Keuntungan dari hal ini adalah dapat dengan mudah dalam memonitor perkembangan masing-masing sekolah, serta dapat merespon dengan cepat jika sebuah sekolah memiliki problem atau kurangnya fasilitas yang dimiliki sekolah tersebut. Hal ini bertujuan juga agar pesertadidik dapat terpantau dengan baik sehingga dalam pembelajarannya bisa menjadi lebih efektif.
Perubahan yang terjadi itu pasti tidak dapat serta merta dapat di implementasikan. Mengingat adanya suatu perubahan pasti harus ada pembiasaan dan juga sosialisasi kepada semua pihak yang terlibat, dari para pelaksana pusat sampai dengan para guru yang menjadi pihak terdepan yang melakukan pengajaran secara langsung.Â
Pemerintah sudah mulai melakukan sosialisasi sekolah penggerak tersebut dari tahun lalu hal ini diharapkan dapat membuat sekolah dan para guru siap dengan pengimplementasian program merdeka belajar.
Hal ini mendapatkan beberapa sambutan yang hangat dari masyarakat. Terutama dengan penghapusan UN yang selalu menjadi momok yang menakutkan bagi para peserta didik. Hal ini membuat para peserta didik dapat belajar lebih fokus dan tidak tertekan dengan target yang harus dicapai secara berlebihan.Â
Bagi masyarakat hal ini dapat membuat mereka sedikit lega juga karena tidak membebankan pemikiran mereka bagaimana nantinya jika anak mereka tidak lulus UN tersebut. Tapi hal ini juga tidak bisa dianggap ringan oleh peserta didik karena masih ada penilaian yang dilakukan sekolah.
Tidak hanya sambutan hangat, ada juga sambutan yang kurang menyenangkan. Pasalnya untuk penerimaan peserta didik baru (PPDB) tahun lalu mendapatkan kritikan keras. Kritikan ini terjadi karena banyaknya peserta didik yang tidak diterima di sekolah-sekolah karena masalah perbedaan usia.Â
Kasus ini sempat banyak membuat masyarakat geram pasalnya banyak mereka yang nilai akademisnya bagus malah tidak terterima disekolah yang mereka inginkan hanya karena masalah umur. Hal ini berdampak pada banyaknya mereka yang putus harapan di sekolah negeri.Â
Mungkin tidak masalah jika orang tua peserta didik tersebut merupakan golongan yang berkecukupan. Mereka bisa memasukkan anak mereka ke sekolah swasta. Tetapi untuk mereka yang memiliki kekurangan hal ini dapat menjadi masalah yang serius pasalnya ketidakmampuan mereka untuk membayar biaya yang pastinya ada jika di sekolah swasta. Mau tidak mau mereka pasti akan mengatakan pada anaknya untuk menunggu pembukaan penerimaan di tahun kedepannya.Â
Hal ini bisa memicu rasa kekecawaan pada anak calon peserta didik, lebih parahnya lagi anak peserta didik bisa malu dengan lingkungan sekitarnya karena tidak bersekolah. Kasus ini dapat memadamkan kemauannya dalam mencari pendidikan.
Menyikapi permasalahan ini kebijakan pemerintah sangat diperlukan dalam mengurangi dan juga dapat mengatasi dampak yang terjadi dari pengimplementasian program baru ini. Diantaranya dengan pensosialisasian yang masif dan merata kepada seluruh elemen masyarakat.Â
Tidak hanya untuk guru atau sekolah saja tetapi juga untuk para masyarakat khususnya para orang tua peserta didik. Kebijakan pemerintah dan sosialisasi yang tepat dapat membuat kegiatan pendidikan menjadi lebih efektif. Karena orang tua peserta didik dapat mempersiapkan para peserta didik nantinya dalam menghadapi pendidikan yang akan datang. Pada dasarnya orang tua sebagai keluarga merupakan agen sosialisasi pertama.