Oleh: Muhammad Luthfi Hakim
Beberapa bulan yang lalu netizen dihebohkan dengan insta-story artis cantik ZA yang sedang naik daun dan digemari banyak fans. Video yang berdurasi hanya 15 detik tersebut menampilkan kemesraannya dengan ZP, pacarnya. Menjadi viral karena dalam video tersebut menampilkan payudaranya yang diremas oleh kekasihnya tersebut. Meskipun kemudian ia menyadari kesalahannya dan menghapus postingan tersebut, salah seorang netizen berhasil menangkap momen tersebut lantas mengunggahnya kembali di Twitter sampai akhirnya menjadi viral.
Komentar dari netizen pun beragam, meskipun banyak yang menghujat dan mem-bully tindakan tidak senonoh tersebut, banyak pula yang malah memberi dukungan dan semangat terhadap artis cantik kelahiran 21 Juni 2003 Â Â tersebut. Sempat ramai pula beberapa tagar atau hashtag di Twitter yang membela artis kelahiran bogor tersebut dan menjadi trending topik.
Bandingkan dengan vlogger  Youtube, Rahmawati Kekeyi Putri atau lebih dikenal dengan sebagai Kekeyi. Ia dikenal setelah membuat konten tutorial tata rias dengan menggunakan balon untuk menggantikan fungsi beauty blender. Meskipun konten-konten unggahannya positif-positif dan bermanfaat, nyatanya banyak netizen yang menyinyirnya. Mulai dari menyinggung fisiknya yang gemuk dan pendek, hubungan asmaranya yang dianggap settingan, lalu menuduhnya memanfaatkan hujatan menjadi sumber penghasilan, juga yang sempat menjadi kontroversi adalah video musiknya yang berjudul "Kekeyi bukan boneka" yang dianggap plagiasi terhadap lagu "aku bukan boneka" milik penyanyi jebolan Indonesian Idol, Rinni Wulandari.
 Kasus keduanya tentu saja sangat berbeda. ZA ramai setelah muncul video asusilanya. Sementara Kekeyi, makan pentol saja netizen ramai. Namun cara netizen berkomentar terhadap sesuatu agaknya sama, mereka seperti membedakan perlakuan mereka kepada orang yang good looking dan tidak good looking.
 Kasus lainnya adalah Jefri Nichol yang disandingkan dengan Andika eks Kangen Band. Mereka berdua sama-sama pernah terjerat kasus narkoba. Namun tanggapan netizen terhadap mereka sangat berbeda, Jefri Nichol mendapatkan banyak sekali dukungan dari para fansnya seperti salah satu akun yang menyebut "semangat bang ganteng", sementara Andika hanya mendapatkan komentar-komentar negatif dari netizen seperti "udah  jelek, narkoba pula".
Dari contoh di atas mungkin telah dapat kita simpulkan bagaimana looking (penampilan) seseorang hampir sangat menentukan bagaimana penilaian orang lain terhadap dirinya tersebut.
Kembali ke judul "Keadilan Sosial Hanya Dimiliki Rakyat yang Good Looking?". Penulis ingin mencoba mengulik makna sebenarnya dari sila ke-5 Pancasila yang berbunyi  "Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia".
Sila ke-5 dari Pancasila ini memiliki makna antara lain bersikap adil terhadap sesama dan menghargai orang lain. Menumbuhkan kesadaran dalam diri tentang bersikap baik dan adil terhadap sesama. Tanpa memandang ras, suku, golongan, agama, ideologi. Tanpa memandang penampilan fisik orang tersebut. Namun apakah akan sama baik dan adil perlakuannya bila orang tersebut kurang good looking?
 Saya sendiri sering mengalaminya waktu di sekolah dulu. Bagaimana manusia yang mempunyai visual unggul seperti mendapatkan easy access, attention dan segala kemudahan seakan poros semesta tertuju padanya. Bandingkan dengan mereka yang mempunyai visual kurang menarik, seakan tidak ada yang peduli dengan hidupnya. Kalaupun orang itu mendapatkan perhatian, pasti karena ia telah melakukan sebuah kesalahan. Bahkan kadang orang seperti mereka diam saja tetap ada yang mengejek. Lalu di mana letak keadilan sosialnya?
Good looking secara garis besar mempunyai arti ganteng, cantik, menarik, enak dipandang, dan apapun itu yang berhubungan dengan penampilan menarik. Â Standarisasi good looking orang Indonesia kurang lebih hampir sama. Orang yang putih, tidak gemuk, dan mempunyai wajah yang bagus (tidak ada bisul, jerawat, hidung yang tidak pesek, dan gigi yang putih dan rapi) dianggap lebih menarik daripada orang hitam dengan tubuh gemuknya.