Ketika kamu sendiri, tak seorang pun menemanimu, kamu merasa sepi. Kamu bilang tidak apa-apa. "Aku punya segala macam perangkat canggih untuk mengusir sepi," katamu sok yakin. Tapi rupanya kamu masih merasakan kesepian menekan jiwamu. Kamu bahkan merasa hampa. Segala yang kamu punya tak berarti apa-apa ketika sepi memeluk dirimu. Nah, kan? Siapa bilang kamu bisa membasmi sepi dengan kecanggihan teknologimu? Inilah bukti yang tak bisa kamu bantah. Sepi itu lebih kreatif dan adaptif dari dirimu. Semakin kamu berusaha mengusir sepi, semakin erat ia memelukmu. Sepi selalu punya cara untuk mendekatimu.
Bait Kedua:
Daripada kamu capek sendiri, susah payah mengusir sepi tapi selalu saja ia kembali. Sudahlah, lebih baik ciptakan cara-cara baru untuk menikmati kesepian-kesepianmu. Salah satunya seni bangun pagi yang santuy, tidak kecut dan cemberut. Itu baik untuk mengatasi kesepian-kesepianmu. Lagi pula hidup tetap berjalan sekalipun kamu kesepian, yaa, kan?
Bait Ketiga:
Selama ini kamu tahu, tidak? Bukan salah sepi jika kamu kesepian. Salahmu sendiri tidak bisa berkolaborasi dengan sepi. Mengapa begitu? Sepi itu bagian dari dirimu. Ia tak mungkin bisa kamu hindari. Ketika kesepian melanda, jangan kamu anggap ia bencana. Ia adalah anugerah yang datang padamu dengan hadiah istimewa. Kesepian membuatmu mengenal dirimu dengan lebih baik. Ia mengantarmu pada pemahaman bahwa segala yang ada sekitarmu adalah semu. Semakin kamu menyukai apapun yang berada di luar dirimu, kecanggihan teknologi, gaya hidup modern, dan konsumerisme; kamu akan semakin jauh dari dirimu. Kamu kehilangan makna keberadaanmu. Inilah kesepian yang kamu rasakan. Terasing di dunia yang membingungkanmu. Kamu kehilangan segalanya.
SOLILOKUI SEBELUM TIDUR adalah salah satu puisi yang termuat dalam buku Kumpulan Puisi Joko Pinurbo : SEPOTONG HATI DI ANGKRINGAN, 2021.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H