2.1.4 Akhir Perjalanan Pattimura
   Setelah perjalanan panjang untuk melakukan penyerangan demi penyerangan, Belanda akhirnya mendatangkan pasukan kompeni dari Ambon untuk melawan perlawanan dari rakyat Pattimura. Karena kecerdikan dan strategi perang dari seorang Pattimura membuat Belanda hampir menyerah jika tidak ada bantuan dari Batavia. Karena kehilangan cara untuk menaklukkan pasukan Pattimura, Belanda sampai mengadakan sayembara akan memberikan hadiah 1.000 gulden untuk siapa saja yang berhasil menangkapnya. Hal ini ternyata membuat perjuangan Pattimura bersama rakyat Maluku berakhir. Pengkhiatanan yang berasal dari warganya sendiri, raja negeri Lilibooi, Pati Akoon dan Tuwanakotta. Hingga akhirnya Belanda berhasil menangkapnya di hutan Booi. Kabar penangkapan ini tersiar hingga ke seluruh pelosok negeri dan membuat para pemimpin perang lainnya menjadi target penangkapan selanjutnya. Setelah dibawa menuju Ambon, Pattimura dimasukkan ke dalam penjara untuk diinterogasi, menjalani sidang, hingga dijatuhkan vonis hukuman paling berat terhadapnya karena sebagai seorang pemimpin perang yaitu hukuman gantung. Eksekusi terhadap Pattimura dilaksanakan pada 16 Desember 1817 bertempat di Benteng Victoria, Ambon, Provinsi Maluku.
2.1.5 Â Mendapat Gelar Pahlawan Nasional
   Berkat perjuangan Pattimura bersama para pejuang lainnya, gelar Pahlawan Nasional Indonesia diberikan pada 1973 berdasarkan SK 087/TK/1973 dan tanggal SK 06 November 1973. Selain itu, namanya banyak diabadikan seperti menjadi nama Universitas Pattimura, Bandara Internasional Pattimura di Ambon, KRI Kapitan Pattimura hingga Gambar Mata Uang Republik Indonesia nominal Rp1000,-.
3.1 Kesimpulan
Akhirnya pada tahun 1821 perlawanan maluku dapat dikatakan berakhir. Perlawanan Maluku terjadi lagi pada tahun 1858, 1860, 1864, dan 1866 meskipun tidak seheroik pertempuran 1817. Meskipun Pattimura telah gugur, namun semangat dalam memperjuangkan kemerdekaan yang dimilikinya masih melekat pada Rakyat Maluku. Semangat tersebut terus mereka bawa dan tidak akan pernah padam untuk menembus segala rintangan demi satu tujuan yang mulia yaitu merdeka. Tepat seperti kata - kata terakhir beliau yang mengatakan "Pattimura-Pattimura tua boleh mati tetapi Pattimura-Pattimura muda akan bangkit kembali dan melawan." Hingga akhirnya Seluruh perjuangan mereka terbayarkan dengan terusirnya penjajah dari tanah Indonesia pada tahun 1945.Namanya kini diabadikan untuk Universitas Pattimura dan Bandar Udara Pattimura di Ambon.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H