- Pendahuluan
Masih ingatkah dengan kejadian memilukan di Ambon provinsi Maluku? Enam orang anak belia, direnggut kehormatan mereka oleh delapan orang remaja. Menurut berita yang beredar, kedelapan remaja tersebut terpengaruh oleh film porno yang sering kali ditonton di handphone temannya[1]. Kejadian memilukan lain juga dialami oleh seorang anak berusia delapan tahun di Batanghari provinsi Jambi, kehormatannya juga dirampas oleh seorang remaja berinisial AA akibat keseringan menonton video porno[2].Â
Kasus-kasus perbuatan amoral memprihatinkan lainnya akibat menonton video porno sering kali kita jumpai di berbagai media, seperti  televisi, koran dan lain-lain. Rangkaian kasus amoral tersebut membuktikan akan beasarnya bahaya menonton video porno.
Bahaya menonton video porno, telah dibuktikan dalam ilmu kedokteran. Keseringan menonton video porno dapat merusak bagian depan otak sehingga manusia tidak lagi memiliki mental yang baik, karena bagian depan otak adalah pusat kebijaksanaan dan konsentrasi. Parahnya, kerusakan otak akibat menonton video porno belum ditemukan obat penawarnya dari sisi medis[3]. Jika kerusakan ini terus berlanjut, maka kerusakan itu akan membuat otak bagian depan tidak lagi berfungsi sehingga mental pemuda akan mengalami kebobrokan luar biasa.Â
Kerusakan mental yang timbul akibat menonton video porno, tidak ubahnya seperti kerusakan tubuh akibat sel kanker, yang kerap kali menyebabkan organ tubuh manusia tidak lagi berfungsi bahkan kematian. Kalaulah kanker dapat mengakibatkan kematian fisik, maka pornografi dapat menyebabkan kematian jiwa atau mental. Kematian mental akan mebuat manusia layaknya binatang yang tidak memiliki nilai sebagai seorang manusia. Jika manusia yang menjadi binatang itu adalah pemuda, maka akan tiba masanya negeri ini tidak lagi punya harapan pada masa mendatang.
Sebelum kematian mental akibat sel kanker bernama pornografi terjadi, maka perlu dilakukan upaya pengobatan mutakhir sel kanker  dengan terapi. Jika pengobatan kanker fisik menggunakan bahan kimia maka kanker mental dapat diterapi melalui gerakan perubahan mental bernama revolusi mental.
Agar palaksanaan terapi mental sesuai harapan maka harus dilaksanakan sesuai dengan nilai-nilai Maha Benar berdasarkan kalam ilahi dalam kitab suci Al Quran. Dalam makalah ini, akan dikaji lebih lanjut mengenai tuntunan Al Quran dalam melakukan terapi bagi pacandu pornografi melalui sarana keluarga .
- Sekilas tentang Pornografi
 Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia(KBBI),  pornografi dimaknai dalam dua pengertian. Pertama, penggambaran tingkah laku secara erotis dengan lukisan atau tulisan untuk membangkitkan nafsu birahi., kedua, bahan bacaan yg dengan sengaja dan semata-mata dirancang untuk membangkitkan nafsu birahi dalam seks[4].Â
 Dalam bahasa Arab, tidak ditemukan istilah pornografi, namun yang ditemukan hanyalah istilah umum yang mencakup makna dari pornografi yaitu kata  اباØية . yang berasal dari kata Ø¨ÙˆØ yang memiliki beberapa arti, salah satu artinya adalah sesuatu yang terlihat[5] dan arti lainnya adalah perbuatan yang jelas bertentangan dengan agama dan norma kehidupan masyarakat[6]. Maka bila digabungkan pengertiannya adalah penampakan atau tontonan yang bertentangan dengan agama dan norma kehidupan masyarakat.Â
 Pemaknaaan اباØية pada saat ini sering dimaknai sebagai pornografi mengingat begitu maraknya masyarakat terutama pemuda yang menontonnya. Hal ini terbukti dari sebuah buku berjudul Ibahiyyah laisat hallan  merupakan buku kumpulan pengalaman seorang konsuler di sebuah universitas yang menjelaskan tentang ancaman bahaya bagi bangsa-bangsa di seluruh dunia akibat efek negetif pornografi[7] dan  beberapa’ situs berita ternama seperti al jazeera, bbc, wikipedia dan albawaba yang memaknai kata اباØية sebagai pornografi. Pemaknaan demikian juga digunakan oleh situs google.
 Berdasarkan seluruh defenisi di atas, maka  pornografi bukanlah hanya video atau gambar mengenai hubungan suami istri, akan tetapi lebih luas dari itu, yakni segala video, gambar dan tulisan yang dengan sengaja ditujukan untuk memunculkan nafsu birahi pada orang yang melihatnya.