Pemilu dan Demokrasi Berbasis Teknologi di Korea Selatan
Belajar dariNegeri ginseng yang kini telah berganti julukan menjadi negeri K-Pop memanglah sangat terkenal dalam industri dunia hiburan. Siapa sih yang tidak mengenal grup band BTS?Â
Tentunya sudah tak asing lagi di benak kita. Namun, ada satu hal yang belum banyak diketahui khalayak, yakni pelaksanaan Pemilihan Umum atau pemilu yang serba maju. Maka tidaklah heran bahwa kualitas demokrasi di negeri tersebut pun berada di papan atas negara-negara asia. Bagaimana sih demokrasi yang baik?Â
Yaitu yang diwujudkan melalui cara pemilihan umum, yang secara metode empirik menggunakan pemungutan suara mayoritas sebagai acuan kemenangan kontestan atau actor politik yang turut serta. Mekanisme pelembagaan atau membuat sebuah kekuasaan menjadi konstitusional disebut dengan Sistem Pemilihan Umum.Â
Sistem tersebut sengaja ditujukan demi menghindari kekuasaan yang absolut dengan sirkulasi kekuasaan yang sudah menjadi barang wajib pada konsep dan pelaksanaan demokrasi.Â
Rose dan Mossawir (1967) mengemukakan, bahwa fungsi pemilu pada dasarnya untuk menentukan pemerintahan secara langsung maupun tidak langsung, sebagai wahana umpan balik antara rakyat dan pemerintah, indikator dukungan rakyat terhadap penguasa, sarana rekrutmen politik, serta alat untuk mempertajam kepekaan pemerintah terhadap tuntutan rakyat.
Pemilihan Umum di Korea Selatan biasanya dipilih Secara prinsip, hak untuk memilih diberikan kepada semua warga negara yang telah mencapai usia tertentu tanpa dibatasi oleh status sosial, pendidikan, properti, ras, kepercayaan, jenis kelamin, dll. Korea selatan mengadopsi pemilihan umum dalam konstitusi konstitusi tahun 1948, dan Konstitusi saat ini menetapkan bahwa pemilihan umum harus diadakan di semua pemilihan, seperti presiden dan anggota parlemen.Â
Pemilihan prinsip dasar Prinsip dasar pemilihan di negara demokratis modern adalah inklusif, bebas, langsung, dan rahasia. Sebagai negara dengan tingkat kesejahteraan diatas rata-rata dan penggunaan teknologi yang dapat dilakukan di semua daerah, Korea Selatan mengandalkan pemanfaatan teknologi informasi hampir dalam setiap penyelenggaraan Pemilu.Â
Tahapan- tahapan dalam pemilu yang memanfaatkan teknologi informasi antara lain; pendaftaran pemilih, pencalonan, kampanye dan penghitungan suara. Efektifitas sistem bagi pendataan penduduk merupakan modal utama dalam penyusunan daftar pemilih yang akurat.Â
Para pemilih dapat melakukan pemilihan di seluruh tempat pemungutan suara (TPS) tanpa harus meyesuaikan lokasi domisili nya karena sudah terintegerasi secara daring dan tidak perlu khawatir akan ketersediaan surat suara karena selalu tersedia pada saat early voting day.
Materi dan metode kampanye dari peserta Pemilu dan kandidat mayoritas menggunakan basis online untuk memengaruhi pilihan pemilih. Praktik kampanye pada fasilitas umum dan ruang publik relatif sedikit jumlahnya karena telah tergantikan oleh media daring.Â
Alat peraga di pinggir jalan seperti spanduk dan baliho, setelah masa tenang KPU akan mengumpulkan alat peraga tersebut dan berkoordinasi dengan departemen pertanian untuk mendaur ulang menjadi barang yang lebih bermanfaat misalnya menjadi karung tanah untuk tanaman.Â
Tempat pemungutan suara mulai dapat diakses oleh konstituen pada pukul enam pagi hingga pukul enam sore. Lokasi TPS biasanya berada di bangunan milik pemerintah, serta ramah terhadap pemilih disabilitas dengan fasilitas yang memadai.Â
Pada saat pemungutan suara, pemilih menerima 7 surat suara untuk semua jenis pemilihan yang dibagi dalam dua tahap.Â
Pertama menerima 3 surat suara dan melakukan penandaan dengan alat yang sudah disediakan dan memasukkan ke kotak suara. Kemudian pada tahap kedua konstituen menerima sejumlah empat surat suara lagi untuk dipilih seperti sebelumnya.Â
Tidak ada celupan jari ke tinta setelah pemungutan selesai, cukup dengan validasi KTP dan identitas lainnya pada saat pendaftaran dengan membubuhkan tanda tangan.Â
Pemanfaatan teknologi sangat terlihat pada saat rekapitulasi suara di TPS. Rekapitulasi surat suara menggunakan mesin penghitung yang dapat langsung merekapitulasi hasil suara dan mengklasifikasi suara tersebut untuk siapa, tentunya dengan akurasi tinggi.Â
Malam hari di setelah hari pemungutan, sudah dapat diketahui siapa pemenang dari Pemilu ini, tentu dari informasi yang cepat dan jaringan teknologi yang luas.Â
Oleh karena itu, Pemilu di Korea selatan memiliki beberapa advantage, yakni 1) Penggunaan teknologi canggih yang efisien dan efektif.Â
2) Kecil kemungkinan terjadi kecurangan karena data calon pemilih akan terverifikasi langsung dengan kartu penduduk yang terdaftar.Â
3) Penyusunan daftar pemilih dapat berlangsung akurat karena menggunakan sistem pendataan penduduk yang baik pula.Â
Dari kelebihan-kelebihan tersebut, Indonesia yang tengah bersiap untuk lepas landas meninggalkan keterbelakangannya harus mencontoh dan menerapkan apa yang dilakukan oleh Korea Selatan. Dengan demikian, kepemiluan yang maju dan efektif dapat membawa dampak politik yang positif bagi bangsa.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H