Pengembangan Kemandirian dan Kualitas Pelajar,Serta Pengaruhnya Terhadap Masyarakat  Dalam Era Program Merdeka Belajar
Ditulis oleh: Muhammad Syavick Abdurrahman . Mahasiswa pendidikan sosilogi Universitas Negeri Jakarta
Mengikuti arahan presiden Joko Widodo yang menunjuk pada pengembangan kualitas Sumber daya manusia (SDM) sangat dibutuhkan. Merespon hal itu Mentri pendidikan dan kebudayaan Nadiem Anwar Makarim mengembangkan program merdeka belajar, program ini diharapkan dapat meningkatkan kualitas pelajara sebagai bibit-bibit unggul yang nantinya akan menggerakkan negara ini. Program ini berusaha mentransformasi pendidikan menjadi lebih simpel tetapi juga lebih luwes dalam menilai dan mengembangkan siswa didalam pendidikan.
Ada empat poin utama yang ditekankan sang menteri kepada pendidikan indonesia. Poin pertama Pemberian otonomi dalam mengurus USBN yang tadinya dilakukan oleh pusat sekarang dilakukan dan dimanajemen oleh sekolah itu sendiri.Â
Hal ini mendapat beberapa keuntungan. Pertama secara gaaris besar hal ini dapat menghemat dana pemerintah untuk kegiatan pendidikan. Dana tersebut dapat dialihkan untuk memaksimalkan di kegiatan pendidikan lain.Â
Kedua penilaian dapat lebih presisi dan komperhensif karena dilaksanakan oleh sekolah itu sendiri yang mengenal murid tersebut. Dana yang digunakan dapat meningkatkan kapasitas sekolah dan guru yang dimiliki sehingga dapat mengembangkan peserta didik lebih baik dan efektif.
Kedua, perubahan pengadaan UN atau ujian nasional diubah menjadi asesmen kompetensi minimum dan survei karakter. Penilaian ini terdiri dari kemampuan penalaran menggunakan bahasa (literasi) dan angka (numerasi) dan penguatan pendidikan karakter.Â
Keuntungannya adalah sekolah dapat lebih mudah dalam menilai dari rekam jejak peserta didik dan para guru dapat mempersiapkan lebih matang untuk mereka kedepannya.
Ketiga, penyederhanaan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran atau yang disingkat dengan nama RPP. Kebijakan ini menerapkan kebebasan guru dalam memilih, mengembangkan dan menggunakan RPP. Inti dari RPP terdiri dari 3 komponen yaitu Tujuan pembelajaran, kegiatan pembelajaran, asesmen.Â
Penyedehanaan ini dapat dimanfaatkan guru untuk memberikan banyak waktu mereka untuk mempersiapkan dan mengevaluasi kegiatan pembelajaran yang mereka lakukan. Dampak yang di dapatkan adalah guru dapat lebih mudah dan tidak tertekan oleh waktu atau RPP yang merumitkan, sehingga dapat mencurahkan waktunya untuk memikirkan kegiatan pembelajaran yang efektif untuk para muridnya.
Keempat, dalam penerimaan pesertadidik baru (PPDB) dilakukan dengan sistem zonasi yang lebih fleksibel agar tidak terjadi ketimpangan akses dan kualitas diberbagai daerah. Hal ini dilakukan agar terjadinya perataan kualitas dan dapat bergerak secara bersama antara pusat dan daerah.Â
Keuntungan dari hal ini adalah dapat dengan mudah dalam memonitor perkembangan masing-masing sekolah, serta dapat merespon dengan cepat jika sebuah sekolah memiliki problem atau kurangnya fasilitas yang dimiliki sekolah tersebut. Hal ini bertujuan juga agar pesertadidik dapat terpantau dengan baik sehingga dalam pembelajarannya bisa menjadi lebih efektif.
Perubahan yang terjadi itu pasti tidak dapat serta merta dapat di implementasikan. Mengingat adanya suatu perubahan pasti harus ada pembiasaan dan juga sosialisasi kepada semua pihak yang terlibat, dari para pelaksana pusat sampai dengan para guru yang menjadi pihak terdepan yang melakukan pengajaran secara langsung.Â
Pemerintah sudah mulai melakukan sosialisasi sekolah penggerak tersebut dari tahun lalu hal ini diharapkan dapat membuat sekolah dan para guru siap dengan pengimplementasian program merdeka belajar.
Hal ini mendapatkan beberapa sambutan yang hangat dari masyarakat. Terutama dengan penghapusan UN yang selalu menjadi momok yang menakutkan bagi para peserta didik. Hal ini membuat para peserta didik dapat belajar lebih fokus dan tidak tertekan dengan target yang harus dicapai secara berlebihan.Â
Bagi masyarakat hal ini dapat membuat mereka sedikit lega juga karena tidak membebankan pemikiran mereka bagaimana nantinya jika anak mereka tidak lulus UN tersebut. Tapi hal ini juga tidak bisa dianggap ringan oleh peserta didik karena masih ada penilaian yang dilakukan sekolah.
Tidak hanya sambutan hangat, ada juga sambutan yang kurang menyenangkan. Pasalnya untuk penerimaan peserta didik baru (PPDB) tahun lalu mendapatkan kritikan keras. Kritikan ini terjadi karena banyaknya peserta didik yang tidak diterima di sekolah-sekolah karena masalah perbedaan usia.Â
Kasus ini sempat banyak membuat masyarakat geram pasalnya banyak mereka yang nilai akademisnya bagus malah tidak terterima disekolah yang mereka inginkan hanya karena masalah umur. Hal ini berdampak pada banyaknya mereka yang putus harapan di sekolah negeri.Â
Mungkin tidak masalah jika orang tua peserta didik tersebut merupakan golongan yang berkecukupan. Mereka bisa memasukkan anak mereka ke sekolah swasta. Tetapi untuk mereka yang memiliki kekurangan hal ini dapat menjadi masalah yang serius pasalnya ketidakmampuan mereka untuk membayar biaya yang pastinya ada jika di sekolah swasta. Mau tidak mau mereka pasti akan mengatakan pada anaknya untuk menunggu pembukaan penerimaan di tahun kedepannya.Â
Hal ini bisa memicu rasa kekecawaan pada anak calon peserta didik, lebih parahnya lagi anak peserta didik bisa malu dengan lingkungan sekitarnya karena tidak bersekolah. Kasus ini dapat memadamkan kemauannya dalam mencari pendidikan.
Menyikapi permasalahan ini kebijakan pemerintah sangat diperlukan dalam mengurangi dan juga dapat mengatasi dampak yang terjadi dari pengimplementasian program baru ini. Diantaranya dengan pensosialisasian yang masif dan merata kepada seluruh elemen masyarakat.Â
Tidak hanya untuk guru atau sekolah saja tetapi juga untuk para masyarakat khususnya para orang tua peserta didik. Kebijakan pemerintah dan sosialisasi yang tepat dapat membuat kegiatan pendidikan menjadi lebih efektif. Karena orang tua peserta didik dapat mempersiapkan para peserta didik nantinya dalam menghadapi pendidikan yang akan datang. Pada dasarnya orang tua sebagai keluarga merupakan agen sosialisasi pertama.
Penerimaan peserta didik baru (PPDB) harus juga ditinjau ulang, pasalnya banyak sekali protes yang dilayangkan para orang tua peserta didik. Mereka yang tidak terterima karena usia sangat lah kesal pasalnya nilai merekadicukup mampu untuk memasuki sekolah yang mereka tuju tersebut. Saran yang dirasa cocok adalah dengan memperbanyak kuota yang melalui akademis dari pada umur karena dua tahun lalu sangat banyak yang terterimamelalui umur.
Perubahan selalu dilakukan untuk mencapai sesuatu yang lebih baik dan menuju positif. Tapi didalamnya akan selalu ada proses untuk mengimplementasikan hal tersebut.Â
Perubahan juga selalu membawa tidak hanya dampak positif tetapi juga negatif. Mungkin juga terjadinya beda persepsi karena kurangnya sosialisasi. Akhir kata sosialisasi itu penting dalam pengupayaan perubahan sistem, dan perubahan sistem berguna agar pemberdayaan masyarakat dapat berkembang dengan baik. Â Â Â
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI