Mohon tunggu...
Muhammad Syahrul Alif Habibi
Muhammad Syahrul Alif Habibi Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa UIN KHAS Jember

Walaupun hidup seribu tahun kalau tak sembahyang apa gunanya

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Penyimpangan Sosial dan Pendidikan Islam

2 Desember 2021   10:46 Diperbarui: 2 Desember 2021   10:46 215
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Penyimpangan sekunder atau disebut juga penyimpangan berat, merupakan penyimpangan seseorang yang umumnya dikenal dengan perilaku menyimpang. Umumnya perilaku menyimpang ini dilakukan oleh seseorang secara berulang-ulang, meskipun pelakunya sudah diserahkan dan dihukum. Pelaku penyimpangan ini didominasi oleh perbuatan menyimpang sebelumnya, penyimpangan ini mengarah pada tindak pidana dan penyimpangan ini tidak dapat ditoleransi oleh masyarakat.

Contoh penyimpangan sekunder antara lain:

  1. Penyalahgunaan narkotika dan obat-obatan terlarang
  2. Perampokan, pencurian dan pembunuhan.
  3. Berjudi dan mabuk-mabukan.

Pendidikan berasal dari kata "didik", kemudian kata ini mendapat awalan "pe" dan akhiran "an" sehingga menjadi "pendidikan", yang artinya "Proses perubahan sikap dan perilaku seseorang atau sekelompok orang". berarti dalam upaya mendewasakan manusia melalui usaha belajar mengajar dan proses tindakan".

Menurut Hasan Langgulung, pendidikan Islam adalah suatu proses mempersiapkan generasi muda untuk menduduki peran, menanamkan pengetahuan dan nilai-nilai Islam yang berpusat pada fungsi manusia, untuk beramal di dunia dan menuai buah di dunia dan akhirat. Setidaknya ada dua makna yang dapat ditemukan dalam terminologi pendidikan Islam. Pertama, pendidikan tentang Islam, kedua, pendidikan menurut Islam. Terminologi pertama  memandang Islam sebagai mata pelajaran, sedangkan terminologi kedua memandang Islam sebagai perspektif  pendidikan Islam.

  • Konsep Akhlak dalam Pendidikan Islam

Posisi moral pendidikan Islam sangat penting dan di atas segalanya menjadi pilar. Topik ini sangat penting untuk menetapkan tujuan pendidikan, praktik pengajaran, metode, infrastruktur, nilai-nilai yang ditransmisikan dan implementasinya secara umum. Karena dapat kita bayangkan jika akhlak dan nilai-nilai Islam tidak dapat ditemukan pada satu orang saja, maka semua pilar pendidikan tersebut di atas tidak akan terwujud dengan baik. 

Misalnya, ketika seorang direktur sekolah tidak memiliki moral terhadap Tuhan dan dia sendiri melakukan korupsi di sarana prasarana. Hal yang sama terjadi pada seorang guru, jika nilai-nilai akhlak Islami tidak tertanam dalam dirinya, maka yang ada pada dirinya hanyalah menularkan kewajibannya dengan mengajar tanpa memikirkan murid-muridnya mengerti atau tidak. Demikian pula korupsi akan selalu merajalela di negeri ini tanpa disuntikkannya nilai-nilai akhlak Islami, meskipun pada dasarnya mereka belajar agama dari taman kanak-kanak hingga perguruan tinggi di Indonesia.

Jika kita berbicara tentang benang merah pendidikan Islam, tentu sangat sederhana, karena nuansa moralitas adalah sumber nilai dan internalisasi nilai adalah salah satu tugas utama pendidikan Islam. Dan yang membuat seperti pada contoh sebelumnya adalah bahwa pendidikan untuk internalisasi, seperti amalan yang baik, pembiasaan sedekah, kepemimpinan, metode Targhib wa Tarhib dan bentuk-bentuk yang berorientasi pada sikap, bukanlah bagian dari persamaan. Implikasi dari pandangan Islam tentang akhlak menuntut pendidikan Islam mengembangkan akhlak Islami pada diri peserta didik, baik dalam hubungannya dengan Tuhan maupun dengan manusia dan sesama. Implikasi moralitas dalam pendidikan dapat diturunkan dari: Ajarkan, Pembiasaan, Keteladanan, Paksaan, Hadiah dan Hukuman.

  • Konsep Akhlak dalam masyarakat

Akhlak adalah watak atau sifat seseorang, yaitu keadaan jiwa yang telah dilatih sedemikian rupa sehingga benar-benar terdapat sifat-sifat yang melekat pada jiwa yang dengan mudah dan spontan menimbulkan tindakan tanpa berpikir atau berkeinginan terlebih dahulu. . Ini tidak berarti bahwa tindakan itu tidak disengaja atau tidak disengaja. Hanya saja karena hal ini dilakukan berulang-ulang, sehingga sudah menjadi kebiasaan, tindakan tersebut terkesan mudah tanpa berpikir dan berpikir ulang. Padahal, akhlak itu sendiri bukanlah perbuatan, melainkan gambaran batin (jiwa) yang tersembunyi dalam diri manusia. Oleh karena itu, dapat dikatakan bahwa akhlak adalah nafsiyah (sesuatu yang bersifat psikologis/abstrak) sedangkan wujudnya yang tampak dalam bentuk perbuatan (muamalah) atau perilaku (suluk) merupakan cerminan dari akhlak sebelumnya.

Akhlak bagi masyarakat adalah sifat-sifat yang tertanam dalam jiwa manusia yang berlangsung secara spontan dan tanpa pertimbangan terlebih dahulu dari lingkungan atau kehidupan. Belajar moral bagi masyarakat, bagaimana kita berperilaku dalam masyarakat. Tujuan hidup bermasyarakat adalah untuk menumbuhkan rasa cinta, damai dan tolong-menolong, yang merupakan pondasi dasar masyarakat Islam.

  • Madrasah sebagai Sumber Moral Anak

Secara etimologis, kata "madrasah" dalam kamus besar bahasa Indonesia adalah sekolah atau universitas yang pada umumnya berdasarkan Islam. Madrasah berarti tempat belajar. Kata darasa yang berarti "membaca dan belajar" merupakan akar kata dari kata madrasah. Secara umum penggunaan kata madrasah dalam pengertian sekolah mempunyai arti khusus, yaitu sekolah agama Islam. Madrasah adalah tempat atau wahana tempat siswa belajar dengan maksud agar anak-anak di madrasah melalui proses belajar yang terarah, terbimbing, dan terkendali.

Perwujudan kehidupan moral bagi manusia tidak lain adalah pendidikan, khususnya pengajaran agama. Karena moralitas yang mengikat secara sosial muncul dari agama dan nilai-nilai agama.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun