Hal itu juga dijadikan sebagai momentum kebangkitan politik Islam oleh kalangan menengah muslim dan pengusung ide-ide Islam disusul pendirian partai-partai berbasis Islam. Meski demikian, dalam perjalanannya demokrasi ala Turki masih saja didominasi oleh Partai penguasa beraliran nasionalis sekuler, mereka cukup berpengaruh di Mahkamah Nasional, pengikut setia almarhum Mustafa Kemal. Akibatnya, banyak partai-partai berideologi Islam dibekukan karena alasan berideologi yang menurut mereka tidak sesuai dengan konstitusi Turki, di sini intervensi militer juga sangat kuat.
Hanya saja perjuangan dalam mengubah Kemalisme menjadi Islamisme di Turki tidak mudah berhenti begitu saja. Murid dari Necmekin Erbakan yaitu Erdogan bersama Abdullah Gul merupakan orang yang memegang tongkat estafet dalam mendirikan partai berbasis Islam. Langkah dan proses pengislamisasian yang dijalankan ini baru saja terbukti melalui partai AKP (Adalet Ve Kalkinmma Partisi, Partai Keadilan dan Pembangunan) yang didirikan pada 2001 dan menang pemilu pada 2002. AKP menjadi partai yang berkuasa di parlemen. Kemenangan Partai AKP terulang kembali pada pemilu 2007 partai AKP itu kembali menang dan Abdullah Gul menjadi Presiden, sedangkan Erdogan menjadi perdana menterinya.Â
Dalam kesempatan itu Erdogan mengambil tindakan dalam proses pengislamisasian kembali dengan beberapa kebiasaan lama yaitu pengajaran Al-Quran dan Hadits di sekolah-sekolah negeri di Turki dan juga kebebasan berhijab di kampus-kampus Turki. Melihat hal itu masyarakat menjadi lebih tertarik dan terbukti pada 2011 AKP kembali memenangkan pemilu dan Erdogan kembali menjadi Perdana Menteri. Peristiwa yang mengejutkannya ialah pada pemilu 2014 Erdogan mencalonkan diri sebagai Presiden Turki dan berhasil terpilih pada 10 Agustus 2014. Keberhasilan ini dinilai oleh masyarakat Turki bukan hanya sekadar penghapusan sekularisme semata, melainkan terutama karena islamisasi dan kebijakan-kebijakan berdasarkan Islam yang dicetuskan Erdogan membuat Turki kembali menjadi negara Islam yang sesuai dengan berdasarkan aspirasi masyarakat.Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H