"Bukti konsepnya telah ditunjukkan kepada dunia di suatu tempat bernama Samboja Lestari, satu jam di utara Balikpapan, di mana 1.800 hektar padang rumput telah diciptakan kembali sepenuhnya dalam 20 tahun terakhir." jelas nya.
Namun bagaimana dengan program Pak Prabowo Subianto pertanian berkelanjutan? Program cetak sawah sebanyak 3 juta hektare di Indonesia yang berawal di Papua? Benarkah program tersebut tidak dilakukan dengan cara menebang hutan untuk membuka lahan? Apakah program tersebut dapat mengatasi pemanasan global atau malah sebaliknya?
Memang benar, seiring dengan penambahan penduduk, maka fasilitas produksi pangan di dalam negeri juga harus segera ditambah. Tetapi, apakah dengan demikian kebutuhan sandang dan papan penduduk yang tinggal di pesisir pantai diabaikan?
Seperti yang kita ketahui bersama, bahwa setiap tahunnya Jakarta mengalami penurunan tanah hingga 17 cm per tahun. Banyak penduduk yang mulai kehilangan rumahnya terkena banjir rob yang disebabkan oleh pemanasan global.
Masih banyak bertanyaan yang terlintas di pikiran kita semua, oleh karena itu kita jangan hanya mengandalkan agenda Presiden untuk mengatasi pemanasan global, tetapi kita semua baik pemerintah, korporasi, maupun masyarakat sipil harus berkalaborasi dan bekerja sama untuk menciptakan masa depan yang lebih baik. Karena bumi ini adalah milik bersama.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H