Mohon tunggu...
Muhammad Ichsan
Muhammad Ichsan Mohon Tunggu... Freelancer - Menyukai seni sastra, sosial dan budaya

http://ichsannotes.blogspot.com/

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Meresapi Filosofi Sepi dari Puisi (Bagian I)

5 Juli 2023   07:59 Diperbarui: 5 Juli 2023   08:05 1760
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Bisakah kita memetik pelajaran dari puisi bertema kesepian? 

Bagaimana caranya agar kita dapat menemukan makna sepi yang paling filosofis dari puisi tersebut? 

Sepi yang dipahami sebagai keadaan jiwa yang "menyendiri" dalam ruang yang amat pribadi selalu menarik untuk dieksplorasi. 

Agar tahu lebih jauh soal sepi dan berbagai akibat yang ditimbulkannya, ada baiknya kita "berkolaborasi dengan sepi" sesuai saran dari penyair Joko Pinurbo melalui puisinya ini.

SOLILOKUI SEBELUM TIDUR

Siapa bilang kamu bisa
membasmi sepi dengan kecanggihan
teknologimu? Sepi itu lebih kreatif
dan adaptif dari dirimu.

Sudahlah,lebih baik ciptakan
cara-cara baru untuk menikmati
kesepian-kesepianmu. Salah satunya
seni bangun pagi yang santuy,
tidak kecut dan cemberut.

Bukan salah sepi jika kamu
Kesepian. Salahmu sendiri tidak bisa
berkolaborasi dengan sepi.

( Joko Pinurbo, 2021)

Parafrasa


Bait Pertama:


Ketika kamu sendiri, tak seorang pun menemanimu, kamu merasa sepi. Kamu bilang tidak apa-apa. "Aku punya segala macam perangkat canggih untuk mengusir sepi," katamu sok yakin. Tapi rupanya kamu masih merasakan kesepian menekan jiwamu. Kamu bahkan merasa hampa. Segala yang kamu punya tak berarti apa-apa ketika sepi memeluk dirimu. Nah, kan? Siapa bilang kamu bisa membasmi sepi dengan kecanggihan teknologimu? Inilah bukti yang tak bisa kamu bantah. Sepi itu lebih kreatif dan adaptif dari dirimu. Semakin kamu berusaha mengusir sepi, semakin erat ia memelukmu. Sepi selalu punya cara untuk mendekatimu.

Bait Kedua:


Daripada kamu capek sendiri, susah payah mengusir sepi tapi selalu saja ia kembali. Sudahlah, lebih baik ciptakan cara-cara baru untuk menikmati kesepian-kesepianmu. Salah satunya seni bangun pagi yang santuy, tidak kecut dan cemberut. Itu baik untuk mengatasi kesepian-kesepianmu. Lagi pula hidup tetap berjalan sekalipun kamu kesepian, yaa, kan?

Bait Ketiga:


Selama ini kamu tahu, tidak? Bukan salah sepi jika kamu kesepian. Salahmu sendiri tidak bisa berkolaborasi dengan sepi. Mengapa begitu? Sepi itu bagian dari dirimu. Ia tak mungkin bisa kamu hindari. Ketika kesepian melanda, jangan kamu anggap ia bencana. Ia adalah anugerah yang datang padamu dengan hadiah istimewa. Kesepian membuatmu mengenal dirimu dengan lebih baik. Ia mengantarmu pada pemahaman bahwa segala yang ada sekitarmu adalah semu. Semakin kamu menyukai apapun yang berada di luar dirimu, kecanggihan teknologi, gaya hidup modern, dan konsumerisme; kamu akan semakin jauh dari dirimu. Kamu kehilangan makna keberadaanmu. Inilah kesepian yang kamu rasakan. Terasing di dunia yang membingungkanmu. Kamu kehilangan segalanya.

SOLILOKUI SEBELUM TIDUR adalah salah satu puisi yang termuat dalam buku Kumpulan Puisi Joko Pinurbo : SEPOTONG HATI DI ANGKRINGAN, 2021.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun