Mohon tunggu...
Muhammad NajibFauzan
Muhammad NajibFauzan Mohon Tunggu... Wiraswasta - Content Writer

Berawal dari gemar membaca dan tertarik dengan teknologi, memutuskan saya untuk aktif dalam menulis di blog pribadi

Selanjutnya

Tutup

Worklife Pilihan

Meningkatnya Kultur WFA (Work From Anywhere) Akibat Perkembangan Teknologi

6 Mei 2023   09:05 Diperbarui: 6 Mei 2023   09:02 142
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pengaruh Kebijakan Work from Anywhere (WFA) terhadap Kebiasaan Kerja Generasi Milenial

Bekerja adalah kegiatan yang sangat penting dalam kehidupan manusia, bukan hanya untuk mencari nafkah tetapi juga untuk meningkatkan keterampilan dan kemampuan kita. Namun, dengan berkembangnya teknologi, cara kerja juga mengalami perubahan yang signifikan. Saat ini, Work from Anywhere (WFA) menjadi tren baru yang diadopsi oleh banyak pekerja, terutama kalangan milenial. Bekerja dari mana saja, fleksibel, dan efisien adalah beberapa alasan mengapa budaya WFA semakin populer di kalangan pekerja muda.

Sebelum pandemi COVID-19, bekerja di kantor menjadi hal yang umum dan diterima oleh banyak orang. Namun, pandemi ini telah mengubah cara kerja secara drastis. Banyak perusahaan yang memutuskan untuk mengadopsi kebijakan Work from Home (WFH) sebagai solusi sementara untuk mencegah penyebaran virus. Selama pandemi, banyak pekerja yang terpaksa harus bekerja dari rumah dan harus beradaptasi dengan cara kerja yang baru.

Fleksibilitas dan Waktu yang Lebih Santai

Namun, seiring berjalannya waktu, semakin banyak orang menyadari manfaat dari kultur WFA. Kultur WFA memberikan fleksibilitas bagi pekerja untuk bekerja dari mana saja, baik di rumah, kafe, atau bahkan pantai. Oleh karena itu, kultur WFA sangat diminati oleh kalangan milenial karena memberi kebebasan dalam bekerja dan menyeimbangkan antara pekerjaan dan kehidupan pribadi.

Selain memberikan fleksibilitas, kultur WFA juga memiliki manfaat lain. Misalnya, dapat menghemat biaya transportasi dan waktu sehingga pekerja dapat memanfaatkannya untuk aktivitas lain. Kultur WFA juga dapat meningkatkan produktivitas dan kreativitas, karena bekerja di tempat yang berbeda dapat memicu ide-ide baru dan memberikan perspektif yang berbeda.

Teknologi memainkan peran penting dalam memungkinkan kultur WFA. Aplikasi video conference seperti Zoom, Google Meet, dan Skype memungkinkan pekerja berkomunikasi dengan rekan kerja dan klien dari mana saja. Aplikasi pengatur tugas seperti Trello dan Asana juga membantu pekerja terorganisir dan fokus pada pekerjaan mereka.

Selain itu, teknologi juga memungkinkan pekerja untuk mengakses informasi dan data dari mana saja. Cloud storage seperti Google Drive dan Dropbox memungkinkan pekerja untuk mengakses file mereka dari mana saja dan memudahkan dalam berbagi dokumen dengan rekan kerja. Ini sangat membantu bagi pekerja yang sering bepergian atau bekerja di tempat yang jauh dari kantor.

Manfaat WFA (Work From Anywhere) Bagi Perusahaan

Penerapan kultur WFA tidak hanya memberikan manfaat bagi pekerja, namun juga bagi perusahaan. Dengan mengizinkan pekerja untuk bekerja dari mana saja, perusahaan dapat mengurangi biaya sewa kantor dan infrastruktur. Selain itu, kultur WFA juga memungkinkan perusahaan merekrut pekerja dari seluruh dunia tanpa harus mempertimbangkan lokasi geografis. Dengan demikian, perusahaan memiliki kesempatan untuk menemukan bakat terbaik tanpa terikat oleh batasan geografis. 

Tantangan yang Dihadapi

Sama seperti kebijakan dan inovasi lainnya, kultur WFA juga memiliki tantangan dan risiko yang perlu diperhatikan. Salah satu tantangan utamanya adalah memastikan bahwa pekerja jarak jauh tetap produktif dan dapat memberikan kontribusi yang bermanfaat bagi perusahaan. Hal ini memerlukan manajemen dan pemantauan yang efektif dari para pemimpin dan manajer perusahaan. Selain itu, perusahaan juga harus memastikan bahwa pekerja jarak jauh memiliki infrastruktur yang memadai untuk bekerja secara efektif, seperti koneksi internet yang stabil dan perangkat lunak yang dibutuhkan untuk menyelesaikan tugas.

Sulit dalam Membangun dan Memelihara Budaya Perusahaan

Meskipun memiliki manfaat yang signifikan, kultur WFA juga memiliki tantangan tersendiri dalam membangun dan memelihara budaya perusahaan yang kuat. Interaksi sosial, komunikasi, dan kolaborasi di antara pekerja menjadi dasar dari budaya perusahaan, namun pekerja jarak jauh mungkin merasa kurang terhubung dengan rekan kerja dan budaya perusahaan. Oleh karena itu, perusahaan harus mencari strategi yang tepat untuk membangun budaya perusahaan yang kuat dan mengintegrasikan pekerja jarak jauh ke dalam lingkungan kerja yang ada. Ini memerlukan kesadaran yang kuat dari manajemen dan pemimpin perusahaan untuk memastikan bahwa pekerja jarak jauh tetap merasa terhubung dan terlibat dalam budaya perusahaan.

Risiko Kemanan dan Privasi Lebih Besar

Terlebih lagi, kebijakan WFA dapat menimbulkan risiko yang lebih besar terhadap privasi dan keamanan. Dalam situasi seperti itu, pekerja jarak jauh mungkin terpaksa bekerja dari jaringan yang tidak aman dan dapat rentan terhadap serangan siber. Oleh karena itu, perusahaan harus memastikan bahwa pekerja jarak jauh memiliki perangkat yang aman dan juga memperoleh pelatihan tentang keamanan siber untuk meminimalkan risiko tersebut.

Mempengaruhi Mental dan Fisik Pekerja

Akhirnya, kultur WFA juga bisa mempengaruhi kesejahteraan fisik dan mental pekerja. Beberapa pekerja mungkin merasa kesepian dan terisolasi karena kurangnya interaksi sosial dan dukungan dari rekan kerja. Selain itu, pekerja jarak jauh sering kali menghabiskan lebih banyak waktu di depan komputer dan kurang bergerak, yang dapat berdampak pada kesehatan fisik mereka. Karenanya, perusahaan harus memastikan bahwa pekerja jarak jauh memiliki dukungan dan sumber daya yang memadai untuk menjaga kesejahteraan mereka.

Kesimpulan

Secara keseluruhan, kultur WFA dapat memberikan manfaat bagi perusahaan dan pekerja, namun perlu dipertimbangkan tantangan dan risikonya untuk meminimalkan dampak negatifnya. Dalam era digital yang terus berkembang, kultur WFA dapat menjadi norma di tempat kerja masa depan dan perusahaan harus siap untuk mengatasi perubahan ini dengan bijak dan efektif.

sumber : digimo.my.id

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Worklife Selengkapnya
Lihat Worklife Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun