Tindak tutur berasal dari gabungan dua kata, yaitu tindak yang memiliki arti perbuatan dan tutur yang memiliki arti ucapan atau perkataan. Jadi, tindak tutur adalah sebuah perbuatan kebahasaan yang menghasilkan perkataan antara penutur dan petutur. Penutur adalah orang yang berbicara atau orang yang bertutur, sedangkan petutur adalah orang yang menjadi teman penutur atau orang yang mendengarkan penutur.
Tindak tutur dibagi menjadi tiga, yaitu tindak tutur lokusi, tindak tutur ilokusi, dan tindak tutur perlokusi. Sesuai dengan judulnya, artikel ini akan lebih fokus membahas tindak tutur perlokusi. Apa itu tindak tutur perlokusi? Tindak tutur perlokusi adalah tuturan yang dapat memengaruhi atau memiliki efek kepada teman penutur.
Tindak tutur perlokusi dibagi menjadi lima jenis, yaitu erlokusi representatif, perlokui direktif, perlokusi ekspresif, perlokusi komisif, dan perlokusi deklarasi. Perlokusi representatif adalah tindak tutur yang tuturannya menunjukkan kebenaran sehingga menimbulkan efek kepada mitra penutur. Kemudian perlokusi direktif tuturannya dapat menimbulkan efek sesuai yang dituturkan oleh penutur.
Selanjutnya perlokusi ekspresif tuturannya menimbulkan efek tertentu yang dapat mengevaluasi mitra penutur. Lalu perlokusi komisif tuturannya memberikan efek berupa melaksanakan apa yang yang disebutkan atau dituturkan oleh penutur. Yang terakhir adalah perlokusi deklarasi yang tuturannya menimbulkan efek menciptakan hal baru.
Untuk lebih jelasnya lihat contoh di bawah ini.
1. Perlokusi Representatif
Contoh: "Hari ini pukul 08:00 WIB. telah terjadi kecelakaan antara kereta dan mobil di perlintasan kereta api Poncol." Tuturan di atas dapat menimbulkan efek hati-hati kepada mitra penutur sehingga kejadian tersebut dapat dijadikan pembelajaran ketika hendak menyebrang di perlintasan kereta api.
2. Perlokusi Direktif
Contoh: "Buka perdana kafe Singgah. Ayo, ada promo menarik. Beli satu gratis satu untuk semua varian kopi." Tuturan di atas dapat menimbulkan efek senang kepada mitra penutur karena penutur menawarkan promo beli satu gratis satu untuk semua varian.
3. Perlokusi Ekspresif
Contoh: "Saya ucapkan selamat atas gelar doktornya, Pak." Tuturan di atas dapat menimbulkan efek senang kepada mitra penutur.
4. Perlokusi Komisif
Contoh: "Saya berjanji tidak akan datang telat lagi, Pak." Tuturan tersebut memiliki efek senang kepada mitra penutur karena penutur membuat janji tidak akan datang telat lagi.
5. Perlokusi Deklarasi
Contoh: "Liburan hari ini terpaksa saya batalkan." Tuturan di atas akan menciptakan efek sedih, akan tetapi, bisa saja membuat efek senang. Efek sedih untuk yang benar-benar menunggu momen liburan bersama. Sedangkan efek senang untuk yang tidak berniat dan merasa terpaksa untuk ikut liburan bersama.
Selesai sudah penjelasan mengenai tindak tutur perlokusi. Kesimpulannya adalah tindak tutur perlokusi tuturannya dapat memengaruhi mitra penutur atau dapat menimbulkan efek kepada mitra penutur. Semoga tulisan sederhana ini dapat bermanfaat bagi pembaca.
Referensi
Fatihah, A. C. (2020). Analisis Tindak Tutur Perlokusi dalam Konpers Presiden Soal Covid-19 pada Saluran YouTube CNN Indonesia. Metamorfosis, Volume 13, Nomor 1, April, 1-10.
Octavia, W. (2019). Tindak Tutur Perlokusi dalam Album Lirik Lagu Iwan Fals: Relevansinya Terhadap Pembentukan Karakter. Lingua, Volume XV, Nomor 1, Januari, 1-10. Doi
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H