Mohon tunggu...
Muhammad Nurul Fahmi
Muhammad Nurul Fahmi Mohon Tunggu... -

Ambillah aku, latihlah aku, tegaslah terhadapku, maka aku akan meletakkan dunia di kakimu. Kendorlah terhadapku, maka aku akan menghancurkanmu.

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Purnama Rindu

9 Maret 2013   15:30 Diperbarui: 24 Juni 2015   17:03 74
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Purnama Rindu

Kutulis sajak ini

Ketika malam sepi tenggelam

Aku duduk sendiri

Memandang langit yang telanjang

Tak punya apa-apa

Kurasakan angin berputar

Seolah hendak mengupas dagingku

Merontokkan tulangku

Menguliti hatiku

Hingga kudapati jiwaku

telanjang

Tak punya apa-apa

Kudengar suara bising

Sekawanan kucing

Berpasang-pasang

Mengeyong dalam gelap

Betina merayu

Jantan menggeram

Menyeringai dalam gelap

Kulihat dalam remang

Pohon bergoyang-goyang

Menari teriring musik

makhluk malam

Kurebahkan raga

Kututup mata

Kusumpal telinga

Kubuka pintu jiwa

Kuserap segala rasa

Kuhayati sepi

Kunikmati sunyi

Terlintas di alam bawah sadar

Bidadari indah

Terselimuti harum dan warna

Turun mendekat dalam keanggunan

Tanpa mengucap apa-apa

Ia sandarkan pipinya

yang empuk, mulus di dadaku

Memeluk erat

Bergetarlah jiwa

Hangat dalam peluknya

Tiba-tiba langit mengetuk

pintu penghayatanku

Membuka kembali cakrawala duniaku

Kudapati sebongkah purnama

Berpendar cahaya

Tersenyum kepadaku

Ribuan malaikat berkeling diatasnya

Melambai

Dari jauh mereka berbisik :

Hai jiwa yang memendam rindu

Tertitip salam untukmu

Dari dia yang memandangi purnama ini

Seperti kau memandanginya

Memanggil-manggilmu

Berharap bisa menyaksikan purnama bersamamu

Teruntuk purnama yang sedang kurindu

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun