Mohon tunggu...
Muhammad Ichsan
Muhammad Ichsan Mohon Tunggu... Freelancer - Menyukai seni sastra, sosial dan budaya

http://ichsannotes.blogspot.com/

Selanjutnya

Tutup

Bahasa

Apa yang Menarik dengan Puisi?

28 September 2012   17:35 Diperbarui: 24 Juni 2015   23:31 1872
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kita bisa menduga-duga bahwa si penyair sedang bermaksud menceritakan pengalaman pribadinya yang tersendiri, terutama berkaitan dengan kekuatan harapan yang ingin menyemangati dirinya saat mengalami kesulitan hidup.

And sweetest—in the Gale—is heard—
And sore must be the storm—
That could abash the little Bird
That kept so many warm—

Dan (manakala) yang paling indah itu (senyap tertelan) di dalam gemuruh angin yang terdengar

Dan (tentunya telah berganti dengan) rasa sakit yang pastilah itu (serupa) badai

Yang dapat membuat malu si burung kecil

Yang masih menyimpan begitu banyak kehangatan (dengan susah-payah melalui kicau merdunya).

Ampun, hahahahahaha... diksinya gile bener, bukan? Ayo kita lanjut lagi.

I've heard it in the chillest land—
And on the strangest Sea—
Yet, never, in Extremity,
It asked a crumb—of Me.

Pernah aku mendengarnya di suatu wilayah yang paling dingin
Dan di atas laut yang paling asing
Namun, tak pernah begini rupa - sedemikian ekstrim
(hingga sampai) meminta remah-remah (yang tersisa dari) diriku.

Secara umum, puisi ini berkisah tentang betapa derita hidup mampu menggerogoti jiwa seseorang. Hanya melalui harapan saja ia menyandarkan diri. Namun, ironisnya lagi harapan yang tersisa itu sama sekali tak mampu membangkitkan dirinya dari keterpurukan dalam duka nestapa.

Emily Dickinson sebagai penyair sangat pribadi mengungkapkan apa yang dirasakannya. Metaforanya pun ia pilih melalui perwakilan unsur-unsur alam di sekitar. Harapan diwakilkan oleh burung kecil yang berkicau riang di dalam tangkai jiwanya. Derita yang menggerogoti kediriannya diwakilkan oleh suara gemuruh badai yang lengkap menimbulkan keputusaan (It asked a crumb─of Me.)

Nampak jelas bukan? Betapa sangat personal dan intim sekali sebuah puisi dengan penyairnya. Jika orang ingin mengetahui lebih dalam isi sebuah puisi, mau tak mau ia harus bersedia mengeksplorasi berbagai kemungkinan daya gugah bahasa yang dipersonalisasikan si penyair. Tapi, permasalahannya adalah kesediaan dirinya melakukan hal tersebut.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bahasa Selengkapnya
Lihat Bahasa Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun