Ditulis oleh: Muhammad Syavick Abdurrahman, Mahasiswa Pendidikan Sosiologi Universitas Negeri Jakarta
Setiap awal pasti selalu mempunyai akhir. Seperti itu juga kehidupan menjadi mahasiswa, diawali dengan usaha masuk yang beragam melalui jalur yang berbeda-beda.Â
Undangan, SBMPTN atau pun mandiri dari jalur ini mereka masuk, belajar meresap ilmu selama bertahun-tahun untuk menyelesaikan studi mereka. Akhirnya mereka akan mengahadapi tugas akhir sebagai syarat mengakhiri dan bergraduasi dari studi mereka.
Tugas akhir yang biasanya disebut skripsi,terkadang menjadi momok yang menakutkan bagi para mahasiswa yang belum menghadapinya, dipenuhi rasa penasaran seperti apa sebenarnya menghadapi skripsi.Â
Pasalnya mereka masih melihat senior-senior mereka yang harusnya lulus tetapi ternyata masih berkutat dengan tugas akhir atau skripsi mereka.
Hal itu dipertambah dengan kadang ada dari mereka yang mempermasalahkan dosen pembimbing mereka jika ada adik kelas yang ingin tahu. Kejadian ini menimbulkan stigma negatif kepada dosen dan juga para mahasiswa yang belum melakukan tugas akhir.
Sebenarnya apa yang menjadi tantangan, hambatan, dan juga asa di hadapi mahasiswa yang sedang melakukan tugas akhir. Banyak cerita unik dari mahasiswa yang mengerjakan tugas akhir.Â
Mulai dari adayang mudah dalam mengerjakan, terhambat masalah keluarga, adajuga yang putus asa karena kandasnya percintaan, sampai yang terhangat tentang dosen yang dibunuh oleh mahasiswa. Tulisan ini ingin mengupas hal tersebut dari pandangan penulis yang mengalaminya.
Sebuah prosesi akhir yang dilakukan untuk mengukur,menilai, dan juga menetapkan kualitas mahasiswa, seperti itulah kata yang tepat untuk tugas akhir. Mahasiswa dalam melaksanakannya melakukan semua yang telah ia pelajari, hal ini menguji kemampuan mahasiswa tersebut, terutama dalam hal literasi.Â
Karena ia akan dituntut untuk mereview kembali apa yang telah ia pelajari. Selain literasi penalaran juga dilihat dalam bagaimana mahasiswa menyelesaikan masalah yang menjadi topik tugas akhirnya.
Tugas akhir sendiri berbeda-beda kebijakannya dalam penulisannya, tetapi pada intinya adalah memberikan tugas kepada mahasiswa untuk mengangkat masalah yang terjadi dimasyarakat lalu dianalisis dengan teori-teori serta kacamata dari program didik yang ia jalani.Â
Macamnya pun ada berbeda, umumnya melalui skripsi, tetapi ada juga tugas akhir atau karya ilmiah.
Tantangan yang dihadapi para mahasiswa yang terbesar, adalah membangkitkan niat membaca untuk kembali menulusuri literasi yang ia butuhkan untuk merview ulang apa saja yang sudah ia pelajari. Kedua adalah bagaimana cara mahasiswa untuk memperoleh data untuk penelitiannya.Â
Terkadang pengumpulan data dalam penelitian tidak lah berjalan mulus, dari ketidakpastian tempat pelatihan, ataupun kurang berpartisipasinya narasumber yang menjadi objek penelitian.
 Permasalahan ini menjadi masalah karena terkadang bisa terjadi melesetnya hasilpenelitian dari yang seharusnya di harapkan. Ketiga adalah waktu, mahasiswa cenderung melakukan tugas akhir saat semester 7 atau 8 dan  masih harus disambi dengan mata kuliah lain yang masih harus dituntaskan terutama praktik kerja lapangan yang menyita waktu para mahasiswa untuk fokus akan hal tersebut dahulu,Â
pasalnya terkadang ada tempat praktek lapangan yang ingin memakai mereka melebihi waktu yang seharusnya. Keempat dosen pembimbing.Â
Sejatinya dosen pembimbing tidak akan mempersulit jalannya tugas akhir tersebut, karena kelulusan didikannya berefek pada kredibilitas dirinya sebagai dosen. Universitas juga tidak ingin karena dapet mempengaruhi akreditasi.
Hambatan yang dapat ditemui mahasiswa bermacam-macam umumnya berkutat pada data yang harus mereka dapatkan. Mulai dari masalah tempat hingga narasumber. Terkadang ada tempat menjadi objek penelitian tidak memberikan izin untuk adanya kegiatan wawancara atau pengambilan data. Hal ini dikarenakan merasa terganggunya si objek terhadap peneliti.Â
Sama seperti halnya dengan narasumber. Narasumber yang terkadang lebih sering menolak hal tersebut, karena dinilai tidak ada benefitnya bagi mereka, dan mereka berpandangan wawancara ini hanya membuang-buang waktunya.Â
Belum ditambah karena hal ituterkadang respon dari narasumber yang diwawancara juga terkadang serasa di buat-buat atau tidak konsen dan konsisten. Hal ini menimbulkan miss leading atau salah persepsi dari si mahasiswa.
Selanjutnya hambatan karena relasi baik itu keluarga maupun orang disekitar mahasiswa. Banyak sesekali ditemukan kasus mahasiswa yang hilang kontak saat sedang melaksanakan skripsi, biasanya karena masalah keluarga atau relasi orang disekitarnya.Â
Contoh seperti pandemi kemarin karena banyak sekali penurunan disektor ekonomi yang memuat berbagai macam problematika baru yang berdampak kepada masyarakat.Â
Tidak terkecuali dengan para mahasiswa ini. Adayang ditemukan mereka hilang kontak karena harus membantu perekonomian keluarga, ada juga yang ternyata kembali ke kampung halaman karena tidak nya kecukupan uang untuk membayar kos-kosan bagi mahasiswa rantau.Â
Ada juga yang terpaksa kerja untuk mengatasi problem ekonomi di keluarga.
Ketiga ini lebih bersifat inner atau dalam diri si mahasiswa, yaitu niat. Terkadang banyak mahasiswa yang bingung bagaimana caranya mereka melakukan skripsi. Padahal sudah terpampang jelas bagaimana langkah-langkah dan caranya. Jika ditanya mereka akan mengelak dengan kata mau ngumpulin niat dulu, atau menurut dia konsep nya belom sempurna atau masih takut salah.Â
Inner ini adalah sesuatu yang paling sulit diubah karena sejatinya jika mencoba dulu pasti bisa, tentang salah atau benarnya tinggal bagaimana nanti diperjalanan karena salah itu biasa dan bisa di perbaiki, memulailah hal yang paling sulit.
Terkadang mahasiswa berharap agar melihat skripsi nya selesai, tersemangati oleh teman-temannya yang sudah lulus.Â
Harapan sangat lah penting pada mahasiswa yang sedang melakukan tugas akhir terkhusus mereka yang lewat dari batas normal. Harapan sangat penting bagi mereka karena jika tidak atau sekalinya putus asa maka bisa berdampak pada hilang kemauannya untuk menyelesaikan tugas akhirnya.
Menurut penulis hal yang dapat dilakukan para mahasiswa agar dapat menyelesaikan studinya adalah dengan membuat target secara nyata. Bisa seperti buku harian, catatan besar dan ditempel di dinding. Karena dengan membuat hal tersebut membuat mereka terstimulus dan tidak hanya di angan mereka saja. Karena yang namanya angan-angan bisa berbahaya karena tidak selamanya konsisten.Â
Catatan-catatan ini hadir sebagai pengingat untuk si mahasiswa. Lalu sertakan timeline jadwal setiap harinya, karena yang dibutuhkan dalam menyelesaikan skripsi atau tugas akhir adalah konsistensi. Dengan adanya konsistensi secara tidak sadar tulisan kita yang sedikit-sedikit menjadi banyak.
Akhir kata skripsi atau tugas akhir bukanlah sesuatu yang menakutkan, melainkan sebuah tantangan yang harus kita terima agar dapat mengetahui kulaitas seseorang. Ingatlah kepada orang-orang disekeliling yang tidak lelah mendukung dan juga membantu.Â
Dengarkan perkataan dosen pembimbing dan janganlah takut kepadanya. Karena jika tidak dilanjut-lanjutkan  malah akan tidak maju. Teruslah berusaha dan jangan menyerah niscahya akan ada kemudahan dan keluwesan dalam hati jika semua bebsn itu terselesaikan.    Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H