Mohon tunggu...
HME Irmansyah
HME Irmansyah Mohon Tunggu... Penulis - Ipoleksosbud

Institute for Studies and Development of Thought (ISDT)

Selanjutnya

Tutup

Money

SMI Menggantang Asap ?

30 April 2018   10:08 Diperbarui: 30 April 2018   10:09 360
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi foto koleksi pribadi.

Sebagai contoh dalam industri otomotif, komponen impor lebih banyak dari komponen lokal.  Satu lagi contoh dalam industri tekstil, kapas 100% harus impor karena kapas Indonesia tidak memenuhi syarat untuk tekstil kwalitas tertentu, karena hanya bisa untuk produk tertentu dengan kwalitas rendah rendah saja. 

Industri benang Polyester sebagai bahan lain dari tekstil juga impor, dan sudah lama kalah dari Cina. Semua mesin mesin industri tekstil impor, kita tidak pernah mampu memproduksi mesin industri sendiri. Sementara industri tekstil Indonesia saat ini hanyalah sebagai tukang saja (upah saja), walaupun membutuhkan tenaga kerja banyak (labor intensive). Jadi sama sekali tidak benar jika SMI beranggapan bahwa pelemahan mata uang rupiah akan memperkuat posisi ekspor.

Artinya, opsi pelemahan rupiah ini untuk sementara waktu hanya tinggal angan-angan, mungkin nanti. Tapi bukan untuk saat ini!

Pelemahan RUPIAH saat ini menurut saya, merugikan. Karena jika saat ini pemerintah lakukan intervensi dengan menggunakan cadangan, maka akhirnya sia-sia.

Hal yang penting lagi adalah bahwa berbeda antara strategi pelemahan rupiah dengan pelemahan rupiah akibat TEKANAN (atau todongan) dan sebagai akibat salah mengambil kebijakan. Yang disalahkan koq orang luar? Buruk muka, cermin dibelah.

Nampaknya pemerintah khususnya Menteri Keuangan sudah mulai panik karena mulai tidak fokus terhadap prioritas WHAT TO DO! Padahal banyak sekali tindakan inovatif dan kreatif yang bisa dia lakukan, ketimbang mengelabui rakyat bahwa pelemahan rupiah dapat meningkatkan ekspor.

Jakarta, 30 April 2018.

@MEI

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun