Mohon tunggu...
MUHAMMAD RYANHIDAYAT
MUHAMMAD RYANHIDAYAT Mohon Tunggu... Guru - MAHASISWA

saya adalah mahasiswa UIN SGD bandung . kuliah di jurursan PAI dan ber tempat tinggal di ujung berung bandung , kegiaan saya sehari-hari yaitu mengajar di DTA nurusyukri sebagai guru al-qu'ran dan hadis

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Pengembangan Variasi Belajar

13 Juli 2023   10:53 Diperbarui: 13 Juli 2023   10:59 470
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

variasi adalah suatu kegiatan guru dalam konteks proses interaksi belajar mengajar yang ditujukan untuk mengatasi kebosanan murid, sehingga dalam situasi belajar mengajar murid senantiasa menunjukan ketekunan, antusiasme serta penuh partisipasi , menghilangkan kebosanan, meningkatkanminat dan keingintahuan siswa,melayani gaya belajar siswa yang beragam, serta meningkatkan kadar keaktifan siswa.Dari definisi diatas bisa ditarik kesimpulan bahwa variasi gaya mengajar adalah pengubahan tingkah laku, sikap dan perbuatan guru dalam konteks belajar mengajar yang bertujuan untuk mengatasi kebosanan siswa, sehingga siswa memiliki minat belajar yangtinggi terhadappelajarannya. Dan ini bisa dibuktikan melalui ketekunan, antusiasme,keaktifan mereka dalam belajar dan mengikuti pelajarannya di kelas. Anak tidak bisadipaksakan untuk terus -menerus memusatkan perhatiannya dalam mengikuti pelajarannya, apalagi jika guru saat mengajar tanpa menggunakan variasi alias monotonyang membuat siswa kurang perhatian, ,mengantuk dan bosan. Untuk mengatasikebosanan siswa tersebut perlu adanya variasi, dalam keterampilan mengadakan variasidalam proses belajar mengajar ada 3 aspek, yaitu : 

a. variasi gaya mengajar

b. variasi dalam menggukanan media

c. variasi dalam interaks antar guru dengan siswa

Pengertian Variasi Mengajar

 Pengertian “variasi” menurut kamus ilmiah populer adalah‟ selingan‟.‟ Selang – seling „atau „pergantian‟. Udin S Winaprata dalam buku karya Pupuh Fathurrohman dan M. Sobry mengartikan” Variasi” sebagai keanekaan yang membuat sesuatu tidak monoton. Variasi dapat berwujud perubahan atau perbedaan – perbedaan yang sengaja diciptakan dibuat untuk memberikan kesan yang unik bagi masing – masing model tersebut. Adapun variasi mengajar merupakan keanekaragaman dalam penyajian kegiatan mengajar.

 Menurut Mulyasa, Variasi dalam pembelajaran adalah perubahan dalam proses kegiatan yang bertujuan untuk meningkatkan motivasi belajar peserta didik, serta mengurangi kejenuhan dan kebosanan.

 Dalam proses pembelajaran untuk mencapai keberhasilan dalam pembelajaran tugasnya guru perlu membuat variasi atau selingan pada suatu jam pelajaran yaitu adanya keanekaragaman dalam penyajian kegiatan belajar. Menggunakan variasi dalam konteks proses belajar mengajar adalah merupakan perbuatan guru dalam konteks belajar mengajar yang bertujuan mengatasi kebosanan siswa, sehingga dalam konteks proses belajarnya siswa senantiasa menunjukkan ketekunan, keantusiasan serta berperan secara aktif. Variasi dianjurkan karena dapat menjaga tingkat perhatian, meningkatkan minat serta mencegah rasa bosan dalam diri siswa. prestasi belajar siswa dapat diperbesar bilamana terdapat cukup variasi guru dapat dikatakan bekerja dengan baik jika ia mampu menguasai variasi sejauh yang ia perlukan. Sebaliknya faktor kebosanan yang disebabkan oleh adanya penyajian kegiatan belajar yang begitu – begitu saja akan tetapi mengakibatkan perhatian, motivasi dan minat siswa terhadap pelajaran dan guru menurun. Untuk itulah diperlukan adanya variasi dalam mengajar.

 Sedangkan menurut Moh Uzer Usman “Variasi adalah kegiatan guru dalam konteks proses interaksi belajar mengajar yang dianjurkan untuk mengatasi kebosanan murid, sehingga dalam situasi belajar mengajar murid senantiasa menunjukkan ketekunan, antuasisme dan penuh partisipasi.4Anissatul Mufarokah,“Variasi mengajar merupakan keterampilan guru di dalam menggunakan bermacam kemampuan untuk mewujudkan tujuan belajar peserta didik sekaligus mengatasi kebosanan dan menimbulkan minat, gairah dan aktivitas belajar yang efektif.

 Dari uraian diatas dapat disimpulkan, bahwa penguasaan variasi dalam mengajar merupakan hal yang wajib dimiliki oleh seorang guru karena dengan adanya variasi seorang guru akan menjaga, merangsang serta menumbuhkan motivasi, minat, dan perhatian dari seorang siswa dalam belajar dikelas sehingga terciptanya prestasi pada diri siswa

 Penguasaan variasi mengajar bagi seorang guru merupakan hal yang penting karena dalam upayahnya untuk memelihara dan meningkatkan mutu kegiatan belajar mengajar yang lebih baik, sehingga tujuan pembelajaran yang sebelumnya sudah direncanakan dapat tercapai.

Tujuan dan Manfaat Variasi Mengajar

 Tujuan dan manfaat penggunaan variasi mengajar menurut Hisbuan, dkk adalah

a Dapat menimbulkan dan meningkatkan perhatian siswa terhadap aspek – aspek belajar mengajar yang relevan.

b Meningkatkan kemungkinan berfungsinya motivasi dan rasa ingin tahu melalui kegiatan penelitian dan penjelajahan.

c Membentuk sikap positif terhadap guru dan sekolah. d Kemungkinan para siswa mendapat pelayanan secara individual sehingga memberikan kemudahan belajar.

e Meningkatkan kadar CBSA (cara belajar siswa aktif)

 Kajian Tentang Kecerdasan Emosional Guru 

  • Pengertian Kecerdasan Emosional

Sebelum membehas lebih jauh tentang kecerdasan emosional, terlebih dahulu akan dijelaskan mengenai pengertian kecerdasan dan emosi. Kecerdasan merupakan suatu kemampuan tertinggi dari jiwa makhluk hidup yang hanya dimiliki oleh manusia. Kecerdasan dimiliki oleh manusia sejak lahir dan kecerdasan ini mempengaruhi kualitas perkembangan individu dalam penyesuaian diri dengan lingkungannya.9 Menurut Goleman, Emosi yang berasal dari bahasa latin movere, berarti menggerakkan atau bergerak, dari asal kata tersebut emosi dapat diartikan sebagai dorongan untuk berindak. Emosi merujuk pada suatu perasaan atau pikiran – pikiran khasnya, suatu keadaan biologis dan psikologi serta serangkaian kecendrungan untuk bertindak. Emosi dapat berupa perasaan amarah, ketakutan, kebahagiaan, cinta, rasa terkejut, jijik dan rasa sedih.

 Kecerdasan emosi adalah kemampuan untuk mengenali, mengolah, dan mengontrol emosi agar anak mampu merespon secara positif setiap kondisi yang merangsang munculnya emosi – emosi ini.Kecerdasan Emosi atau Emotional intelegence merujuk kepada kemampuan mengenali emosi diri, mengelola emosi, memotivasi diri sendiri mengelola emosi orang lain, dan membina hubungan dengan orang lain.

Indikator Kecerdasan Emosional

 a. Mengenali emosi diri Suatu kesadaran dimana kita dapatmengenal perasaan kita seperti apa adanya atau mampu mengendalikan perasaan dari waktu ke waktu. Kesadaran diri ini merupakan kunci utama kecerdasan emosional.

 b. Mengelola emosi Mengenali perasaan sedemikian rupa sehingga perasaan itu cocok atau tepat dalam penggunaanya. Adalah suatu kemampuan yang membantu pembentukan kesadaran diri. Bagaimana cara seseorang mengatur emosinya ketika ia mengalami kecemasan, murung atau kesal.

 c. Memotivasi diri sendiri Mengatur emosi untuk mencapai suatu tujuan tertentu merupakan hal yang sangat mendasar agar kita dapat memusatkan perhatian kita untuk mencapai tujuan dan kreativitas. Orang – orang yang produktif dan efektif dalam hal yang dikerjakan

 d. Mengenali emosi orang lain Bereaksi terhadap perasaan orang lain (empati) dengan respon emosional yang sama dengan perasaan orang tersebut. empati sangat manusiawi. Orang – orang yang memiliki empati akan lebih peka terhadap kebutuhan dan kesusahan orang lain.

 e. Membina hubungan atau interaksi sosial Seni membina hubungan merupakan keterampilan mengelola emosi orang lain. Orang – orang yang terampil dalam kecerdasan sosial dapat menjalin hubungan dengan orang lain dengan cukup lancar, peka membeca reaksi dan perasaan mereka, mampu memimpin dan mengorganisir dan pintar menangani perselisihan yang muncul dalam setiap kegiatan manusia.

Kesimpulan

Keterampilan mengadakan variasi belajar adalah bentuk strategi yang diberikan kepada para plejar agar suasana menjadi lebih evisisen guna untuk mengatsi masalah yang  selama ini dialami olrh peserta didik yaitu mengalami kebosanan dalam aktifitas belajar. Dengan menerapkan variasi belajar siswa akan lebih menjadi aktif dam kereatif saat situasi belajar berlangsung.

            Referensi

  • Arikunto, Suharsini. (2006). Prosedur Penelitian suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: PT Rineka Cipta.
  • Moleong, L. J. (2000). Metode Penelitian Kualitatif. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.
  • Setiawan, E. (2018). Meningkatkan Kemampuan Membaca Awal Al-Qur'an Metode Albana Pada Anak Usia 5-6 Tahun. Al Mudarris, 73.
  • Sudjana, N. (1991). Dasar-Dasar Proses Belajar Mengajar. Bandung: Sinar Baru Algensindo.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun