Mohon tunggu...
Muhammad Ichsan
Muhammad Ichsan Mohon Tunggu... Freelancer - Menyukai seni sastra, sosial dan budaya

http://ichsannotes.blogspot.com/

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Meresapi Filosofi Sepi dari Puisi (Bagian I)

5 Juli 2023   07:59 Diperbarui: 5 Juli 2023   08:05 1760
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik


Ketika kamu sendiri, tak seorang pun menemanimu, kamu merasa sepi. Kamu bilang tidak apa-apa. "Aku punya segala macam perangkat canggih untuk mengusir sepi," katamu sok yakin. Tapi rupanya kamu masih merasakan kesepian menekan jiwamu. Kamu bahkan merasa hampa. Segala yang kamu punya tak berarti apa-apa ketika sepi memeluk dirimu. Nah, kan? Siapa bilang kamu bisa membasmi sepi dengan kecanggihan teknologimu? Inilah bukti yang tak bisa kamu bantah. Sepi itu lebih kreatif dan adaptif dari dirimu. Semakin kamu berusaha mengusir sepi, semakin erat ia memelukmu. Sepi selalu punya cara untuk mendekatimu.

Bait Kedua:


Daripada kamu capek sendiri, susah payah mengusir sepi tapi selalu saja ia kembali. Sudahlah, lebih baik ciptakan cara-cara baru untuk menikmati kesepian-kesepianmu. Salah satunya seni bangun pagi yang santuy, tidak kecut dan cemberut. Itu baik untuk mengatasi kesepian-kesepianmu. Lagi pula hidup tetap berjalan sekalipun kamu kesepian, yaa, kan?

Bait Ketiga:


Selama ini kamu tahu, tidak? Bukan salah sepi jika kamu kesepian. Salahmu sendiri tidak bisa berkolaborasi dengan sepi. Mengapa begitu? Sepi itu bagian dari dirimu. Ia tak mungkin bisa kamu hindari. Ketika kesepian melanda, jangan kamu anggap ia bencana. Ia adalah anugerah yang datang padamu dengan hadiah istimewa. Kesepian membuatmu mengenal dirimu dengan lebih baik. Ia mengantarmu pada pemahaman bahwa segala yang ada sekitarmu adalah semu. Semakin kamu menyukai apapun yang berada di luar dirimu, kecanggihan teknologi, gaya hidup modern, dan konsumerisme; kamu akan semakin jauh dari dirimu. Kamu kehilangan makna keberadaanmu. Inilah kesepian yang kamu rasakan. Terasing di dunia yang membingungkanmu. Kamu kehilangan segalanya.

SOLILOKUI SEBELUM TIDUR adalah salah satu puisi yang termuat dalam buku Kumpulan Puisi Joko Pinurbo : SEPOTONG HATI DI ANGKRINGAN, 2021.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun