Mohon tunggu...
Muhammad Raafi Aswinaputra
Muhammad Raafi Aswinaputra Mohon Tunggu... Pelajar Sekolah - Hanya seorang pelajar

penikmat kopi

Selanjutnya

Tutup

Politik

Perbandingan Relevansi Antara Pemahaman Kemalisme Attaturk dengan Islamisme Erdogan pada Negara Turki

27 April 2023   16:30 Diperbarui: 27 April 2023   16:32 268
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Turki merupakan negara yang kental kaitannya dengan Islam bahkan proses pengislamisasian di Turki relevan dengan kehidupan sosial dan budaya masyarakatnya. Hanya saja jauh sebelum menganut islamisme saat ini, Turki menganut paham kemalisme yang inti dari ajarannya mensekulerkan Islam dari negaranya. Tepatnya pada tanggal 3 Maret 1924 Musthafa Kemal Ataturk yang seringkali disapa Ataturk secara  resmi menghapus khalifah di bumi Turki. Hal ini dikarenakan kekecewaannya terhadap sistem khalifah dan perkembangan era kala itu di eropa yang sukses dengan memisahkan agama dan negara. Ia memiliki persepsi bahwa kalau Turki mau maju dan juga modern maka tidak ada cara lain selain untuk meniru Barat dengan menerapkan sekularisme juga. 

Pada masa kepemimpinan Attaturk, Turki mencap diri sebagai negara yang sekuler dalam hal ini posisi agama berada pada ruang yang privat dengan di bawah kontrol negara. Bagi Attaturk sekularisme merupakan pilihan yang tepat untuk membawa Turki menjadi lebih baik. Ide tentang sekularisme semakin kuat dikarenakan konstitusi Turki saat itu dikawal oleh militer yang berada di bawah kontrol langsung dari Mustafa Kemal. Militer ini merupakan tangan besi kekuasaan Attaturk untuk mendukung gagasannya. 

Gagasan yang dicetuskan oleh Kemal ini bukan hanya tentang sekularisme, tetapi ada beberapa poin (6 point) yang menjadi nilai kemalis dan dijadikan sebagai paham kemalisme. Berikut merupakan Nilai Kemalisme:

1.Republikanisme; Pada prinsipnya republikanisme ini dibentuk atas dasar untuk menghilangkan penyebab hancurnya kekaisaran Ottoman Turki sebelum kemal serta mendirikan negara nasional yang berdasarkan pondasi kuat. Dalam nilai ini kesatuan serta integrasi masyarakat menjadi prioritas yang utama. 

 

2.Nasionalisme; Dalam pandangan ini Attaturk menjadikan kewarganegaraan yang sama serta tujuan dan cita-cita yang sama dalam lingkup bangsa dan negara sebagai hal pemersatu bukan menggunakan agama dan ras. Prinsip ini didukung dengan beberapa tindakan yaitu dengan cara mengubah kurikulum sekolah, pemurnian bahasa dengan cara pengurangan jumlah kata asal asing, serta yang paling menonjol adalah menolak tujuan Pan-Islam, Pan-Turki, dan Pan-Ottoman dalam kebijakan luar negeri. 

3.Populisme; Dalam hal ini Kemal menegaskan perihal kesamaan dalam hukum, menolak persengketaan kelas serta juga penyalahgunaan kapitalisme. Secara tidak langsung ini merupakan metode pendekatan politik yang memiliki tujuan untuk menarik dukungan masyarakat yang aspirasinya tidak didengar. 

4.Etatisme; Menjadikan negara sebagai pusat dari kekuasaan yang bermaksud untuk menerima campur tangan negara yang memiliki sifat membangun perekonomian masyarakat. 

5.Sekularisme; Nilai yang kental dengan perubahan yang dibawa oleh Kemal. Sekularisme ini memiliki inti agama dan negara memiliki ruangnya masing-masing dan itu dipisahkan. Hal ini diterapkan oleh Kemal karena melihat situasi yang ada di barat menerapkannya dan mengimplementasikannya kepada negara Turki. 

6.Revolusionisme: Dalam pandangan ini Kemal berusaha untuk mengubah Turki pada masa sebelumnya dengan menjadi negara yang sekuler. Perubahan ini terjadi secara revolusi dengan menerima transisi-transisi secara mendadak, ekstrim dan merubah pola-pola kehidupan masyarakat. 

Dibalik proses kemalisme ini dijalankan di negara Turki, ada pandangan yang muncul bahwa hal itu tidak relevan dengan kondisi masyarakat Turki yang memang erat kaitannya dengan agama. Dalam perkembangannya kemalisme ini dilihat telah kehilangan orientasi serta ada beberapa bagian di luar pemerintahan yang berusaha mencoba bermain jalur politik secara sehat. Dalam hal ini dibuktikan dengan momentum kebangkitan politik Islam yang dicetak oleh kalangan menengah muslim dengan mengusung ide-ide Islam serta pendirian partai-partai berbasis Islam. Hanya saja karena dominasi partai penguasa kala itu nasionalis dan sekuler maka banyak partai Islam yang dibekukan karena dianggap tidak sesuai konstitusi. 

Hal itu juga dijadikan sebagai momentum kebangkitan politik Islam oleh kalangan menengah muslim dan pengusung ide-ide Islam disusul pendirian partai-partai berbasis Islam. Meski demikian, dalam perjalanannya demokrasi ala Turki masih saja didominasi oleh Partai penguasa beraliran nasionalis sekuler, mereka cukup berpengaruh di Mahkamah Nasional, pengikut setia almarhum Mustafa Kemal. Akibatnya, banyak partai-partai berideologi Islam dibekukan karena alasan berideologi yang menurut mereka tidak sesuai dengan konstitusi Turki, di sini intervensi militer juga sangat kuat.

Hanya saja perjuangan dalam mengubah Kemalisme menjadi Islamisme di Turki tidak mudah berhenti begitu saja. Murid dari Necmekin Erbakan yaitu Erdogan bersama Abdullah Gul merupakan orang yang memegang tongkat estafet dalam mendirikan partai berbasis Islam. Langkah dan proses pengislamisasian yang dijalankan ini baru saja terbukti melalui partai AKP (Adalet Ve Kalkinmma Partisi, Partai Keadilan dan Pembangunan) yang didirikan pada 2001 dan menang pemilu pada 2002. AKP menjadi partai yang berkuasa di parlemen. Kemenangan Partai AKP terulang kembali pada pemilu 2007 partai AKP itu kembali menang dan Abdullah Gul menjadi Presiden, sedangkan Erdogan menjadi perdana menterinya. 

Dalam kesempatan itu Erdogan mengambil tindakan dalam proses pengislamisasian kembali dengan beberapa kebiasaan lama yaitu pengajaran Al-Quran dan Hadits di sekolah-sekolah negeri di Turki dan juga kebebasan berhijab di kampus-kampus Turki. Melihat hal itu masyarakat menjadi lebih tertarik dan terbukti pada 2011 AKP kembali memenangkan pemilu dan Erdogan kembali menjadi Perdana Menteri. Peristiwa yang mengejutkannya ialah pada pemilu 2014 Erdogan mencalonkan diri sebagai Presiden Turki dan berhasil terpilih pada 10 Agustus 2014. Keberhasilan ini dinilai oleh masyarakat Turki bukan hanya sekadar penghapusan sekularisme semata, melainkan terutama karena islamisasi dan kebijakan-kebijakan berdasarkan Islam yang dicetuskan Erdogan membuat Turki kembali menjadi negara Islam yang sesuai dengan berdasarkan aspirasi masyarakat. 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun