Waktu mengharu dalam detik
Bertabur luka tercabik
Gedung berganti tak dimengerti
Lalu pergi
Masa membawaku pada kemarin
Bayang semu itu berhembus bersama angin
Membelai sanubari yang masih kering
Asing
 Sepasang pena pertanda
Angin tak merana
Amanahmu kujaga
Rasa-rasa
Di balik jendela, sesungguhnya hati kerut
Seluruh pandangan tertutup kabut
Jangan-jangan akan jadi kemelut
Maaf aku takut
Gadis merajuk di jendela
Pria bersila sebelah kotak beragam rupa
Bertajuk sastra dan sinema
Masihkah engkau bertanya?
Kamis, 4 Agustus 2016
Muhammad Taufan Ika Sakti - Luana Yunaneva
Angin Lalu merupakan Sekuel Angin bagian pertama, proyek kolaborasi puisi Muhammad Taufan Ika Sakti dan Luana Yunaneva.
Tulisan ini pertama kali diposting untuk Kompasiana
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI