan Kampus Mengajar 7 bukan hanya menghasilkan karya-karya yang memukau, tetapi juga menciptakan pengalaman berharga bagi setiap siswa dan komunitas sekolah. Mereka belajar bahwa kearifan lokal bukan hanya milik masa lalu, tetapi juga merupakan pondasi yang kuat untuk membangun masa depan yang lebih baik dan lebih beragam.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H