Keharaman pornografi, bukan hanya untuk para pelaku yang membuat orang bisa melihatnya terpengaruh nafsunya, namun juga bagi orang yang melihatnya sebagaimana firman Allah:
 Artinya:  “Katakanlah kepada orang laki-laki yang beriman: "Hendaklah mereka menahan pandanganya, dan memelihara kemaluannya; yang demikian itu adalah lebih suci bagi mereka, Sesungguhnya Allah Maha mengetahui apa yang mereka perbuat".
Â
Keharaman melihat hal-hal yang berkaitan dengan pornografi, dimaksudkan untuk menjaga diri dari zina, karena mata adalah pintu dari fikiran kotor yang mebuat manusia sibuk di dalamnya dan terpengaruh melakukan zina[13]. Berdasarkan paparan di atas, maka sudah jelaslah aturan Islam mengenai keharaman pornografi, baik bagi pelaku yang membuat ataupun penontonnya sajaÂ
Â
- Potret Mental Pemuda Indonesia akibat pengaruh pornografi
Â
Kemudahan akses pornografi menyebabkan sebagian pemuda negeri ini sering menonton pornografi. Keseringan melihat atau membaca film atau tulisan berbau pornografi seolah menjadi sel kanker pada bagian depan otak yang akhirnya membuat bobrok mental generasi muda. Sehingga seringkali kita temukan dalam berita di berbagai media, kejahatan dan tindakan tidak patut yang dilakukan oleh pemuda[14].Â
Â
Berdasarkan survei yang dilakukan oleh Komisi Nasional Perlindungan Anak pada tahun 2010 bahwa 97% remaja pernah menonton atau mengakses materi pornografi, yang hasilnya adalah 93% remaja pernah berciuman, 62,7% remaja pernah berhubungan badan dan 21% remaja Indonesia telah melakukan aborsi[15]. Tentunya merupakan sebuah kewajaran kalau banyak kejahatan yang dilakukan oleh remaja.
Â
Keadaan mental pemuda di atas menunjukkan jauhnya kehidupan pemuda dari nilai-nilai Al Quran. Kalau kita membuka lembaran lama, Peranan besar pemuda memang hal yang tidak asing lagi dalam sejarah Islam. Mulai dari ‘Ali bin Abi Thalib yang sukses menjadi seorang ‘alim sekaligus panglima perang dalam usia yang relatif muda bahkan menjadi khalifah dalam usia yang relatif muda[16]. Belum lagi Kisah Shalahuddin Al Ayyubi sang pembebas Masjidil Aqsha dan Muhammad Alfatih sang penakluk Konstantinopel[17].