Dia juga menyurati para pemimpin dunia menasehati mereka, mengajak mereka juga untuk hal yang sama memikirkan dan berikhtiar untuk perdamaian dan menjauhi rasisme dengan segala bentuknya. Dia akan tegas dan tanpa ragu akan mengutuk keras setiap tindakan intoleransi dan anarkisme yang terjadi di berbagai tempat.
Dia berkeliling mengunjungi setiap negeri mengajak orang-orang agar mencintai perdamaian, membangun toleransi dan kecintaan satu dengan yang lainnya. Tidak hanya dalam tataran retorika dari mimbar ke mimbar, dia telah memberi contoh dan tauladan bagaimana toleransi itu harus dibangun.
Saat berkunjung ke negara New Zealand (Selandia Baru). Di negeri itu dia bertemu dengan kepala suku Maori.
Suku Maori adalah penghuni pertama Selandia Baru atau Aotearoa, yang berarti 'Negeri Awan Putih'. Suku ini memiliki budaya yang khas yang disebut dengan Hongi, salam khas Suku Maori dimana ujung hidung keduanya saling ditempelkan dengan lembut.
Khalifah Ahmadiyah Hazrat Mirza Masroor Ahmad tanpa menonjolkan identitas diri sebagai pemimpin Islam dengan jutaan umat sedunia, bertemu akrab dan hangat dengan Raja Maori itu dengan segala budaya dan tradisinya. Dia tanpa ragu menyentuhkan ujung hidungnya dengan ujung hidung sang kepala suku sebagai salam penghormatan dan perdamaian. Dia tak risih berjalan sambil diiringi musik dan tarian tradisional suku itu.
Hazrat Mirza Masroor Ahmad adalah sosok yang memanusiakan manusia. Dia pejuang keadilan dan kesetaraan untuk pembebasan hak asasi manusia. Cinta damai, menyebarkan persaudaraan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H