Mohon tunggu...
Muhammad abdul Rolobessy
Muhammad abdul Rolobessy Mohon Tunggu... Jurnalis - Editor

Bahasa mati rasa

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Nasihat Tukang Becak, Kepada Beta

6 Maret 2024   04:39 Diperbarui: 20 Agustus 2024   04:15 116
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber gambar: M. Abdul Rolobessy

Sejurus kemudian, beta terdiam. Kata-kata pak tua itu begitu jelas di telinga. Beta berfikir menerawang jauh ke depan. Tiba-tiba bapak tua itu berkata untuk Beta,
"Memang kenapa Adik tidak mau kuliah dulu?"
Apakah itu kelemahan adik karena ekonomi ?"
Kali ini, beta benar-benar terdiam.

Beta menundukkan wajah. Pertanyaan bapak itu kepada Beta begitu menyentuh hati. Tiba-tiba, mata Beta yang di landa sedikit di merem karena debu dan teriknya matahari berlinang. Menetes bukan karena debu dan angin yang bertabrakan, tapi,perkataan beliau.

segera beta menguasai keadaan lagi. Sambil berusaha tersenyum, beta berkata kepadanya, "Ooh... Ini kemauanku Beta pak. Beta hanya ingin mandiri saja."...
ternyata bagi bapak itu kuliah itu sangatlah penting. Kemudian bapak itu kembali bertanya ke beta lagi.

"Lalu sekarang aktivitas adik apa?".
Bingung beta mau jawab apa! Rasanya di beta kepala sudah segudang pikiran yang ingin beta tumpahkan semua keluh kesah padanya.
Tapi beta kemudian dapat menguasai keadaan kembali lagi. Beta hanya bilang, "beta ingin kuliah, bapak, tapi beta belum berkeinginan menempati bangku sekolah/ kuliah".

Wajah beta menampakkan kesedihan yang amat dalam saat itu. Bibir pun bergetar hingga tak sanggup beta untuk berkata-kata lagi.
"Kok adik begitu sedih. Bukankah sekolah itu bagus? Seperti pepatah bilang : carilah ilmu sampai ke negeri cina.

Selagi orang tua masih mampu membiayai adik, kenapa tidak dilakukan. Ilmu itu banyak manfaatnya dik. Apalagi kelak jika adik bisa memimpin negeri ini atau adik jadi pejabat, pasti negeri ini akan aman, tentram, damai dan makmur karena semua berjalan dengan adil. Adik tau sendiri pemimpin sekarang banyak yang korupsi ". Mendengar jawaban bapak itu, beta tersenyum malu. Bapak itu bisa aja buat hati ini senyum dan kembali bersemangat untuk menuntut ilmu.

Perlahan demi perlahan, becak itu di kayuhnya. Kadang beta sedih melihat keadaannya.beta berpikir, berapa lah penghasilan yang di diperolehnya untuk menghidupi keluarga beliau. Dia punya anak dan istri.

Belum lagi setiap tetesan keringat yang di keluarkannya di tengah teriknya panas cahaya matahari di Medan yang luar biasa. Sungguh sabar bapak ini, sungguh semangatnya membara dalam hal menuntut ilmu, walaupun ia hidup pas-pasan.

Bapak itu juga menceritakan bahwa ia punya anak yang saat ini sedang sekolah. Ia berharap sangat anak-anaknya kelak dapat sampai di perguruan tinggi walaupun keadaannya sendiri sungguh sangat memprihatinkan. Tekad dan semangat bapak itu tinggi sekali.

Sampailah beta di depan pagar rumah dan perlahan-lahan kaki melangkah hingga masuk kedalam rumah. Tiba di dalam rumah, beta duduk terdiam dan berpikir sambil mata ini berkaca-kaca, "Ya Rabb, sungguh mulia sekali kata-kata bapak tadi. Ia seorang manusia yang penuh inspiratif, memberi kisah untuk membangkitkan semangat orang lain akan pentingnya menuntut ilmu. Terimakasih ya Rabb, puji syukur pada-Mu yang selalu memberiku petunjuk".

Sebelumnya sikap beta lesu, pusing, dan lain sebagainya berubah menjadi pantang menyerah. Ingin terus berkarya dan menuntut ilmu. Ingin belajar terus dan mengajarkannya pada orang lain. Rasa percaya diri pun kembali meningkat tajam. Walaupun keadaan beta begitu lemah, tapi itu tak menyulutkan tekad dan disiplin beta untuk terus berkarya, mengembangkan potensi yang beta miliki.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun