Mohon tunggu...
Muhammad Ichsan
Muhammad Ichsan Mohon Tunggu... Freelancer - Menyukai seni sastra, sosial dan budaya

http://ichsannotes.blogspot.com/

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Puisi Menua: Menggali Kebijaksanaan Dari Masa Lampau

12 Juli 2023   12:02 Diperbarui: 12 Juli 2023   12:21 284
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Tujuan penggunaan majas repetisi ini adalah untuk memperkuat dan menekankan perasaan kelesuan dan keheningan yang dirasakan oleh Aku-lirik. Pengulangan kata-kata tersebut menciptakan ritme yang menarik dan meningkatkan intensitas emosi yang dirasakan. Dengan mengulang kata-kata tersebut, Aku-lirik digambarkan dalam keadaan mental dan emosional yang hampa dan kosong. Penggunaan majas repetisi juga membantu mempertegas perasaan kehilangan dan kepasrahan yang mendominasi bait ini.

Secara keseluruhan, majas repetisi digunakan untuk memperkuat perasaan lesu, membisu, dan tanpa nafsu yang dirasakan oleh Aku-lirik puisi, serta menciptakan efek emosional yang lebih mendalam bagi pembaca.

Bait kelima:

Bait kelima puisi ini menggunakan majas asyndeton dan juga mengandung pertanyaan retorik. Penggunaan majas asyndeton terdapat dalam penghilangan konjungsi "dan" antara dua frasa, yaitu "Ingat yang sudah berlalu" dan "terlampaui putaran roda waktu". Penghilangan penghubung tersebut menciptakan pengaruh penghentian singkat, menekankan pada setiap kata dan memperkuat makna yang ingin disampaikan.

Dapat saya jelaskan bahwa makna yang tersirat dari penggunaan majas ini untuk menggambarkan perjalanan waktu yang terus berjalan, mengalirkan kenangan yang telah berlalu. Penghilangan konjungsi "dan" juga memberikan penekanan pada setiap frasa, mengindikasikan bahwa Aku-lirik benar-benar merenungkan dan mengingat kenangan yang telah terlampaui oleh waktu.
Di sini sebagai penulis puisi, saya menyadari bahwa masa lalu telah menjadi bagian dari sejarah dan tidak bisa diubah, dan saya melalui Aku-lirik puisi mempertanyakan apakah kenangan tentang itu masih mempengaruhi dalam realitas yang dialami saat ini.

Pertanyaan retorik "kenangan apa yang masih mengetuk pintuku?" digunakan untuk menciptakan efek retorika. Tentunya saya tidak mengharapkan jawaban dari pertanyaan ini. Tujuan penggunaan pertanyaan retorik ini adalah untuk memperkuat perasaan kerinduan dan refleksi yang ada dalam bait ini. Dengan mengajukan pertanyaan tersebut, saya ingin mengungkapkan keraguan, rindu, dan keingintahuan apakah kenangan-kenangan masa lalu masih memiliki pengaruh bagi kehidupan pribadi seseorang. Pertanyaan ini juga memicu introspeksi pada pembaca, mengundang mereka untuk merenungkan kenangan dan perjalanan waktu dalam hidup mereka sendiri.

Pelajaran Kebijaksanaan dari Puisi "Menua"

"Menua itu pasti dialami setiap orang, namun menjadi pribadi bijaksana adalah pilihan yang diambil setelah ditempa berbagai pengalaman yang berat".

Pada kalimat di atas ""Menua itu pasti dialami setiap orang, namun menjadi pribadi bijaksana adalah pilihan yang diambil setelah ditempa berbagai pengalaman yang berat", terdapat relevansi dengan tema umum puisi ini, yaitu menua, mencerminkan realitas yang dialami oleh banyak orang dalam kehidupan mereka.

Pernyataan tersebut juga menyiratkan bahwa dalam proses menua, menjadi bijaksana adalah pilihan yang harus diperjuangkan. Puisi ini menggambarkan Aku-lirik yang terduduk lesu, membisu gagu, dan merasa kehilangan. Namun, melalui refleksi dan pengalaman hidup yang telah dilalui, ia dapat menemukan kebijaksanaan. Aku-lirik merenungkan pengaruh masa lalu dan bertanya-tanya apakah kenangan masih mengetuk pintunya, menunjukkan keinginan untuk memperoleh pemahaman yang lebih dalam dan bijaksana terhadap perjalanan hidupnya.

Dengan mengalami berbagai pengalaman yang berat, seperti yang terungkap secara tersirat dalam puisi ini, seseorang dapat tumbuh dan belajar menjadi bijaksana dalam menghadapi proses menua dan perubahan yang tak terelakkan. Maka dengan memperhatikan puisi ini, saya ingin agar kita dapat menggali arti mendalam tentang penerimaan terhadap perjalanan waktu, dan memahami bahwa menjadi bijaksana adalah pilihan yang perlu diperjuangkan dalam menghadapi proses menua dan perubahan hidup.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun