Mohon tunggu...
Muhammad Nurul Fahmi
Muhammad Nurul Fahmi Mohon Tunggu... -

Ambillah aku, latihlah aku, tegaslah terhadapku, maka aku akan meletakkan dunia di kakimu. Kendorlah terhadapku, maka aku akan menghancurkanmu.

Selanjutnya

Tutup

Catatan

Sekolah Calon Artis, Tempat Belajar Para Idola

13 Maret 2013   02:36 Diperbarui: 24 Juni 2015   16:53 695
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Novel ini bagi saya, setidaknya mempunyai empat kekuatan utama. Pertama, sang penulis bisa meciptakan karakter tokoh yang unik seperti yang telah dipaparkan pada point karakter sebelumnya.

Kedua, yang menjadikan novel ini menarik adalah penulis berhasil menyisipkan beberapa cerita tambahan  ke dalam cerita utama seperti The Choice, Melody In The Sky, dan Duty 719~4Shine. Alur cerita-cerita tersebut membuat alur cerita menjadi lebih seru dan menegangkan. Jalan cerita menjadi dibumbui dengan kisah-kisah detektif yang penuh misteri dan analisa. Penulis bisa menuliskan beberapa adegan yang membuat tokoh utama, Mine, mampu mengeksplorasi  bagian-bagian cerita itu terutama karakter dan judul. Penulis menggambarkan dinamika berfikir Mine yang mengagumkan. Mine mampu menganalisa karakter seperti apa yang akan dia bawakan dan karakter seperti apa yang akan lawann mainnya tampilkan.

Bagian ini yang paling sangat saya sukai karena saya semakin sadar bahwa menjadi seorang artis itu tidak mudah. Novel ini bisa menjadi kritikan bagi para artis jaman sekarang khususnya para artis di Indonesia yang kebanyakan melejit karena hanya mempunyai tampang yang bagus. Seharusnya, menjadi seorang artis tidak hanya dengan mengandalkan modal tampang, tetapi para artis juga harus bisa memaknai kisah yang diberikan secara lebih mendalam supaya dia bisa memerankan karakter yang sesuai dengan karakter yang diinginkan di dalam kisah tersebut. Selain itu, novel ini juga memberikan kritik kepada para sutradara yang hanya memilih artis karena mereka good looking, tidak terlalu memperdulikan kemampuan aktingnya. Jika para artis mempunyai pemikiran seperti Mine, mungkin akan banyak orang yang senang untuk menonton sinetron-sinetron Indonesia. Novel ini juga sebagai kritik terhadap media yang suka menjelek-jelekkan artis.

Ketiga, kelebihan novel ini juga disisipi istilah-istilah jepang dalam dunia hiburan seperti dorama, tandora dan sebagainya. Yang pasti disisipi juga penjelasan-penjelasan istilah-istilah itu.

Keempat, novel ini ditulis dalam bahasa yang ringan sehingga novel ini bisa selesai dibaca dal waktu beberapa jam.

Tapi ada beberapa kelemahan dalam novel ini. Pertama, ending cerita terlalu mudah untuk ditebak. Kedua, setting yang kurang detail.

Kesimpulannya, novel ini sangat bagus, dan saya rekomendasikan untuk mebacanya , terlebih bagi para pecinta kultur jepang, dunia keartisan, dan cinta segitia. Selamat membaca. Muhammad Nurul Fahmi. Teknik Geodesi dan Geomatika ITB. Sekjen Aksara Salman ITB

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun