Israel dan juga palestina sering sekali terjadi dan itu sudah berlangsung 1948 yang selalu jadi topik hangat dan kontroversial. Lantas, apakah ada upaya dalam pemisahan atau pemberhentian untuk perang yang tidak kesudahan ini?.
Perang antaraBanyak sekali pertanyaan pertanyaan seperti itu muncul di benak kita. Tetapi, nyatanya sudah banyak upaya yang dilakukan dari berbagai pihak dan yang paling berkuasa atas perdamaian adalah organisasi Perserikatan Bangsa Bangsa atau biasa disebut United Nations. Merekalah yang mengatur dan menjaga perdamaian untuk setiap negara negara anggotanya dan yang selalu bergerak pertama kali untuk menjaga hal tersebut.
Upaya PBB dalam Kasus Perang Israel dan Palestina
Terlihat pada taun taun sebelumnya, PBB sering menggelar banyak konfrensi perdamaian untuk Israel dan palestina mulai dari pembagian tanah palestina yang dibagi menjadi 3 (tiga) bagian pada resolusi 181, ada juga konferensi Madrid 1991 yang dilaksanakan pada tanggal 30 november hingga 1 oktober 1991 di spanyol dengan melibatkan negara negara arab seperti yordania, Lebanon, suriah, mesir, dan juga Israel. Tetapi, hasil konferensi inipun tidak berjalan lancar dan tidak menghasilkan apapun. Dilanjutkan dengan konferensi lain lain seperti konferensi oslo 1993, dan yang paling akhir adalah voting penarikan pasukan Israel dari daerah kepemilikan palestina yang dijadikan bentuk ultimatum kepada dewan diplomasi Israel pada siding PBB tanggal 18 september 2024 dengan hasil 124 setuju, 14 menolak, dan 43 negara tidak menggunakan hak pemilihannya.
Negara Negara yang Membela Israel dalam Voting PBB
Dilihat dari persentase banyaknya negara yang berpatisipasi dalam vote tersebut, sedikit jumlah Negara yang mendukung Israel dalam hal ini. Beberapa negara tersebut ialah Argentina, amerika serikat, Czechia, fiji, hungaria, Malawi, tonga, Nauru, papua nugini, Paraguay, Tuvalu, mikronesia, Israel, dan juga palau. Lalu mengapa dari ratusan negara negara anggota PBB tersebut hanya meraka yang mendukung Israel? Apakah adanya kerja sama dibalik semua Tindakan? Atau dikarenakan hubungan diplomasi saja?
Â
Alasan Mengapa Negara Tersebut Menolak Voting dan Mendukung Pihak Israel
Tentu saja dibalik penolakan voting itu memiliki maksud tersendiri, dan apabila dilihat dari catatan. Bahwasanya negara negara tersebut dominan daerah kepualauan pacific yang beberapa negaranya bekerja sama dengan amerika serikat.
 "Amerika serikat memiliki hubungan ekonomi dengan Israel sehingga amerika tidak bisa memilih hasil yang dapat merugikan para zionis tersebut" ujar Pengamat Timur Tengah dari Universitas Indonesia, Yon Machmudi.
Â
Terdapat juga ujaran dari pengamat politik internasional lainnya seperti Pengamat hubungan internasional dari Universitas Padjajaran, Teuku Rezasyah, juga memberikan pandangan serupa. Menurut Rezasyah, negara-negara di Pasifik merupakan kelompok negara yang loyal pada AS, Inggris, serta Australia. Mereka menerima gelontoran bantuan ekonomi, pendidikan, hingga tata kelola pemerintahan yang luar biasa dari negara-negara besar tersebut."Empat negara di Pasifik Selatan tersebut juga secara khusus diawasi Amerika Serikat, agar tidak masuk dalam wilayah pengaruh China, yang saat ini marak memperkenalkan paket ekonomi yang sangat menggiurkan" kata Rezasyah.
Â
Ada juga alasan dari segi agama Menurut pakar politik dan keamanan internasional dari Universitas Murdoch Australia, Ian Wilson, negara-negara Kepulauan Pasifik sangat membela dan mendukung Israel karena melihat orang-orang Yahudi sebagai manusia yang dipilih Tuhan. Anggapan tersebut umumnya terpatri di antara pengikut aliran Kristen Evangelis. Menurut Ian, bagi penganut aliran ini, Israel bahkan dipandang sebagai "tanah suci" "Jadi mendukung Israel disamakan dengan melindungi tanah suci. Ini berpengaruh pada tingkat pemerintahan," ujar Ian Wilson.
Â
Timbul pertanyaan baru. Apakah akan adanya Tindakan keras dari negara negara tersebut untuk bisa melindungi hubungannya dengan zionis di Israel tersebut? Akan kah amerika serikat melakukan Tindakan yang akan beresiko terjadinya perperangan dan merugikannya dari segi segala aspek? Atau amerika serikat akan berusaha menjadi "leviathan" agar menjaga dirinya beserta pengikut pengikutnya? Hal itu belom dapat dibuktikan dan akan segera terjawab dari pengambilan keputusan seterusnya yang akan kita lihat nanti.
Â
Sekian dari artikel yang saya bahas pada hari ini, terimakasih.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H