Hal seperti ini dilakukan terus-menerus oleh Trump dari masa kampanye sampai sekarang, maka tidak heran jika Hypodermic Needle Theory sangat cocok dalam menjelaskan bagaimana opini publik yang terbentuk dalam masyarakat Amerika Serikat Sekarang. Hypodermic Needle Theory ini diibaratkan sebagai jarum suntik yang disuntikkan secara terus-menerus kepada publik sehingga membentuk suatu opini publik yang seragam.[5]Â
Pada akhirnya ini menyebabkan terbentuknya opini publik di Amerika Serikat yang menganggap orang kulit hitam itu penjahat. Terbukti dari adanya beberapa kasus diskriminasi dari polisi semenjak Trump berkuasa, seperti penembakan Stephon Clark sampai meninggal oleh 2 polisi yang mengira dia memegang pistol padahal lagi menelepon di halaman belakang rumah neneknya dan 2 polisi itu yaitu Marcadal dan Robinet tidak dihukum atas perbuatannya.
Kemudian ada penembakan Atatiana Jefferson sampai tewas oleh polisi bernama Aaron Dean yang menerima telepon bahwa pintu rumah Jefferson terbuka dan mengira ada pencurian. Selanjutnya ada Breonna Taylor yang ditembak hingga tewas oleh polisi bernama Jonathan Mattingly, Brett Hankison, dan Myles Cosgorve saat kekasihnya baku tembak dengan polisi.
Terbaru yang sedang viral adalah pembunuhan terhadap George Floyd yang lehernya ditindih sampai tidak bisa bernafas oleh polisi bernama Derek Chauvin saat proses penangkapan dirinya.
Kasus yang terakhir ini berakibat sangat parah sampai menimbulkan beberapa aksi demonstrasi di banyak negara bagian Amerika Serikat sampai berujung penjarahan pada toko-toko barang mewah sampai Presiden Trump sempat diungsikan ke dalam bungker Gedung Putih.
Banyak kasus rasisme ini selama pemerintahan Trump bisa sangat membahayakan bagi Republik dan Trump itu sendiri jika mencalonkan kembali pada Pemilu Amerika Serikat berikutnya. Trump masih mempunyai janji politik pada tahun 2017 yang masih belum ditepati, yaitu menyelesaikan isu ras yang jadi latar belakang terjadinya kerusuhan di Amerika Serikat.
Ditambah lagi dengan masalah banyak warga Amerika Serikat yang kehilangan pekerjaannya akibat pandemi COVID-19 ini menambah suram elektabilitas dari Trump dan Republik jika belum berhasil juga menuntaskan semua masalah yang ada sebelum berlangsungnya pemilu yang rencananya akan diadakan pada 3 November tahun 2020.
Joe Biden yang menjadi jagoan baru dari Demokrat untuk maju menantang Trump pada pemilu esok bisa menggoreng isu-isu mengenai rasialisme dan pengangguran ini sebagai bahan serangan terhadap Trump serta Republik jika Trump belum berhasil mengatasi masalah ini.Â
Lebih parah jika Trumph harus merelakan posisinya digantikan oleh Biden akibat banyaknya rakyat Amerika Serikat yang kurang puas dengan kinerja pemerintahannya.
Daftar Pustaka
[1] Morgan, Kenneth. George Washington and the Problem of Slavery. Cambridgeshire: Cambridge University. 2000.